★★★
Satu minggu berlalu Rumi sudah di perbolehkan pulang sedangkan Lara, dia masih perlu perawatan intensif di rumah sakit tapi dia sudah lelah. Dia pasrah jika harus menghembuskan nafas terakhirnya dirumah bersama Bayu."Mas.. Aku mohon kita pulang saja. Aku tidak butuh obat-obatan ini. Aku sudah lelah mas. Biarkan aku menghabiskan waktu bersamamu" desis Lara, dengan Lirih lagi lemah.
"Gak Lara kamu harus sembuh. Tak banyak yang kita lakukan di rumah" sahut Bayu.
"Kita tidak punya banyak waktu mas, Aku tidak ingin mennyia-nyiakan sisa waktu bersamamu, biarkan aku pergi dari sini mas" pintanya memohon dengan berat hati Bayu izin pada dokter untuk membawa Lara pulang. Dokterpun mengizinkan karna dari tim medis mereka juga sudah kwalahan menangani kasus penyakitnya.
"Saya sudah menerima semuanya dengan ikhlas Dok" ujar Lara pada Dokter saat dokter coba meyakinkan Lara tidak boleh menyerah.
"Baiklah jika neng Lara mau demikian. Saya hanya bisa berdoa ada keajaiban untuk penyembuhan penyakit ini" tutur Dokter, Lara mengangguk pelan dengan binar mata berkaca-kaca.
★★★
"Istirahatlah" desis Bayu merebahkan Lara di atas tempat tidur.
"Makasih ya mas" Lara tersenyum saat Ijah, meletakkan Sheina di sampingnya.Trakt..
Bunyi pintu terhempas kencang. Ella masuk dengan nafas sesak dan tatapan tajam.
"Kamu membawa pelacur ini seatap denganku mas? Apa kamu masih waras?" ucapnya greget. Bayu berdecih sembari berdiri memandang Ella datar.
"Kamu harus nerima dia Ella!" singkatnya, Ella mengepal jemarinya kesal."Gak mas, ini gak benar!"
"Kamu merencanakan kematian untuknya sedangkan dia berikan kehidupan untuk Rumi! Kamu sadar gak sih Ella. Kamu yang tidak waras disini!" bentak Bayu.
"Bagaimanapun kamu harus bisa menerima Lara. Karna jika tidak. Aku akan perkarakan ini Ella tidak peduli kamu istriku atau seorang model sekalipun" tekan Bayu. Kembali menghenyak di tepi ranjang mengelus rambut Lara lembut. Ella mengepal jemarinya kesal. Air matanya merintik dadanya terasa sesak. Tak sanggup melihat kemesra'an suami dengan kekasihnya itu Ella memilih pergi.
Trakt..
Bunyi pintu kamar Ella terkatup kencang. Perlahan ia bersimpuh dibalik pintu meluapkan sesak dada yang memuncak.
"Hiks hiks hiks"
***
Paginya Suara si kecil Sheina menggema di setiap sudut rumah. Setelah semalaman Bayu terjaga menunggu ibunya,sekarang giliran Sheina juga terlihat sangat rewel perlahan ia gendong dan bujuk supaya bayinya itu bisa tenang."Syiits. "
Mendengar keributan itu Ella duduk dengan gusar. Ia coba mengelus pipi Rumi. Yang masih butuh istirahat itu, kesal karna bayinya Lara tak mau diam. Ella mendatangi juga kamar mereka.
"Bisa diam gak sih mas, anak haram itu. Arumi masih perlu istirahat. Kasian dia!" bentak Ella. Bayu tak habis pikir dengan istrinya itu.
"Kalo aku bisa dia juga udah diam dari tadi!" bentak Bayu lagi.
"Sial! Gagal mengirim wanita itu keneraka. Malah sekarang rumah ini terasa seperti neraka!" teriak Ella berlalu pergi melirik Lara yang tengah berbaring lemah. Bayu mencoba abaikan ucapan istrinya itu sembari tetap membujuk Sheina.
Mendengar itu Lara coba beriyak duduk dari rapuhnya, badan yang sudah sangat lemah karna penyakit itu.
"Lara.. Kamu ngapain duduk, udah tidur saja sayang." pinta Bayu mendekat. Lara coba memaksakan senyum dan berucap lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Hati
RomanceMenjadi simpanan Bayu Lara bisa bahagia dan tenang, karna baginya hanya Bayulah kebahagia'annya. setelah nasib Na'as yang ia alami Lara di selamatkan oleh saudagar kebun karet itu hingga menjalin hubungan dengannya, Lantas bagaimana hubungan cinta t...