Lama Bayu melihat raut wajah Bima yang penuh dengan teka teki itu hingga akhirnya pembantu mereka datang membawakan nampan.
"Minumlah" basa Bima melihat dua gelas teh hangat tersaji
"Tak usah saya saya langsung balik saja Bim. Saya pulang dulu, Oh iya bdw kamu tau dari mana? Lara sudah menikah?" tanyanya, serius banget nanya. Bima memandangi wajah Bayu lekat.
"Gadis itu yang bernama Luna, Sebelum menghubungimu dia menyasar alamat ini dulu, yang seperti kamu jabarkan di Videomu waktu itu tentang Lara terakhir kali pergi dari rumah Ibukmu" ujarnya, Bayu terdengar terkekeh.
"Oh, maaf. Aku tak berpikir sejauh itu" singkatnya, Bima hanya bisa memandanginybersimpuh
"Baiklah.. Aku kembali kerumah Ibuk. ada keperluan sama mbak lastri dan kang surya" ujarnya, Bima hanya bisa mengangguk pasti. Sementara itu Lara hanya bisa bersimpuh menata hatinya. Bayu ada di bawah sekarang orang yang ia rindui itu kembali dekat namun ia tak bisa memeluk atau hanya menemuinya. Air mata Lara kembali merintik saat mendengar mesin mobil Bayu berlalu pergi..
"Mas Hiks hiks.." tangisnya tertunduk diantara lututnnya selang 5 menit terdengar pintu kamar terbuka.
Trakt.
Bima berdiri di pintu dengan wajah miris, melihat Lara bersimpuh sembari mata sembab dan merah.
Lara menutup wajahnya kembali menangis sesegukan.
"Mendadak perutku sakit mas" lirihnya coba berdiri, Bima tau betul gundah hati dan air mata yang bercucuran kali ini bukan karna sakitnya tapi malah. Lara sangat tersiksa harus menjauhi Bayu. Bima mendekao tubuh istrinya itu erat dan berkata.
"Sakit.. Saat tak bisa menyentuh cintamu itu walau dia sekarang telah bisa dipandang dari dekat. Sakit saat tak bisa berkelus kesah padanya akan kehamilanmu ini?" desis Bima dengan geram. Lara tertunduk merintikkan air mata.
"Mas, aku mohon tolong mengerti aku. Demi kamu, aku tidak menemuinya" tangisnya pecah, Lara sesegukan membenamkan wajahnya didada Bima.
"Tapi melihat airmatamu itu aku sakit Lara! Tidak adakah sedikit saja tempat dihatimu untukku Lara, aku juga ingin melihat cinta dimatamu" geramnya meremas bahu Lara. Bima melepas cengkramannya takut-takut kalo itu menyakiti istrinya. Lara hanya tertunduk sesegukan menangis.
"Aku benar-benar takjub akan Cinta yang kamu punya" gerutunya beranjak keluar.
***
Tiga bulan berlalu, kandungan Lara semakin hari semakin membesar begitu pula penyakitnya, sekarang Lara sudah bagai mayat hidup yang tak bisa bergerak banyak. Begitu teraniaya dan tersiksanya ia memperjuangkan janin dalam rahimnya. Hingga Bima tidak tega melihat perjuangan Lara. Ia memaksa Lara untuk konsul lagi ke Dokter setelah sekian Lama.
"Saya sudah katakan ini sangat beresiko!" tegas Dokter terdengar berat. Bima melirik Lara yang berbaring tepar.
"Apa Dokter punya jalan lain untuk menyelamatkan ibu dan anak ini dok?"ucapnya cemas, nafas Dokter tampak berat menghenyam di sofa kerjanya.
" Dari awal, saya sudah berikan solusi yang terbaik untuk istri bapak sayangnya bapak tak mendengarkan saya"lirihnya, Bima tertunduk melirik Lara, Matanya berkaca-kaca melihat tubuh wanita itu begitu ringkih, hanya tinggal tulang perutnya yang kian membesar membuat ia seperti sesorang yang kena busung lapar. Air mata Bima merintik juga.
"Dok, dia sudah berjuang sejauh ini.. Apapun keputusan dan hasilnya nanti..." ucapan Bima tercekat oleh tenggorokannya dan berusaha kembali melanjutkan ucapannya dengan merintikkan air mata deras.
"Saya Ikhlas.." ucapnya dengan nafas tersengal, Dokter menghela nafas berat dan coba menghibur Bima.
"Dia tidak mau membunuh anak itu, Aku tidak mau menghancurkan harapannya dok" lirih Bima terdengar saat berat.
"Doakan saja, dia bertahan satu bulan lagi, karna hanya dengan itu kita bisa menyelamatkan ibu dan anak ini, kita bisa ambil bayinya secara premature" jelas Dokter, Bima sedikit bernafas lega, setidaknya penjelasan Dokter itu membawa sedikit kabar bahagia.
***
Lara kembali berbaring di tempat tidurnya, Bima yang setia merawat dan menjaganya dengan baik, duduj manis di samping Lara sembari mengusap wajah yang sudah kisut, menua dan sangat kurus itu. Segala upaya yang iya lakukN untuk penyembuhan Lara tak kunjung jua berhasil. Setelah melap badan Lara dengan air hangat, Bim menyelimutiny, sayup-sayup mata Lara terbuka. Ia coba menarik ujung bibirnya tersenyum dan berkata.
"Mas... Makasih ya? Kamu gak mau ikut saran Dokter. Oh iya mas, ntar kalo seandainya aku pergi meninggalkan seorang anak, kamu bisa kasih sama ibuk di kampung ya, mereka pasti terhibur akan kehadirannya" ujarnya, terdengar lirih dan berat, Bima tertunduk sembari mengelus-ngelus perut Lara.
"Aku yang akan menjaganya" lirih Bima, Lara hanya bisa tersenyum dengan gepulan air mata di sudut mata melihat Bima mengkecup perut besarnya, Sungguh. Lara sudah bisa merubah watak dan sikap menjadi lembut dan penyayang begini. Dia benar-benar menjadi wujuf suami yang begitu oantas untuk Lara. Ketulusan dan sikap dewasanya menyikapu sikap Lara yang selalu merindukan mantan kelasihnya, Bayu sabar menghadapi semua itu.
"Mas, Kamu janji ya. Bakal jadi ayah yang baik untuk anak ini?" lirihnya mengelus tengkuk Bima, Bima mendekat berbaring di samping tubuh Lara dan reflek mendekapnya erat.
"Aku akan menjadi ayah yang baik untuknya, dan aku berharap aku bisa membesarkannya bersamamu" lirih Bima menempelkan jidatnya di kepala Lara, Wanita itu hanya tersenyum hangat merintikkan air mata deras.
"Aku wanita yang buruk mas, Aku sama sekali tan pantas untuk dicintai, setiap detik aku selalu menghkhianatimu dengan perasa'anku" ucapnya, Bima tidak peduli ia mendekap tubuh. Lara erat dan coba meyakinkan Lara.
"Semoga saja kesembuhan berpihak padamu, jika semuanya membaik. Kamu kembali sembuh dan anak itu terbukti anak Bayu. Aku akan merelakanmu pergi" ujarnya, Reflek Lara memeluk Bima erat.
"Makasih mas, hanya saja kenyata'an itu takKan mungkin. Aku akan pergi. Aku titip anakku mas" bisiknya, Bima menghela nafas berat dan coba memeluk tubuh Lara erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Hati
RomanceMenjadi simpanan Bayu Lara bisa bahagia dan tenang, karna baginya hanya Bayulah kebahagia'annya. setelah nasib Na'as yang ia alami Lara di selamatkan oleh saudagar kebun karet itu hingga menjalin hubungan dengannya, Lantas bagaimana hubungan cinta t...