Menyusul Yerin

61 7 2
                                    

Setelah mendapatkan kabar dari Yerin, Mark langsung bergegas pergi untuk menyusul Yerin dan teman temannya. Diperjalanan Mark terus berdoa agar Yerin dan teman temannya baik baik saja. Mark mengambil ponselnya lalu kembali menelepon Yerin.

"Yoboseyo" suara Yerin terdengar.

"Kalian baik baik saja kan?" Tanya Mark.

"Eung semua masih aman" jawab Yerin. "Mark kau seharusnya tidak perlu menjemput ku, hari sudah hampir gelap" ujar Yerin.

"Kau tau hari sudah hampir gelap? Lalu kenapa kau membuatku khawatir seperti ini? Bagaimana bisa kalian tersesat?" Omel Mark. Yerin hanya terdiam dengan mata yang bergerak memperhatikan temannya satu per satu.

"Lalu kau mau aku bagaimana? Aku kan sudah bilang kau tidak perlu menjemput ku jika kau keberatan, kenapa harus marah?" Tanya Yerin.

Mark menghela nafas. "Aku tidak marah Yerin, aku hanya khawatir" jawab Mark. "Baiklah tunggu disana, beruntung sinyal disana bagus jadi kau bisa mengabari ku, kalau tidak mungkin kalian akan di makan binatang buas jika bermalam disana" ujar Mark.

"Ya! Jaga bicaramu, kau membuatku takut" ucap Yerin kesal. Mark tertawa kecil.

"Baiklah jangan bergerak dari sana bahkan selangkah pun jangan, kau dengar?" Tanya Mark.

"Eung, aku mendengar mu" ucap Yerin. "Baiklah akan ku matikan ...."

"Jangan!" Cegah Mark.

"Kenapa?" Tanya Yerin.

"Begini lebih membuatku tenang karena bisa mendengar suaramu" jawab Mark.

Senyum Yerin mengembang. "Ya, bisa bisanya kau seperti ini" ujar Yerin.

"Aku hanya mencoba membuatmu lebih tenang, jangan panik. Kau mengerti?" Tanya Mark.

"Sangat mengerti, baiklah tuan muda cepat kesini atau calon istrimu akan dimakan binatang buas nanti" ucap Yerin.

"Ya! Yerin-ah kau membuatku takut" suara Haechan menyaut.

"Bisa bisanya dia bicara begitu" sahut Jeno.

"Aish, sudah tidurlah sana!" Ucap Yerin. Mark lagi lagi tertawa.

"Aku sudah dekat, bisa kirimkan lagi lokasi kalian?" Pinta Mark.

"Baiklah, aku matikan dan akan ku kirim" ucap Yerin yang langsung mematikan teleponnya dan langsung mengirimkan lokasinya dan juga teman temannya.

__________________________________

Yerin dan teman temannya masih terdiam dengan fikiran masing masing. Umji sudah tertidur di pundak Jeno, sedangkan Haechan dan Xiaojun sedang main batu gunting kertas. Yerin hanya menghela nafas, jantungnya berdegup kencang kala menyadari hari sudah malam. Tidak ada satupun dari mereka yang mengabari orang tuanya karena tidak ingin orang tuanya khawatir. Yerin menoleh saat menyadari ada sorot lampu mobil yang semakin mendekat. Yerin hendak membuka pintu tapi tangan Xiaojun menahannya.

"Kau mau kemana?" Tanya Xiaojun.

"Aku mau mengecek itu siapa" jawab Yerin.

"Kau gila? Bagaimana jika dia akan menangkap mu?" Tanya Haechan. Xiaojun mengangguk setuju. Yerin terdiam, benar juga. Ia bahkan tidak tau itu siapa. Ketiganya terus memperhatikan seseorang yang turun dari mobil itu dan mendekati mobil mereka.

"Ya! Kau membuatku geli!" Tukas Xiaojun karena Haechan terus memeluk lengannya.

"Untuk malam ini, biarkan aku berada di sisimu, oke?" Ucap Haechan.

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang