***
" Mas kenapa kamu ajak Aku kesini?"
Tanya Lara tak habis pikir pada Bayu dia membawa Lara menikmati alam terbuka dan menikmati suasana Alam yang indah.
"Kamu butuh hiburan Lara, tak usah mengurung diri terus, aku janji aku bakal selesaikan semua ini. Aku rindu pada Laraku yang dulu yang ceria dan semangat" jelas Bayu, lara tertunduk menyembunyikan muka dengan selendang merah jambu dan syal di lehernya perlahan wanita itu menggeleng.
"Aku sudah tak berguna mas, aku sama sekali tak pantas dapati perlakuan seperti ini" lirihnya merintikkan air mata. Bayu mengusap wajahnya gusar dan kembali meremas bahu wanita yang terlihat kacau begitu, reflek Bayu mengelus pipi yang sudah mulai kusam dan pucat.
"Tolong jangan berpikir seperti itu lagi Ra aku mohon"
Lara sesegukan menangis, Ia terus saja menutup mulutnya agar pekiknya tidak terdengar. Kembali pria itu mendekap Lara erat.
"Aku mencintaimu Lara..." ujarnya mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
"Apa ini mas?" tanya Lara menoleh padanya.
"Untukmu? Sebagai seorang kekasihku. Aku belum berikan apa-apa untukmu?" ujarnya, mata Lara berkaca-kaca melihat juntaian kalung berpermata biru.
"Kalung ini indah sekali mas?" Lirih Lara, Bayu mengkecup pipi Kanan Lara lembut. Dan memasangkan kalun itu di lehernya.
"Buang kalung keberuntungan itu, pasangkan liontin ini di leher mu" titah Bayu. Lara memindahkan kalung giok itu ketangannya dan tersenyum pada Bayu yang memasangkan Liontin dilehernya.
"Kenapa kamu pindahkan ketangan?" tanya Bayu.
"Keberuntungan terbesarku ada mengenalmu mas? aku tidak mau buang kalung ini juga" ucapnya, mata Bayu berkaca-kaca membawa dahi Lara mendekat dan mengkecupnya.
"Aku terasa sangat beruntung didunia ini mas"Malam semakin larut, Mata Bayu tak bisa juga terpejamkan sementara Lara, ia mengurung diri dikamar selain mencoba kuat dengan serangan penyakit di tubuhnya, ia juga tak percaya diri dekat-dekat dengan Bayu.
Trakt.
Bunyi pintu kamar terbuka, Mata Lara sedikit terbuka, ia coba memperbaiki selimutnya dan kembali pura-pura tidur. Tak bicara ataupun membangunkan Lara, Bayu memilih berbaring dan reflek memeluk Lara dari belakang. Melihat derita wanita malang yang hidup sebatang kara itu hati Bayu remuk saat mengingat Lara mengalami beberapa kejadia'an na'as. Terlebih lagi ketulusan dan cinta Lara untuknya, tak adil memang jika Lara mengalami ini semua, pria itu sungguh tak sanggup melihat penderita'an kekasihnya itu berlarut-larut.
"Andai aku tau cara, menyembuhkanmu aku akan lakukan Lara" rintihnya mendekap wanita itu erat. Air mata Lara mengalir hangat melewati batang hidung. Ia coba sembunyikan tangisnya dan diam nyaman akan dekapan pria itu.
Pagi berkunjung, setelah mandi dengan air ramuan mbah karso Lara terasa enakan, Badannya terasa ringan namun bercak hitam dan kerutan di setiap kulit muka dan tubuhnya masih semakin parah, Ia ciba berdiri diteras samping rumah yang ada di lantai dua. Memantau mas Bayu yang tengah sibuk dengan pekerjanya. Sesekali Bayu melambai dengan senyum hangat. Yang mampu membuat hati Lara hangat juga. Tak meu berdiam diri. Ia turun kebawah membuatkan sesuatu untuk seseorang yang ia cintai.
Setelah meracik coffe dan mengemasnya dalam botol Lara tertatih membawanya kedalam kebun. Namun langkahnya terhenti saat ia merasakan seseorang tengah memantau gerak gerik Lara. Dengan sigap Lara menoleh dan membalik secepat kilat ia ikuti wanita yang tengah melarikan diri karna ketahuan.
"Siapa kamu?" teriak Lara. Gadis itu tak hiraukan hingga ia dicegat oleh Bayu. Lara tertatih mengejar Gadis itu. Nafas Lara terengah saat melihat wanita itu di hentikan Bayu.
"Ecca kamu kenapa lari?" tanyanya, Lara melangkah pelan menghampiri.
"Kamu kenal dia mas?aku fikir tadi siapa!" ucap Lara. Ecca mematung melirik kedua orang itu dan bergegas memasukkan ponsel ke saku jacket.
"Aku..anu.." Ecca tampak gugup, Bayu menaiki alisnya.
"Aku bingung mas, Ibukku sakit mas Bima di penjara, aku datang untuk menemui mas Bayu. Sepertinya wanita itu mencurigaiku macam-macam" ujarnya kesal menunjuk Lara.mata lara sedikit terbuka.
"Kamu mengendap-ngendap dalam semak? Kalau mau datang kan bisa langsung ke teras?" ujar Lara nanar. Bayu tampak merangkul pundak Ecca dan membawanya kerumah
"Ya sudah, kamu masuk dulu gih kita bercerita di rumah"
"Gak mas, aku langsung balik aja lagian ibuk sendiri gak ada yang jagainnya" ucapnya melirik Lara sedikit dan pergi berlalu.
"Itu adiknya Bima mas?" tanya Lara, Bayu mengangguk pelan. Bayu tampak menoleh pada Lara.
"Kamu kok keluar ada apa? Harusnya kamu istirahat?"
Lara coba melirik Botol coffe dan mengangkat menghadapkannya Bayu.
"Aku buatkan kamu coffe mas"
"Terima kasih ya sayang, oh iya kembalilah istirahat, aku harus siapkan pekerja'anku dulu"ujarnya mengkecup kening Lara lembut.
"Baik mas"
***
Lara kembali melangkah menuju rumah, namun langkahnya terhenti saat mengingat ucapan Ecca adik Bima tadi, wanita itu merasa bersalah akan pengakuan gadis remaja itu. Sigap ia membalik dan berjalan menuju pemukiman yang lumayan ramai jarak 50 meter Lara menapai jalan utama dan menanyakan rumah Bima pada warga, dengan petunjuk itu Lara sampai juga di rumah Bima, tampak Kasrih yang tengah berbaring lemah di ruang utama Lara mengetuk pintu, wanita paruh baya itu sedikit beriak.
"Permisi.. Ini benar rumahnya Ecca?" tanya Lara, Ecca yang masih sibuk menginfokan Ecca tentang kondisi terbaru Lara. Ia terperanjak mendengar suara Lara diluar. Bergegaa Ecca memasukkannya ke laci dan beranjak keluar.
"Buat apa kamu disini!" bentaknya, mata Lara membulat ekor matanya melirik ibuknya Ecca yang masih tampak bingung.
"Belum puas kamu membuat kami menderita ha... Kau wanita murahan! Berlagak sok suci mempenjarakan abangku!" teriaknya, Buk kasrih juga tampak gemetar matanya sedikit melotot pada Lara.
"Pergi kamu dari sini.." lirih Buk kasrih gemetar, mata Lara berkaca-kaca."Kamu pelacur tak tau diri! apa bedanya Bayu menidurimu dengan Bima anakku ha.. pelacur sama sekali tak pantas membela diri!" geramnya, Ecca reflek mendorong tubuh lemah Lara. keluar.
"Pergi kau sampah!"
Lara tertatih berjalan keluar membungkuk setlah kibasan kasar Ecca menyakiti dadanya.Sayatan ucapan Ecca dan ibunya membuat air mata Lara tak henti-hentinya mengucur deras.
ia baru sadar ia serendah ini, sakit rasanya dipandang hina dan tiada berguna lagi.langkahnya pasti melangkah ke teras dan membuka pintu rumah. ia melirik seisi kamar yang sudah banyak rambut yang berjatuhan karna rontok. mantap Lara mengemasi barang-barangnya selintas ia terpikir untuk memberi pesan pada Bayu.
Mas, maaf. Aku harus pergi, jaga dirimu baik-baik terima kasih untuk hari-hari indah yang telah kamu berikan padaku, aku mencintaimu mas akan selalu begitu. aku seorang simpanan tak kan ada tempat terbaik untuk seorang pelacur. aku ingin pergi membawa laknat ini jauh. kembalilah pada normalnya kehidupanmu membangun keluarga bahagia bersama mba Ella. Salam sayang dariku untuk Arumi...
aku akan mencabut laporanku pada Bima biarkan dia kembali lepas, keluarganya membutuhkannya. tak ada pantasnya aku melaporkan Bima,sedangkan diri ini hanyalah seonggok wanita hina, menggadaikan harga diriku Demi hasratku padamu.
Aku mencintaimu cukup itu saja...biarkan aku hidup dan mati bersama cinta ini.
selesai melipat kertas dan meletakkannya di ranjang, Lara beranjak turun kebawah namun ia merasa mual hingga kembali wanita malang itu muntah di pembuangan air tak sempat membersihkannya Lara berlari kebawah melihat Bayu berjalan menuju rumah. secepat kilat Lara berusaha pergi sembunyi-sembunyi menjauh dari rumah tua yang telah menoreh sejuta kenangan manis itu bersama Bayu.
===================
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Hati
RomanceMenjadi simpanan Bayu Lara bisa bahagia dan tenang, karna baginya hanya Bayulah kebahagia'annya. setelah nasib Na'as yang ia alami Lara di selamatkan oleh saudagar kebun karet itu hingga menjalin hubungan dengannya, Lantas bagaimana hubungan cinta t...