18. Hujan

751 70 2
                                    

Siang itu, Taeyong duduk termenung di bawah pohon rindang di kursi taman. Sedari tadi ia hanya menatap rumput bergoyang yang diterpa angin.

Berulang kali menghela nafas, Taeyong jadi kepikiran tentang Mark. Sesuatu mengganjal hatinya.

Ia ingat kemarin sempat bertemu dengan Yuta. Perkataan itu selalu diingatnya, tidakkah kata - kata itu hanya omong kosong saja.

Bodoh. Untuk apa percaya dengan omongan Yuta yang merupakan musuhnya selama ini.

Namun entah kenapa akhir - akhir ini Taeyong tidak seperti biasanya. Ia selalu saja sedih dan jarang berulah lagi seperti dulu. Hal itu terjadi semenjak Mark memberinya hadiah itu.

"Kenapa harus seperti ini?"

ΔΔΔ

Hari ini Yuta sedang berada di rumah. Ia tidak ingin keluar hari ini. Setelah kebenaran yang diketahuinya mengenai Mark. Tetapi Yuta tidak sanggu berdiam diri saja.

Jika memang benar hidup Mark tidak lama lagi, Yuta hanya punya satu keinginan. Seandainya bisa, Yuta ingin memberikan kenangan terindah untuk terakhir kalinya.

Namun apakah sempat untuk melakukannya?

Yuta berdiri dan menutup jendela kamarnya.

"Hujan?"

Angin dingin yang menyelusup masuk menandakan hujan akan turun sebentar lagi. Awan kelabu di langit mulai menunjukkan tanda - tanda hujan.

Seperti awan itu, Yuta demikian. Awan itu menahan air yang cukup banyak, begitu juga Yuta yang menahan air matanya selama ini.

Rintik hujan gerimis mulai turun. Yuta tidak tahu kenapa hujan turun hari ini. Padahal sebelumnya cuacanya cerah.

"Ku harap aku masih bisa berada di dekatnya."

Sederas - derasnya hujan turun, pasti akan reda. Begitu juga dengan penderitaan itu sendiri. Pasti akan reda suatu saat nanti.

***

Taeyong yang mengetahui bahwa langit yang berubah, ia pun bermaksud untuk berteduh di bawah pohon. Taeyong cukup terlambat jika mencari tempat berteduh, disana tidak ada tempat selain pohon itu.

Untungnya hujan tidak terlalu deras. Taeyong masih bisa berteduh di bawah pohon.

Dulunya, Taeyong sering berpergian bersama Jungwoo. Tapi entah kenapa, Taeyong sendirian hari ini.

"Kira - kira Mark lagi apa ya sekarang?" gumam Taeyong dalam hati.

Mungkin sudah cukup untuk menyesali perbuatannya sebelumnya. Masih ada kesempatan untuk bersama Mark. Tapi Taeyong selalu terpikirkan kalimat yang diucapkan Yuta.

"Kapan hujannya akan reda ya? Aku tidak bisa lama lama berteduh disini."

Tiba - tiba saja ada payung meneduhi dirinya. Taeyong pun terbelalak dan melihat Mark ada di sampingnya sambil tersenyum.

"Kenapa kau sendirian disini?" tanya Mark sambil tersenyum.

"Ah. Itu... Itu... Aku sedang jalan jalan saja. Iya." Taeyong cukup gugup setelah bertemu Mark secara tiba - tiba.

Taeyong terlihat senang ketika ia diteduhi oleh Mark. Rasanya seperti... Ya sudahlah... Cukup sulit untuk dituliskan.

"Kau sedang apa disini?" tanya Taeyong.

Mark semakin senang saja, setelah mengetahui Taeyong tidak menjauhinya lagi.

"Hanya jalan jalan."

"Hujan gini kok jalan jalan?" tanya Taeyong bercanda.

"Hmmm... Entahlah aku pun tidak tahu, hanya ingin kemari saja seperti waktu kecil dulu," ucap Mark dengan polosnya.

Tiba - tiba saja perasaan Taeyong jadi berubah, bukannya senang tapi Taeyong terlihat sedih. Ada satu hal yang mengganjalnya.

"Ada apa?" tanya Mark yang tidak mengerti dengan tingkah Taeyong.

Namun tiba - tiba saja Mark terbatuk - batuk dan kepalanya terasa pusing. Dadanya juga terasa begitu sakit.

Taeyong pun cemas. Bukannya cemas seperti biasanya, Taeyong malah memarahi Mark dengan kasar.

"SEHARUSNYA KAU TIDAK KELUAR HUJAN HUJAN SEPERTI INI, AKIBATNYA KAU SAKIT KAN?!" bentak Taeyong tanpa peduli perasaan Mark.

Seketika saja Taeyong merasa menyesal membentak Mark.

"Kenapa?" tanya Mark pelan.

Taeyong memalingkan wajah dan membelakangi Mark."Karena... Aku..." Taeyong meneteskan air matanya.

"...tidak ingin kehilangan..." lanjut Taeyong. Ia tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Jadi Taeyong sudah tahu dari Yuta mengenai waktu Mark yang tak lama lagi.

Rasanya Mark juga ingin ikut menangis. Namun ia memendung air matanya dan mencoba untuk tidak menangis.

"Lalu kenapa kau menjauhiku?" tanya Mark.

Taeyong tidak sanggup menjawab pertanyaan itu. Mark terbatuk kembali. Mark nampak lemas dan pucat.

"Taeyong, aku harap kau tidak menyesal, ketika kau mencariku aku tidak ada disampingmu saat itu tiba."

Mark pun pergi meninggalkan Taeyong sendirian. Mendengar itu membuatnya terkejut dan bermaksud meminta maaf. Namun terlambat, Mark sudah pergi.
Jadi ia mencoba untuk mengejarnya.

***

Taeyong tiba di depan rumah Mark. Taeyong sampai rela dengan baju yang basah mengejar Mark demi meminta maaf.

Namun sudah terlambat, terlihat Mark yang dibopong oleh Johnny ke dalam mobil bersama Jaehyun. Mereka terlihat panik. Hal itulah yang membuat Taeyong merasa semakin bersalah.

Taeyong hanya bisa melihat wajah pucat Mark yang samar dari kejauhan. Kemudian mobil itu pergi menuju sebuah tempat yang mungkin...

Adalah rumah sakit.

Taeyong menyesal, sungguh menyesal kali ini. Hujan turun semakin lebat saja. Apa yang harus dilakukannya?

"Maafkan aku, Mark."

TBC.

Haiii semua... ^_^
Ada yang masih menunggu kisah ini gak?
Maaf ya jen lama up nya. Karena ada kesibukan lain. Jadi hari ini Jen update lagi tepat mendekati 2 chapter terakhir. Selamat membaca dan semoga kalian suka^_^

smuthiemarkeu_ 30/12/2020

I'am Back [Taemark]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang