tersesat

51 6 0
                                    

Setelah makan Yerin, Lucas, dan Mark berjalan keluar menuju mobil mereka.

"Kau akan kemana setelah ini?" Tanya Mark.

"Tidak ada" jawab Lucas.

"Kau tidak pulang ke apartemenmu?" Tanya Yerin. Lucas menggeleng.

"Lalu Yuqi?" Tanya Mark yang seketika langsung membuat Yerin menoleh menatapnya.

"Kenapa dengan Yuqi? Dia bisa sendirian" ujar Lucas.

"Kau meninggalkan Yuqi sendirian?" Tanya Mark. Lucas mengangguk, lagi lagi keduanya saling beradu tatap. "Tapi kenapa?" Tanya Mark.

"Tidak ada apa apa, kalau kau khawatir kenapa tidak kau temani saja dia?" Tanya Lucas. Mendengar itu Mark langsung menatap Yerin yang sedari tadi terus menatapnya.

"Kau sudah gila?" Tanya Mark yang tiba tiba menjadi kesal.

Lucas tertawa renyah. "Santai man" ujarnya. Seketika air mukanya langsung berubah. "Kau bisa mengambil apapun yang kau mau, tapi jangan cintaku" ucap Lucas.

"Luc ...." Ucapan Yerin terpotong.

"Kau membuat ku ingin terus tertawa, bagaimana rasanya bermain di belakang?" Tanya Lucas dengan smirknya.

"Kau berfikir aku akan mengambil cintamu?" Tanya Mark heran. "Kau fikir aku gila?" Tanya Mark lagi.

"Kau tau berapa lama aku menyembunyikan rahasia kalian ini?" Tanya Lucas. "Mark ... Pergi yang jauh, demi aku" ucap Lucas yang langsung meninggalkan tempatnya.

Yerin tidak bisa berfikir jernih lagi. Tiba tiba hatinya begitu sakit melihat Lucas mengingat dia juga pernah berada pada posisi itu.

"Yerin" panggil Mark. Yerin tidak menjawab atau sekedar menoleh. "Yerin, maaf tapi ...." Mark berhenti bicara saat Yerin menoleh lalu tersenyum. Ia menggeleng pelan.

"Kenapa kau minta maaf? Ini bukan salahmu" ujar Yerin. "Ayo kita pulang" ajak Yerin yang berjalan duluan.

____________________________________


Yerin turun dan berjalan menghampiri ayah dan ibunya. Ia kemudian duduk di sebelah sang ayah.

"Sudah bangun?" Tanya tuan Jung. Yerin mengangguk.

"Kapan kamu sidang skripsi?" Tanya nyonya Jung.

"Bulan depan" jawab Yerin. Tuan Jung sedikit berfikir. "Wae?" Tanya Yerin saat melihat sang ayah tengah memikirkan sesuatu.

"Bagaimana dengan pernikahan mu?" Tanya tuan Jung.

"Bagaimana apanya?" Sahut nyonya Jung sembari berjalan membawa dua piring nasi goreng.

"Tidak maksudku, pernikahannya sesudah sidang atau sebelum" ujar tuan Jung.

"Sesudah" sahut Yerin. Nyonya Jung datang membawa sepiring nasi goreng lagi lalu duduk di sebelah Yerin.

"Itu bagus" ucap tuan Jung. Nyonya Jung mengangguk setuju.

"Bagaimana hubungan mu dengan Mark?" Tanya nyonya Jung. Yerin yang sedang makan langsung berhenti mengunyah.

"Baik baik saja" jawab Yerin.

"Bagus lah" ucap nyonya Jung dengan senyum merekah. Ketiganya menikmati sarapan bersama lagi pagi ini.

Yerin sudah sampai di kampusnya, ia berjalan menuju kelasnya. Hari ini dia tidak membawa mobil karena ia akan mengerjakan tugas dengan teman temannya.

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang