08 UKRAINA PART 2

8 1 0
                                    

Louis mendengus tidak suka saat mendengar seruan Ashley—pada microphone mereka yang saling terhubung—yang menyuruhnya untuk diam. Wanita itu benar-benar sangat menyebalkan dan tidak peka, jika saat ini dirinya sebenarnya sedikit—Well,.. tidak suka, dengan bocah sialan itu.

Setelah cekcok sedikit dengan Ashley, Louis akhirnya memilih fokus pada lettop di pangkuannya kini.

Saat ini, Louis berada diatas sebuah gedung yang tidak jauh dari gedung parlemen Ukraina. Jika Ashley bertugas mengurus bocah itu, maka ia kini bertugas untuk mengawasi dan menghalangi anggota parlemen agar tidak kembali dengan cepat ke kediamannya hari ini. Setidaknya, hingga Ashley berhasil mengambil chip itu.

Louis terlihat menyunggingkan senyum licik, saat berhasil meng-hack jaringan gedung parlemen. Membuatnya kini bebas bermain-main dengan beberapa orang di gedung itu.

"Mari bermain!!" Seringai licik langsung terbit di wajah tampannya. Membuat siapa saja yang melihatnya akan terjerat pesonannya yang matikan. Dia terlihat menawan dan menakutkan disaat yang bersamaan.

"Kalian pasti suka pilihan musikku ini," Louis kembali berbicara pada udara kosong di depannya, dengan jari jemari yang lentik memainkan keyboard lettop dengan lincah.

Sesaat setelah itu, gedung parlemen yang terlihat damai dan tentram, langsung berubah kacau seketika. Telpon umum di dalam kantor langsung berbunyi bersamaan, diikuti oleh ledakan mesin fotocopy yang memuntahkan ribuan kertas ke udara. Semua orang panik dan terlihat bingung dengan keributan yang terjadi.

Tidak sampai disitu saja, suara pendeteksi kebakaran yang memekakkan telinga langsung berbunyi. Diikuti oleh semburan air otomatis pada langit-langit ruangan. Semua terlihat sangat kacau dan berantakan.

"Oh, yeah!!" Seru senang Louis langsung terdengar. Ia sangat menikmati tugasnya.

***

Ashley kini tiba di sebuah rumah mewah yang besar. Bocah itu, membawahnya masuk sambil memeluk pinggangnya erat. Sehingga Ashley sedikit sulit untuk meneliti letak cctv rumah itu. Walaupun Louis mengatakan sudah mengurus keamanan rumah ini, Ashley tetap menaruh waspada pada hal itu.

"Kamarku ada di lantai tiga, Honey! Lewat sini!" Mereka pun berjalan masuk ke dalam lift, bersyukur karena rumah terlihat sepi dan hanya beberapa pelayan yang tidak terlalu mencurigakan.

"Rumahmu terlihat mengagumkan! Kau tau, Aku menyukai desain interiornya! Selera keluargamu luar biasa," Pancing Ashley kepada targetnya untuk menceritakan mengenai keluarganya.

"Kau benar, daddy memang memiliki selera yang bagus. Hanya saja, daddy sangat menyebalkan akhir-akhir ini! Aku malas membahasnya sekarang!" Bocah itu mendengus tidak suka dengan wajah cemberut yang sangat jelek.

"Kau ada masalah? Ceritakanlah, Aku akan menjadi pendengar yang baik untukmu," Ashley mencoba merayu dengan suara yang lembut. Membuat bocah itu menatap Ashley sejenak. Ia tampak berpikir serius. Namun akhirnya memilih berbicara juga. Saat Ashley menerbitkan senyum manisnya.

"Daddy memintaku untuk berhati-hati ketika bergaul akhir-akhir ini. Sehingga membuatku tidak bisa bertemu dengan teman-temanku lagi. Katanya, sidik jariku untuk password ruangan terkutuk itu akan dia ganti, karena Aku selalu membantahnya. Kau tau?! Dia sangat menyebalkan jika menyangkut masalah itu!" Bocah itu kembali mendengus, tidak menyadari jika Ashley sudah memasang wajah liciknya.

"Itu benar-benar menyebalkan! Aku sangat paham perasaanmu saat ini," Ashley tersenyum penuh perhatian yang berhasil menarik simpati targetnya.

"Jadi, dimana ruang terkutuk itu berada, Honey?" Ashley hanya memerlukan satu jawaban lagi. Maka, semua akan selesai.

THE UNDER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang