15 TALK

9 1 0
                                    

Louis sedikit berubah sejak hari itu. Atau bisa dikatakan berubah sangat drastis dan menyebalkan. Setidaknya itulah yang bisa Ashley tangkap dari perilaku aneh Luois kepadanya.

Terlebih hari ini.

Louis kembali mengurung diri di kamarnya, dan hanya memutuskan keluar jika ingin mengisi perutnya atau mengambil sesuatu dari 'kantor'. Dan hal itu sudah menjadi rutinitasnya selama seminggu ini.

Selain kamar, tempat favoritnya kini adalah taman. Ia akan memilih duduk seharian di bangku kayu dan tidak melakukan apa-apa, kecuali memainkan daun-daun tanaman obat. Bahkan pernah membuat satu jenis tanaman mati karena tangan jahilnya itu. Dan itu sukses membuat Ashley berteriak marah.

Sisanya, Louis tidak melakukan apapun. Bahkan berbicara dengan Ashley, pria itu memilih menghindar sebisa mungkin. Yeah, kecuali jika di dapur tentunya. Karena Ashley selalu mengoceh ini-itu jika membuat sarapan atau pun makan malam.

"Aku serius akan mematahkan tanganmu itu, jika kau berani membunuh tanaman obatku lagi!" Teguran kasar Ashley, sukses membuat Louis menoleh tanpa minat yang kemudian menarik tangannya menjauh dari daun tanaman obat disampingnya itu.

Melihat itu, Ashley memutar mata bosan. Sikap cuek Louis kepadanya, bahkan lebih menyebalkan dibandingkan jika ia sedang berteriak cerewet mengusilinya. Membuat Ashley merasa tidak nyaman.

"Jangan menyuruhku pergi, atau mencoba menghindar dariku lagi, Louis! Sudahi acara galaumu itu, dan mari membicarakan masalahmu. Kau jelas tau, Aku adalah partner yang ideal untuk memecahkan masalah, bukan?!" Ashley mengambil langkah untuk duduk di bangku kayu taman, tepat 5 jengkal dari posisi Louis.

Selama seminggu, Ashley selalu memikirkan cara untuk mengajak Louis berbicara dan menyelesaikan masalahnya itu. Namun, pria itu selalu menghindarinya. Dan memilih mengabaikan kehadirannya akhir-akhir ini. Ashley menjadi sedikit gemas, dengan tingkah pria itu. Jadi kali ini harus berhasil, sebab jika tidak, ia terpaksa menggunakan cara kasar.

"Beruntung, kita tidak mendapatkan misi baru! Aku tidak bisa membayangkan jika harus bekerja sama dengan bocah yang sedang galau! Ck!" Ashley mencoba memancing Louis berbicara. Namun, sepertinya gagal lagi. Karena pria itu hanya bungkam sedari tadi. Menyebalkan.

"I don't understand your problem, Louis. But, let's discuss! Tugas partner saling membantu, kau tau?!" Ashley memilih menatap kearah depan, menikmati pemandangan hutan hijau yang monoton. Yang kini menjadi pemandangan paling menarik untuk Louis.

Ashley menghembuskan nafas, respon Louis masih sama. Diam.

"By the way, Aku menemukan sedikit informasi seminggu yang lalu. Mengenai sejarah Black Sun, kau tau, Aku menemukan nama kecil dari penerus kedua. Kalau tidak salah, namanya adal--"

"Ashley,..."

Ucapan Ashley terpotong oleh seruan Louis yang terkesan dingin. Meski begitu, Ashley tersenyum kecil. Kini Louis kembali berbicara.

"Kau tau," Louis berseru dengan pandangan yang masih belum lepas dari hutan hijau. Ashley yang kini sedang senang pun langsung menatap kearah pria itu dengan semangat.

"Ya? Ada apa? Kalau kau ingin berbicara sekarang, Aku akan mencoba menjadi pendengar yang baik. Percayalah!" Ashley memilih menggeser duduknya dan mendekat kearah Louis. Mata Ashley langsung berbinar ceria. Menunggu penuturan Louis dengan sabar.

"Aku selalu membayangkan kehidupan menyedihkan dunia Atas. Kehidupan mereka yang begitu mudah ditebak dan dikendalikan. Mereka bahkan sangat lemah dan naif. Membuanya sangat mudah dihancurkan!" Louis mendengus merendahkan dengan seringai mengejek di wajahnya yang tampak pucat itu.

THE UNDER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang