5 - 93 percents stardust, with soul of flames

373 96 4
                                    

Janu cuma punya lima foto di feed-nya: dua foto kucing dan tiga foto bareng teman-temannya. Screams squad energy aloud, pun karena itu Garin menghela nafas.

Berawal dari Janu yang menunggui di teknik sampai dia yang nggak insist apapun waktu Garin menolak diantar balik, Garin jadi sedikit banyak penasaran. Janu sebenarnya orang yang seperti apa? Sometimes dia kelihatan unapproachable: dingin, mukanya galak, tapi Janu juga lempeng, cenderung iya iya aja kayak yes man and seems innocent tho. Maka tidak heran kalau perempuan itu berakhir di situ, di feed instagram januarsab__ yang ramai followers tapi sepi posting. Pun niat Garin, yang sekedar kepo, berubah jadi kekecewaan seiring nggak menemukan seperti apa yang diekspektasikan.

"Rin!"

"Aduh! Apa sih teriak-teriak??!" dengus Garin seiring Senna meneriakinya tepat di samping telinga.

Senna itu teman kampus Garin. Kenal berkat ospek jurusan dan sejak saat itu, secara sepihak, memproklamirkan diri sebagai penghuni kedua kamar kos Garin. Abis doi sering banget nongkrong di situ.

"Ya lo sih, gue ajak ngomong bukannya nyaut malah bengong" balas Senna nggak kalah sewot. "Lagian lo dari tadi tuh ngeliat hapeeeeeee mulu, liat ap-"

Garin langsung mendekap ponsel ke dada begitu kelihatan gelagat Senna yang mau kepo. Senna seketika mendengus dengan julid.

"Dih, kayak ada yang ngechat aja sih lo"

"Dih" Garin ikutan mendecih. "Asal kamu tau ya, banyak yang nge-chat aku tapi nggak aku bales. Nggak penting"

"Sok banget anaknya bapak jendral, bilang aja masih gamon dari Gangga. Ya Allah Rin, si Gangganya aja ud- hmpphhh"

Garin sontak membekap mulut Senna yang memang sering banget khilaf dan berbau Gangga. Apapun kalau ngejekin Garin, pasti ada Gangganya. Padahal Garin udah biasa aja sama Gangga. Tapi memang begitulah kelakuan yang katanya teman.

"Berisik banget sih! Aku tendang juga nih" sungut Garin seraya melepas bekapan dari Senna. Takut kebablasan terus jadi tindak kriminal.

"Gila Garini mainnya kekerasan"

"Bodo" seloroh Garin seraya menarik kecil rambut Senna sebelum melenggang ke kamar mandi.

Garin sempat terkekeh seiring Senna yang mengaduh dramatis tapi euforia kemenangan itu cuma sebentar Garin rasakan seiring Senna yang tiba-tiba berseru,

"Ooooh jadi sekarang januarsab anderskor anderskor, hmmm cukup tau ya"

Garin seketika putar balik dan merebut ponsel yang nyatanya sudah ada di tangan Senna. Mana anaknya cengar-cengir.

"Senna! Sen, aku nggak kasih master ya!"

"Bentar dong Rin, bentar. Gue liatin dulu!"

"Senna!!"

"Bentaaaarrrrrrr"

"SenNAAAA"

"Nah kan!" Senna tiba-tiba menjentikkan jari seiring Garin yang masih kelabakan merebut ponselnya. "Gila banget Garini gebetannya anak hits" tambah Senna yang dengan lempengnya melempar ponsel ke pemiliknya, sambil senyum bulan gosong.

"Rese banget sih anj-"

"Eh nggak boleh ngomong kasar. Gue aduin ayah ya"

"Hngggg" Garin mendengus emosi tapi Senna, seperti biasa, justru tertawa.

"Btw, boleh nih cerita," Senna lantas menaikturunkan alis. "Kenal Janu darimana? Ngaku, lo follow instagram ganteng kan??!" todong Senna yang seketika bikin Garin makin bersungut.

"Apaan sih? Instagram ganteng apaan?"

"Ya itu. Janu. Kan dia pernah masuk instagram ganteng. Ya bareng squadnya sih, tapi tetep aja. It boy Janu"

"It boy Janu?" Garin menaikkan sebelah alis. "Lagian apaan sih instagram ganteng-ganteng gitu. Nih, Pak Jayus, dandan dikit terus foto pake filter juga bisa kali masuk instagram ganteng. Nggak berkredibilitas"

"Dih, skeptis lo" Senna meraup wajah Garin yang langsung dideliki oleh yang punya wajah.

"Tapi Janu emang it boy, Rin. Minimal tingkat gelanggang deh. Anak gelanggang mana sih yang nggak tau Janu? Anak futsal yang kalo senyum kayak bulan sabit. Mana baik banget lagi, hih, gemes banget gue" jelas Senna tapi, kontras dari respon sebelumnya, Garin justru tampak mendengarkan. Low-key, sebenarnya itu yang dari tadi Garin cari. Informasi tentang Janu.

"Makanya nggak heran sih kalo orang-orang pada suka sama Janu. Tapi kalo lo yang kesengsem, saran gue jangan deh"

"Emang kenapa? Dia udah punya cewek?" tanya Garin makin kepo. Topik itu jelas menarik baginya.

"Nggak. Eh nggak tau deng, tapi intinya jangan. Kasian lo-nya, perjuangannya bakal berat. Lo kan gampang bengek"

"Sialan" dan untuk kesekian kalinya Garin mendecih.

Little did Senna know, justru Garin yang menjadi saingan followers Janu yang sebenarnya.





way back home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang