"Mr. Tom Lesaren dinyatakan menghilang 10 hari yang lalu, dan terakhir terlihat pada malam hari di kediamannya setelah menghadiri pertemuan mafia Griffen Black di mansion Zealions." Suara Louis terdengar memulai pembahasan misi, dengan tatapan yang sesekali ia edarkan kepada para spyker yang melingkari hologram.
"Menurut kesaksian Istri dan anak-anak mereka, Mr. Lesaren menghilang setelah menerima sebuah telepon dan mengangkatnya di taman belakang rumah, menghindari suara berisik anak-anak mereka. Dan sejak itu, ia tak lagi kembali dan menghilang secara misterius." Semua fokus pada setiap detail yang dipaparkan Louis.
"Kasus ini sempat di tangani oleh kepolisian dunia atas, namun tidak menghasilkan sesuatu bahkan hingga hari ke-10 Mr. Lesaren menghilang." Louis menggeser layar transparan pada hologram, memunculkan sebuah foto korban dan detail lainnya.
"Ini jelas kasus penculikan atau akan menjadi kasus pembunuhan, dilihat dari sulitnya kasus ini terbongkar dan lihainya sang pelaku dalam membersihkan jejak mereka. Tidak akan ada di dunia atas yang bisa melakukan hal seperti Ini, selain seseorang yang berasal dari dunia bawah." Ashley berseru sambil menggerakkan tangannya untuk memperbesar foto lokasi kejadian. Menjelaskan maksud perkataanya tadi. Semua orang mengangguk mengerti dan memperbaiki catatan mereka.
"Kemungkinan besar pelaku berasal dari saingan mafia Griffen Black. Atau mungkin Black Sun sendiri. Tidak ada yang tau bukan?! Dan itu bisa menjelaskan betapa besar resiko misi ini teman," Ron ikut bersuara. Ia menampilakan beberapa detail catatan yang ia rangkum dan melemparnya ke hologram untuk di tampilkan.
"Kau benar Ron! Pelaku bisa berasal dari Griffen Black ataupun Black Sun." Louis mengangguk mengiyakan kesimpulan Ron. "Kasus ini bisa menjadi pisau bermata dua atau bahkan lebih. Perlu kalian ingat, misi ini bisa saja melukai pihak kawan atau pihak lawan dan juga,...kita semua. So, stay careful! " Louis menatap wajah temannya satu persatu.
"Oke, misi kita kali ini adalah untuk mencari tau siapa pelaku dalam penculikan Mr. Lesaren dan apa motif di baliknya!" Louis kembali menggerakkan tangannya, membuat tampilan layar beralih ke tema selanjutnya.
"Aku akan membacakan tugas masing-masing dari kalian. Nec dan Ken Aku minta kalian untuk mencari informasi sebanyak mungkin mengenai Griffen Black terutama sepak terjang Mr. Lesaren di dalamnya!" Louis melempar tatapan kearah dua pria yang berpenampilan cupu, yang memiliki koneksi batin dengan teknologi dan sejenisnya. Saking cintanya mereka dengan hal itu.
"Serahkan kepada kami!" Seru mereka bersamaan dan langsung merahi lettop dengan senyum bahagia di wajahnnya.
"Selanjutnya untuk Berandon dan Nev, kalian perlu mencari informasi senjata ilegal yang diproduksi sekitar seminggu ini. Aku yakin setidaknya mereka menggunakan senjata khusus untuk menangkap korban."
"Itu tidak sulit!" Jawab Berandon dan Nev dengan santai.
"Moris dan Megie, tolong cari tau rumor terbaru yang sedang beredar di pasar gelap dan penyeludupan barang ilegal minggu ini. Kumpulkan sebanyak mungkin, terlebih jika itu mengenai penyerangan!"
"Tentu, itu keahlian kami. Bahkan berita sampah sekalipun, kami bisa mendapatkannya jika kau mau!" Seru si kembar dengan senyum yang sedikit berlebihan.
"Selanjutnya untuk Sandy dan Angel, kalian perlu mendatangi perusahaan Mr. Thomas Zealions di dunia atas. Lakukan penyamaran, dan amati hal mencurigakan tanpa diketahui!"
"Apapun demi kau Louis!" Angel segera menyanggupi dengan suara mendesah yang menjijikan.
"Rose, Brown, Black, dan White, kalian stay di markas untuk membantu Nec dan Ken menyelesaikan pembuatan alat komunikasi terbaru yang akan kita gunakan dalam misi. Selain itu, kalian akan menjadi cadangan anggota jika diantara kita ada yang terluka dalam misi nantinya."
"Itu bagus! Setidaknya Aku bisa merawat warna kuku ku yang baru selesai kucat kemarin," Brown memamerkan jemarinya yang sudah di cat sedemikian rupa. Ditambah dengan Rose yang memamerkan gaun warna warninya.
"Terakhir, Ben dan Jack akan menemaniku bertemu dengan klien dan mengumpulkan informasi tambahan dari sudut pandangnya." Louis menatap Ben dan Jack yang kini mengacungkan jempol mereka. Tanda setuju.
"Ashley akan ikut bersama Ron dan Laura untuk mengecek lokasi terakhir korban, dan menemukan bukti kunci di kediaman Mr. Lesaren. Usahakan untuk menemukan petunjuk, dan jangan melewatkan sesuatu sekecil apapun!" Seru Louis dengan pandangan yang berakhir pada Ashley. Semuanya sudah mendapatkan tugas mereka masing-masing.
"Aku rasa cukup untuk kali ini. Kita kembali berkumpul besok, setelah menemukan sesuatu. Selamat beristirahat!" Tutup Louis.
Semua langsung membubarkan diri, dan beberapa memilih bersantai sejenak sebelum kembali beristirahat di kamar masing-masing. Tidak ada yang pulang hari ini, Misi akan di jalankan beberapa jam kedepan. Membuat mereka harus stay di markas. Misi gabungan memang sekejam itu.
"Kau yakin bisa melewati ini tanpaku, Ashley?!" Louis mengambil tempat duduk di dekat Ashley yang masih saja serius dengan tabletnya. Sementara yang lain sudah membubarkan diri satu persatu.
"Wah, tidak bisa dibayangkan! Harus berpisah dengan partner untuk sebuah misi gabungan," seru Louis berlebihan. Membuat Ashley melempar tatapan terganggu kepada Louis yang kini menatapnya lekat.
"Bukankah yang seharusnya bertanya itu Aku? Apa kau yakin bisa melewati ini tanpa bantuanku, Louis?" Tanya Ashley sedikit mengejek. Ia kini menghadap sepenuhnya kepada Louis yang duduk cukup dekat denganya.
"Kurasa,... tidak. Jadi, bagaimana jika kau ikut saja denganku besok. Father tidak akan keberatan, jika kau mengatakan sebenarnya. Cukup katakana saja, Jika kau tidak bisa bernafas tanpa diriku di sampingmu, hmm?" Louis menaik turunkan alis tebalnya, menggoda Ashley yang kini menatapnya geli.
"Dasar bodoh! Aku tidak akan mempermalukan diriku dengan alasan konyol seperti itu," Ashley tertawa kecil yang sangat jarang dilihat oleh Louis. Mereka hanya sering bertengkar selama ini. Jelas tawa Ashley membuatnya tertegun sejenak.
"Jadi bagaimana kalau malam ini, kau tidur dengaku saja. Kamar kita hanya berjarak beberapa langkah, dan itu akan menyenangkan. Kau tertarik?!" Louis kini memasang wajah memohonnya bagai anak kecil yang meminta sebuah permen.
"Oh, Louis! Bagaimana mungkin kau berpikir Aku akan tertarik, hmm? Apa tinjuku tadi belum cukup membuatmu sadar, sayang?!" Ashley sengaja melembutkan suaranya dan memandang penuh senyum kearah Louis. Ashley kini tau cara membalas Louis menyebalkan itu. Ia hanya perlu balas menggodanya agar pria itu tau rasanya selalu dijahili. Ashley bahkan sudah sangat kebal dengan gombalan recehnya itu.
"Kau kejam Ashley! Bagaimana bisa kau menolakku dengan senyum seperti itu?!" Louis memasang wajah terluka yang berlebihan di wajahnya kini. Membuat Ashley semakin semangat untuk menggodanya. Kedua tangannya pun sengaja ia kalungkan ke leher Louis, membuat pria itu terkejut. Ashley menikmati wajah angkuh Louis yang syok melihat tingkahnya.
"Louis sayang, mungkin semua keinginanmu itu bisa terwujud," Ashley menatap lekat Louis dengan kedua tangan masih berada di leher pria itu. Ia pun mendekat perlahan, membuat Louis menyeringai dan langsung meletakkan kedua tangannya di pinggang Ashley. Mengeratkan pelukan mereka.
"Bernakah?!" Tanya Louis penuh harap. Suaranya pun sudah serak menandakan ia sudah terpancing dengan sikap Ashley itu.
Ashley semakin mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga pria itu dengan suara lembut.
"In your dream!" Ucap Ashley yang sukses membuat Louis membuka kembali matanya yang sudah menutup untuk mencium Ashley.
"Kembali ke kamarmu, Louis! Misi sebentar lagi akan di mulai. Kau butuh tidur setidaknya beberapa jam." Seru Ashley yang sudah beranjak menjauh dari pelukan Louis.
"Ashley—"
"Good Night My Boy!!" Ashley mengacak-acak rambut abu-abu pria itu, dengan gemas. Lalu berlalu meningkalkannya. Membuat Louis terdiam syok di tempatnya.
***
SOUTH SULAWESI, SUNDAY 24 JANUARY 2021.
With Love,
Arthropoda17
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UNDER WORLD
ActionMenjadi anggota 'World Spy Organization' (WSO) dunia bawah, membuat mereka dikenal sebagai Agent Spy paling handal di masanya. Namun, sejarah diantara keduanya menjadikan mereka sebagai musuh sejak memulai karier sebagai spyker. Sehingga tak heran j...