Taeyong duduk di teras rumahnya. Taeyong sedari tadi terus memegang dan menatap jam tangan dengan kulit hitam dan emas. Sangat pas dengan nuansa Taeyong.
Taeyong masih berpikir, siapa yang memberinya hadiah. Bahkan ia tahu kesukaan Taeyong. Selain itu, Jungwoo yang merupakan teman lama Taeyong pun tidak pernah tahu hadiah yang disukai dan diinginkan.
Hal itu seperti keajaiban saja baginya. Taeyong menghela nafasnya, mungkin saja hadiah itu adalah hadiah pemberian Mark. Apa itu mungkin?
Hari ini hujan gerimis. Begitu indah jika dilihat dengan perasaan dan secara langsung. Mungkin ini akan jadi saksi, Taeyong akan sebisa mungkin berubah. Karena ia ingin Mark mau memaafkannya. Mungkin inilah yang dinamakan penyesalan.
Taeyong bermaksud untuk jalan – jalan keluar. Ia jadi teringat akan anak manis itu. Mungkin dia ada disana sekarang ini. Taeyong hanya ingin memastikan hal itu.
Taeyong membawa payung pergi ke taman. Hujan semakin deras, sepertinya cuaca kurang bersahabat hari ini. Tapi hal itu bukan halangan buat Taeyong.
•••
Mark mendongkak dan melihat ke arah langit. Mark merasakan rintik hujan yang kian semakin deras. Tapi bagi Mark ini adalah kebahagiaannya sendiri. Ketika hujan, itulah saat dimana ia harus melampiaskan tangisannya.Mark menelentangkan kedua tangannya. Ia menikmati hujan yang turun di dekat taman. Mungkin saat ini Jaehyun sangat cemas dengan keadaan Mark. Tapi Mark tetaplah Mark, ia pasti selalu datang ke taman untuk melihat bintqng ataupun menikmati hujan turun.
Mark melampiaskan segala kesedihan yang ia tahan selama ini. Mark membiarkan air hujan menghanyutkan air matanya, supaya tidak ada yang tahu kesedihan yang sedang ditahannya selama ini.
“Hujan, hanyutkan kesedihanku ini dan air mataku, agar-“
“Tidak ada yang tahu penderitaanku.”
Mark hanya bisa melakukan hal semacam ini daripada menangis di depan mata Jaehyun. Ia tidak ingin membuat Jaehyun juga ikut sedih.
•
Taeyong tiba di taman. Ia melihat Mark yang hujan – hujanan. Tiba – tiba saja rasa cemas itu membuatnya bergerak sendiri untuk memayungi Mark.
Taeyong melangkah dari belakang Mark. Namun Mark tidak tahu ada orang lain di belakangnya. Ia hanya merasakan rintik hujan berhenti menghujaninya.
Mark bermaksud menoleh ke belakang untuk melihat orang yang memayunginya. Namun ia sangat ragu untuk menoleh, sehingga ia berdiri membelakangi orang tersebut.
Tangan Taeyong dengan sendirinya ingin memeluk Mark dari belakang. Taeyong melingkarkan tangan kanannya di leher Mark. Bukan karena bergerak sendiri, mungkin karena hati Taeyong telah luluh dan berubah karena Mark.
Taeyong hampir saja memeluk Mark dari belakang. Namun sesuatu terjadi dan Taeyong tidak bisa memeluk Mark.
“Yuta!” panggil Mark ketika melihat Yuta lewat di depan mata Mark.
“Mark?”
Mark berlari ke arah Yuta meninggalkan Taeyong yang sedari tadi ada di belakangnya dan hampir memeluknya tadi. Kemudian Yuta dan Mark pergi tanpa menyadari keberadaan Taeyong.
Taeyong tidak berhak untuk sedih. Namun entah kenapa ia merasa sangat marah pada dirinya sendiri. Taeyong mengepalkan tangannya.
Mungkin Taeyong sudah terlambat untuk menyesal, ketika Mark sudah tidak memerdulikannya lagi dan memilih bersama Yuta.
Penyesalan Taeyong sudah terlambat untuk saat ini.
TBC.
Jen nulis ini pas lagi hujan nih di rumah, inspirasinya ngalir gitu aja, dan jadilah part ini.
Semoga aja suka :) maaf kalo bagian ini sedikit membuat sedih dan terharu :(Haduh padahal dikit lagi Taeyong meluk Mark eh, malah si Yuta dateng :(
Jangan lupa vote dan komennya ^^
Bye~ ketemu lagi di bagian berikutnya👉smuthiemarkeu_ 10/07/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Back [Taemark]✓
FanfictionSatu - satunya harapan lelaki beralis camar itu adalah bisa lebih lama lagi di dunia ini. ---- Start : 27 April 2020 End : 30 Desember 2020 ©smuthiemarkeu_