09 KOMITMEN DAN LAMARAN

5 1 0
                                    

Ashley mungkin, telah mengalahkan pemain Akrobat terbaik di dunia. Dengan konsentrasi penuh, Ashley melewati setiap jaring laser tersebut dengan penuh kehati-hatian. Meski dalam hati, mengumpat habis-habisan si brengsek Louis Anderson.

"Untuk pertama kalinya, Aku menyesal mengenakan dress seperti ini!" Geram Ashley setelah berhasil melewati 11 jaring laser dengan selamat. Tentu saja, dress yang ia kenakan sangatlah membatasi gerakan tubuh Ashley. Serta sangat rawan, karena memiliki potongan yang sangat minim.

"Oh, shit!" Umpatan Ashley sekali lagi, dressnya kini robek akibat bersentuhan dengan lapisan laser terakhir tadi. Sungguh sangat disayangkan! Itu adalah dress kesayangan Ashley.

Setelah mengatur nafas, Ashley mengabaikan dressnya yang sobek di bagian pinggang dan melangkah kearah meja. Beruntung, karena kaca persegi itu tidak memiliki pengaman apapun.

"Ashley, kau memiliki waktu 1 menit 20 detik untuk meninggalkan ruangan itu! Aku dan Alfa menunggumu di rooftop sekarang!"

"Aku kesana sekarang!" Ashley mengambil semua chip tersebut dan melangkah keluar ruangan. Laser sialan itu sudah menghilang. Berterima kasihlah pada pahlawan kesiangan Louis.

"Seharusnya lebih awal, bodoh!" gerutu Ashley dan berlalu pergi.

***

"Awwwhhh!! Hey, hentikan! Ada apa dengamu, Ashley!!" Louis memegangi kepala bagian belakangnya, dan mundur menghindari Ashley dengan sepatu berhak di tangannya itu. Louis menatap ngeri kearah sepatu sialan itu, yang hampir berhasil mencederai kepalanya.

Saat ini, mereka sudah berada di pesawat yang kini terbang kembali ke markas mereka. Misi hari ini selesai.

"Sedikit hadiah dariku! Kau sudah merobek dressku dengan keterlambatanmu mengenai laser sialan itu!" Desis Ashley kesal dan melempar asal sepatunya.

Penampilan Ashley sangat kacau. Rambut panjangnya dikuncir asal, dress kesayanganya robek, dan sepatu haknya yang lecet karena dipakai berlari ke rooftop tadi.

"Well, kau terlihat sedikit kacau dan...seksi!" Louis berjalan kembali kearah Ashley, yang duduk menikmati minumannya di sofa mereka.

"Sialan!" Sebuah bantal sofa mendarat di wajah Louis dengan mulus.

"Oke, kejadian tadi sungguh diluar dugaan. Wanita tadi adalah tunangan bocah itu! Yah, kau hampir saja ketahuan berduaan dengan calon suami orang," Louis ikut menikmati segelas jus, dan duduk di sofa depan Ashley.

"Dasar player! Itulah mengapa pria seperti kalian, pantas untuk dimusnahkan di bumi ini!" Sembur Ashley sambil memperbaiki tatanan rambutnya.

"Hey, apa maksudmu 'pria seperti kalian'?! Jangan pernah samakan Aku dengan bocah ingusan itu!" Louis memasang wajah tidak terimanya dan menatap tajam Ashley, meminta penjelasan.

"Oh, Louis! Siapapun tau kau adalah player seperti bocah itu. Kau bahkan hampir meniduri semua wanita yang kau ajak kencan!" Ashley kini balas menatap Louis dengan senyum mengejek.

"Well, tidak semuanya! Aku cukup selektif memilih teman tid—lupakan!! Dan jangan pernah samakan Aku dengan bocah itu lagi!" Louis mengalihkan tatapanya kearah lain. Sedikit terganggu melihat wajah Ashley yang menatapnya curiga.

"Kau mungkin bisa menipu semua wanita, tapi tidak denganku!" Ashley berseru angkuh. "Alpa, Please show Louis' s personal list!!" Ucap Ashley yang langsung membuat Louis terkejut.

Deretan foto wanita langsung terpampang jelas memenuhi layar di sekeliling mereka. Foto tersebut memiliki jumlah yang cukup fantastic. Langsung saja Ashley tertawa penuh kemenangan.

"Alpa, Stop right now! Or I will turn off your network!!" Louis berteriak marah, dan seketika foto-foto tersebut menghilang. Louis lalu berbalik menatap Ashley yang masih tertawa puas.

"Itu hanya rekan kerja, Ashley!" ucap Louis berusaha santai. Ia kembali merahi jus apelnya.

"Well, lalu dimana Fotoku kalau begitu?!!" Ashley kembali menyerang Louis yang sangat lucu dengan wajah muaknya.

Louis menutup kedua matanya, mencari ketenangan sesaat. Menghembuskan nafas, dan memilih menatap Ashley kembali.

"Baiklah. Memang apa salahnya jika kami para pria mengencani banyak wanita?!! Aku lebih senang mengatakan, jika itu adalah proses mencari yang terbaik! Itu bukanlah sebuah kejahatan, asal kau tau!" Louis menampilkan seringai andalannya, merasa puas melihat Ashley yang memilih diam kemudian.

"Jelas bukan kejahatan! Tapi itu karena kau pria yang takut berkomitmen!" Ashley berucap serius dan menatap tajam Louis.

"Kau mengatakan Aku takut dengan komitmen? Yang benar saja?!!" Louis tertawa geli mendengar penuturan Ashley. baginya itu adalah hal palinng konyol.

"Terserah!" Ashley memilih berlalu meninggalkan Louis yang kini masih tertawa menyebalkan.

Namun, Louis tiba-tiba terdiam dan meneguk habis jus apelnya. Sorot matanya berubah menjadi sangat serius dan tajam.

"Komitmen?!" Lirihnya.

***

Ashley dan Louis akhirnya tiba di markas, saat jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Namun, ada hal yang berbeda dari biasanya. Lebih tepatnya, Louis yang terlalu pendiam malam ini. Membuat Ashley melirik ingin tau kearah partnernya itu berulang kali.

Bahkan pria berambut abu-abu itu, masih bungkam saat mereka sudah berada di lantai dua. Bersiap untuk masuk ke kamar masing-masing guna beristirahat lebih cepat.

"Hmmm, Ashley?" Panggil Louis secara tiba-tiba saat Ashley sudah menyentuh handel pintu kamarnya.

"Ya?!" Balas Ashley cepat, dan langsung menghadap kearah Louis yang juga tengah berdiri di depan kamarnya di ujung sana. "Kau terlalu pendiam sejak tadi! Well,..membuatku sedikit takut," Lanjut Ashley tersenyum lega, berusaha mencairkan suasana yang canggung.

"Begini,...hmmm, Aku ingin mengatakan sesuatu," Louis kini berjalan mendekat kearah Ashley, yang sedikit bingung melihat tingkahnya itu.

"Hell, Seorang Louis Anderson sedang gugup?!!" Batin Ashley sedikit mengejek.

"Bicaralah! Memangnya kau mengira kita sedang apa sedari tadi?! Ada sesuatu yang terjadi?" Ashley menatap penuh tanya sosok Louis yang kini berdiri gugup didepannya.

Louis memejamkan matanya sesaat, lalu menatap erat kedua mata coklat Ashley dalam keheningan yang ia ciptakan, seakan ingin menyampaikan sesuatu yang sangat serius lagi penting. Ashley hanya bisa diam menunggu, dan diam-diam mengagumi iris abu-abu yang penuh pesona itu.

"Will You Merry Me...?"

"..."

***

SOUTH SULAWESI, MONDAY 05 OCTOBER 2020.



With Love,

Arthropoda17.

THE UNDER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang