Halo kawan!
Masih inget book ini ga?
Kudunya masih lah yaa, kan daku cuma tidak up sehari .ysj
.
Hari makin siang, maka dari itu Jay ngajakin kesayangannya makan dulu di salah satu foodcourt di sana. Awalnya sih Jay mau ngajakin makan di restoran fine dining gitu biar kayak dating di wetpet syuger dedi-syuger bebi, tapi Jungwon maunya makan di kedai kecil aja. Kedai di ujung foodcourt yang ga rame dan cuma diisi sama meja kursi seadanya.
Katanya, "Mungkin untuk hari ini, mereka yang lebih butuh rejeki dari kita. Makan di sana aja yuk, Kak?"
Dengan tatapan polos khas Jungwon, mana bisa Jay nolak.
Saat keduanya lagi asik makan–of course diselingi adegan suap-suapan yang mengundang iri dengki–tiba-tiba ada cewek yang nyamperin mereka. Tepatnya nyamperin Jay.
"Jay!" panggilnya riang.
Style cewek itu khas bule banget, dengan pakaian ketat plus rok yang lebih sempit dari serbet. Ga lupa pake sepatu hak yang tingginya melebihi anganku.
Cantik banget, batin Jungwon iri.
Yang dipanggil juga ngerespon dengan baik. Bahkan Jay bangun dari kursinya untuk meluk dan bales nyium kedua pipi cewek itu.
Sontak iris Jungwon melebar. Ya iya lah shock. Masa lu bisa tetep biasa aja setelah liat gebetan yang barusan cium pipi lu sekarang malah cium pipi cewek antah berantah??
Cewek cantik itu ngambil kursi dan duduk di sebelah Jay, lalu keduanya asik ngobrol pake bahasa yang ga Jungwon pahami.
Mungkin Jungwon harusnya tau, tapi karena aksen Inggris mereka beda dan terlalu cepet, makanya Jungwon cuma bisa diem aja sambil ngeremet sumpitnya.
"Who's he?" cewek yang ternyata bernama Winter itu ngelirik Jungwon.
"Yang Jungwon," Jay ngedeketin mukanya ke Winter untuk berbisik, "He's mine."
"Whoa, seriously?! I didn't think that he is your type. Do you prefer like a mature and sexy boy or girl, right??"
Jay tersenyum tipis, "Love isn't about your type or a person you desire. But is just simple like who always make you feelin like at home," netra Jay ngelirik cowok manis di depannya itu sekilas, "And he did."
"Well, you look more mature and little bit wise now," kekeh Winter lalu bangkit dari kursinya. "I've to go. Good luck bro!"
"Hm, see ya."
Sementara itu, Jungwon masih aja nunduk dengan bibir yang digigitin. Sumpit kayu yang dia pegang pun udah dipatahin dari tadi. Begitupun garpu plastik yang bernasib sama.
Uwon mah cemburunya barbar.
"Adek?" panggil Jay lembut. "Kenapa sayang?"
"Gak."
"Lohh kok ketus gitu hm?"
"Gapapa."
Untung Jay cepet peka. Cowok itu majuin kursinya biar lebih deket sama si Adek. Tatapnya fokus ke Jungwon yang sekarang sesekali manyunin bibirnya.
"Namanya Winter," terang Jay. "Temen saya di Amerika. Tadi dia cerita tentang liburan dia di sini, masalah kampus, dan obrolan ringan lainnya. Cuma itu kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
gimme yours; jaywon✓
Fanfictionjungwon merasa semesta lagi seneng-senengnya bercanda ke dia sampai ngebiarin dirinya ditaksir sama kasir minimarket cringe.