kue kukus keju

51 9 7
                                    

Yerin baru saja keluar dari toko roti dan terkejut saat ia hampir saja menabrak Lucas yang hendak masuk kedalam.

"Yerin-ah Annyeonghaseyo" sapa Lucas.

"Annyeonghaseyo" Yerin tersenyum sedikit membungkuk.

"Kau habis membeli sesuatu?" Tanya Lucas. Yerin melihat ke plastik yang di pegang nya lalu mengangguk-angguk an kepalanya.

"Aku beli kue kukus keju favorit ku" jawab Yerin.

"Itu juga kue favoritku" seru Lucas antusias.

"Benarkah?" Tanya Yerin. "Kalau begitu kita bisa makan bersama" ujarnya. Lucas mengangguk menyetujui ucapan Yerin.

Yerin dan Lucas akhirnya duduk di depan minimarket. Keduanya sedang asik menikmati kue mereka.

"Yerin-ah tunggulah sebentar, aku akan membeli minum dulu" ujar Lucas. Ia langsung masuk ke dalam minimarket dan keluar membawa dua kaleng minuman. Lucas memberikan satu kaleng untuk Yerin. "Aku tidak tau kau suka rasa apa, jadi aku belikan ini saja" ujarnya.

Yerin tersenyum. "Kau tepat sasaran. Ini juga minuman kesukaanku" ucapnya.

"Wah, kita punya banyak kesamaan ya" seru Lucas. Mereka kemudian terdiam dalam fikiran masing masing.

"Lucas" panggil Yerin.

Lucas menoleh. "Eum?"

"Aku sudah mengatakannya" ucap Yerin.

"Mengatakan apa?" Tanya Lucas.

"Perasaanku. Aku, aku memberitahu Mark tentang perasaanku" jawab Yerin. Lucas terdiam, kemudian tersenyum.

"Kau wanita pemberani" ucap Lucas. Ia menundukkan kepalanya, menatap kaleng minuman yang sedang ia pegang. "Seandainya Yuqi dan Mark mempunyai keberanian seperti dirimu, mungkin aku tidak akan berada di antara mereka" imbuhnya.

Yerin menghela nafas berat. "Apa kita harus benar benar bertahan saat orang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain?" Tanya Yerin.

"Kau bertanya pada siapa?" Tanya Lucas.

"Eum?"

"Kau salah jika bertanya seperti itu padaku, karena kau tau pasti aku tidak mempunyai jawabannya" ucap Lucas. "Aku sendiri tidak tau bagaimana aku harus melewati ini" imbuhnya. Lagi lagi keduanya hanya terdiam dan tenggelam dalam fikiran masing masing.

________________________________________

Setelah bertemu dan mengobrol bersama Lucas di depan minimarket tadi, Yerin pulang dengan berjalan kaki. Yerin menghentikan langkahnya saat ia melihat Sin Bi tepat berada di hadapannya.

"Yerin-ah" panggil Sin Bi. "Ayo bicara" ucapnya. Yerin terdiam, ia kemudian berjalan menuju kursi taman dan duduk disana di ikuti oleh Sin Bi yang duduk di sebelahnya.

"Katakan intinya saja" tukas Yerin. "Jangan meminta maaf lagi, karena aku muak dengan itu. Dan jangan memintaku melepasnya karena aku tidak pernah menahannya" imbuhnya.

"Apa yang bisa ku lakukan selain meminta maaf" ucap Sin Bi. "Yerin-ah, aku mungkin salah. Tapi tidak ada yang bisa menyalahkan perasaan, bahkan jika kau berada di posisiku kau tidak akan menganggap itu kesalahan" imbuhnya.

Yerin tertawa sinis. "Aku bahkan tidak akan mau duduk berdekatan dengan pria jika itu adalah pacar sahabatku" sindirnya. "Aku tidak pernah menyalahkan perasaanmu, aku menyalahkan kalian. Bagaimana kalian bermain di belakangku, bagaimana kalian saling berbagi perasaan, dan bagaimana kalian menutupinya" ucap Yerin.

"Aku minta maaf" ucap Sin Bi akhirnya. Yerin menoleh menatap Sin Bi.

"Sin Bi-ah, ayo berpisah dan berjanjilah kita tidak akan pernah bertemu lagi" ujar Yerin dengan senyuman di bibirnya. Namun siapa sangka, setetes air matanya lolos begitu saja.

"Yerin ...."

"Berjanjilah padaku, kau tidak akan pernah kembali lagi. Pergilah yang jauh, aku benar benar tidak ingin melihatmu lagi" ucap Yerin. Senyum itu tetap terukir di bibirnya walaupun air matanya terus menetes. Yerin menghela nafas lalu menghapus air matanya. "Aku harus pergi sekarang" Yerin bangkit lalu berjalan meninggalkan Sin Bi.

"Kau tau, setiap melihatmu hanya akan membuat ku merasa bersalah. Selama bertahun tahun aku menjadi penghalang diantara dua orang yang saling mencintai, dan sekarang aku melakukannya lagi" batin Yerin yang kembali menangis.

Malam ini, mendung kembali turun di langit Yerin. Ia sedang menangis di kamarnya, memikirkan semua yang terjadi membuat hatinya sakit.

"Tidak ada yang bisa menyalahkan perasaan. Karena saat kau berada di posisi itu, kau tidak akan menganggapnya sebagai kesalahan-Sin Bi"

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang