Mungkin, malam ini bisa dikategorikan sebagai malam paling menegangkan lagi mendebarkan. Terdengar sedikit berlebihan, tapi itu terbukti dengan sunyinya sorak-sorakan yang tadinya terdengar meriah disana-sini.
Babak terakhir dari games adalah penggunaan Senjata Api seperti yang telah disepakati diawal games. Pemenang dari setiap kubu pun kini sudah berdiri di atas arena dengan pandangan saling membunuh. Membuat penonton terdiam, karena aura kedua orang tersebut terasa begitu mencekam.
Pemenang dari kubu wanita adalah Ashley, yang akan melawan partnernya sendiri—Louis, sebagai pemenang dalam kubu pria. Itulah alasan mengapa tidak ada sorakan penyemangat dari penonton, karena mereka semua lebih daripada tau, jika kedua orang ini sudah memiliki semangat saling membunuh tanpa penyemangat lagi.
"Tidak mengejutkan melihatmu berdiri disini, Miss Boring Ashley!!" Louis menyeringai licik, melihat partnernya benar-benar menjadi lawannya malam ini. Membuatnya merasa sangat bersemangat menarik pelatuk pistolnya.
"Senang melihatmu menjadi lawanku kali ini. Sehingga Aku tak perlu menyuruh orang untuk membunuhmu lagi, karena Aku sendirilah yang akan menghabisimu sialan!" Senyum iblis di bibir merah Ashley kini tercetak sempurna membuat pria di hadapannya itu, merasa geram.
Belum sempat Louis membalas ejekan Ashley, pembawa acara sudah lebih dulu membuka sesi terakhir games. Membuat Ashley dan Louis langsung fokus pada arena.
Kali ini, setiap peserta akan melakukan tembakan, kearah papan target yang sudah disiapkan bermeter-meter jauhnya. Dengan berbagai hambatan dan rintangan yang sudah tersedia di jalur tembakan. Seperti burung merpati yang dibiarkan melintas disana sini, lempengan baja yang muncul secara mendadak, serta bola-bola aneh yang jelas akan mengganggu konsentrasi.
Penilaian akan dilakukan sebanyak 3 kali tembakan. Dengan keakuratan tepat di titik tengah papan target.
Bagi Ashley, itu adalah hal yang sangat mudah. Karena pistol adalah teman bermain-mainnya selama ini. Bahkan sebelum dirinya mengetahui yang namanya ASI. Ashley sudah lahir dengan bakat itu ditanganya.
Lain halnya dengan Louis, mungkin ditingkat kejeniusan dan taktik penyelesaian Misi Spy, dia adalah yang terbaik. Namun, mengenai senjata api, Ashley berada jauh diatasnya. Tapi, rasa cemas semua orang masih belum sirna. Sebab Louis memiliki otak yang jenius, dan itu tidak bisa diabaikan.
Games ini benar-benar antara hidup dan mati sepertinya.
***
Tembakan pertama, hasil kedua belah pihak seri. Membuat Ashley memasang wajah datar tidak suka. Sedangkan Louis sudah menyeringai sombong—yang sialnya sangat menawan itu, membuat para penggemarnya berteriak histeris.
Tembakan kedua, hasilnya tetap seri. Yang sukses membuat Ashley mengumpat kasar, walau hanya bisa didengar oleh Louis yang kini semakin tersenyum lebar dengan sorakan wanita penggemarnya disana-sini, membuat Ashley hampir melayangkan tembakannya kearah mulut mereka karena terlalu berisik.
Tembakan ketiga, Louis sebelumnya sempat berteriak kepada Ashley untuk menyerah saja, karena Louis-lah yang akan memenangkan games murahan ini, katanya. Tentu Ashley memilih untuk diam saja dan mengabaikannya. Karena si bocah pesolek itu hanya ingin membuat konsentrasinya terpecah.
Halang rintang pun semakin menggila, membuat Ashley benar-benar harus fokus untuk melepas tembakan terakhirnya. Karena bagaimana pun juga, ini adalah penentu diantara dirinya dengan si-menyebalkan-Louis.
Peluru Ashley seperti dugaan semua orang, tetap sukses mengenai target. Namun kali ini, tembakan Ashley membunuh 3 burung merpati dan menembus satu lempengan baja. Membuat semua orang takjub dengan kemampuan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNDER WORLD
AcţiuneMenjadi anggota 'World Spy Organization' (WSO) dunia bawah, membuat mereka dikenal sebagai Agent Spy paling handal di masanya. Namun, sejarah diantara keduanya menjadikan mereka sebagai musuh sejak memulai karier sebagai spyker. Sehingga tak heran j...