Setibanya di rumah sakit, Yuta dan Taeyong menuju ruang dimana Mark dirawat. Sesampainya disana, bukannya disambut oleh sapaan malah disambut dengan pukulan Jaehyun yang mendarat di pipi Taeyong.
Kemudian Jaehyun memegang kerah baju Taeyong dan memukulnya sebagai lampiasan amarahnya karena membiarkan Mark pulang dengan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya waktu itu.
"Gara gara kau Mark-" Jaehyun menangis dan menghentikan pukulannya.
"Sudah cukup Jaehyun, Mark seperti itu karena sakitnya dari dulu bukan salah Taeyong," ucap Johnny.
Lalu Johnny memisahkan mereka. Mereka semua sedih begitu juga Taeyong.
"Maafkan aku."
Taeyong melihat Mark dari jendela. Ia tidak akan menyangka Mark akan seperti itu.
"Lihatlah, dulu dia begitu lugu hingga membuat orang sepertimu berubah. Lalu sekarang Mark-" ucap Yuta.
Suasana hening terjadi. Sampai akhirnya Doyoung keluar dari ruangan rawat Mark.
"Apakah kami boleh masuk?" tanya Jaehyun.
"Ya. Tapi jangan semua masuk ke dalam, sebaiknya bergiliran saja!" ucap Doyoung.
Mereka mengerti dengan hal itu. Jadi mereka harus bergiliran untuk menjenguk Mark ke dalam. Setelah Jaehyun dan Johnny, kini giliran Yuta dan Taeyong untuk menjenguknya.
"Pergilah, jenguklah Mark!"
"Lalu kau, Yuta?" tanya Taeyong.
"Aku setelah kau saja," ucap Yuta sambil tersenyum.
"Yang diinginkan Mark adalah kau, jadi jenguklah," lanjutnya.
Taeyong masuk ke dalam ruangan. Ia mendekati Mark dan duduk di kursi sambil memegang tangan Mark yang dingin.
"Mark, apa kau mendengarku?" bisik Taeyong.
"Maafkan aku, Mark."
"Seandainya bisa, aku ingin melihat bintang bersamamu walapun itu untuk terakhir kalinya. Sadarlah Mark, aku sudah disini. Ayo kita lihat bintang bersama seperti waktu kecil dulu!"
Taeyong meneteskan air matanya karena tidak bisa menahan kesedihannya. Ia tidak tahu Mark akan seperti ini. Seandainya bisa, Taeyong ingin sekali memberikan kenangan terindah yang akan selalu membekas di ingatan Mark.
Namun apa?
Selama ini Mark hanya melihat Taeyong selalu menjauhinya. Terkadang Taeyong dulu sering mengerjainya namun Mark hanya membalasnya dengan senyuman. Kejamnya lagi, Taeyong sampai tidak mengenali sahabat semasa kecilnya.
Setelah mengetahui kebenaran Mark, barulah Taeyong merasa menyesal dan bersalah atas perlakuannya selama ini. Walaupun Taeyong lupa pada Mark, tapi Mark masih selalu ingat bintang kecilnya itu.
Inikah akhirnya?
Tidakkah ada harapan untuk mereka bersatu kembali?
****
Lima hari kemudian...
Jaehyun dan yang lain menunggu di luar. Mark masih saja belum sadar dari komanya.
Malam itu, malam yang penuh bintang. Tidak disangka akan menjadi malam yang menakutkan.
Ketika itu, Mark diperiksa secara berkala oleh dokter dan perawat lainnya. Saat itu seorang perawat berlari dengan panik menemui Doyoung yang sedang berada di ruangannya.
"Pasien semakin kritis dok!"
"Apa?"
Jaehyun dan yang lain tidak sanggup lagi menahan air mata. Mereka harus melihat Mark dipindahkan ke ruang operasi karena harus dilakukan tindakan lebih lanjut mengetahui kondisinya semakin buruk.
Mereka pun berpisah di luar ruangan operasi. Mereka harus menunggu di luar. Mereka semua berharap akan ada keajaiban terjadi. Namun firasat Jaehyun terasa buruk begitu juga yang lainnya.
Firasat seorang kakak terhadap adiknya pastilah benar karena ada hubungan batin yang erat di dalamnya. Taeyong tidak sanggup menerima kenyataan jika Mark harus tiada.
5 jam kemudian...
Doyoung dengan pakaian operasi lengkap keluar dari ruang operasi.
"Bagaimana dengan keadaan Mark?" tanya Johnny.
Mata Doyoung berkaca - kaca. Bibirnya bergetar, rasanya tidak sanggup untuk mengatakannya. Keajaiban itu mungkin masih belum terjadi pada Mark.
"Mark dia-"
Taeyong geleng - geleng kepala dengan air mata yang cukup deras mengalir. Ia tidak terima dengan semua itu. Akhirnya ia pun berlari meninggalkan rumah sakit karena kenyataan yang tidak bisa diterimanya.
Begitupun Jaehyun, ia melangkah mundur dan pergi dari sana. Dirinya dibawa emosi dan kesedihan yang mendalam.
"Tidak mungkin."
"Jaehyun kau mau kemana?" tanya Johnny.
"Jaehyun!!!" teriak Johnny dan mengejarnya.
ΔΔΔ
Dua bulan kemudian....
Seorang lelaki duduk di kursi taman di bawah pohon rindang. Ia tidak lain merupakan Lee Taeyong.
Angin bertiup membuat dedaunan berjatuhan di sekitarnya. Suasana itu yang sedang dinikmati olehnya.
Sudah tiga bulan lamanya Taeyong tidak ada kabar. Bahkan Taeyong tidak pernah terlihat saat pemakaman itu. Mungkin ia masih belum menerima sebuah kenyataan itu atau mungkin sebagai rasa yang sama terhadap Mark?
Taeyong menangkap satu daun yang jatuh. Ia menatapnya dan mengulas senyuman.
Tiba - tiba saja ada seseorang yang menepuk bahunya. Hal itu membuatnya menjatuhkan daun tersebut.
"Taeyong!"
Taeyong menoleh bersamaan dengan tiupan angin yang menghiasi pertemuan mereka.
"Mark?"
Ada apa sebenarnya?
Mark masih hidup?
Benarkah itu?"Kau dari mana saja, Taeyong?"
"Ah tidak. Aku hanya jalan jalan saja," jawab Taeyong.
Mark terlihat kesal dan duduk di samping Taeyong.
"Huh! Tiga bulan tidak memberiku kabar, kemana saja kau?" tanya Mark.
"Hanya saja aku masih belum percaya kalau akhirnya seperti ini. Kau tidak sedih kan?"
"Untuk apa aku sedih. Memangnya kau kira aku hantu begitu?" ucap Mark kesal.
"Hahah... Tentu tidak." Taeyong mengulas senyuman pada Mark.
"Jika kau bahagia, dia pun akan bahagia. Benar kan?" tanya Taeyong pada Mark.
Mark tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Iya."
Keajaiban selalu terjadi pada mereka yang sabar. Namun masih ada hal yang mengganjal. Setiap kisah akan selalu memiliki misteri tersendiri.
Setidaknya mereka masih bisa bersama lagi untuk sekali lagi. Semuanya sudah berakhir. Begitu juga kisah ini.
TBC.
Haii semua^_^
Akhirnya sampai di ending juga. Tapi masih ada satu part lagi yang akan jen publihs yaitu epilog.
Ketemu lagi di epilog~smuthiemarkeu_ 30/12/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Back [Taemark]✓
أدب الهواةSatu - satunya harapan lelaki beralis camar itu adalah bisa lebih lama lagi di dunia ini. ---- Start : 27 April 2020 End : 30 Desember 2020 ©smuthiemarkeu_