bahas jodoh

82 14 2
                                    

Yerin sedang menikmati sarapan bersama dengan ibu dan ayahnya. Suasana masih sama seperti biasanya. Meja makan itu selalu di selingi tawa dan canda.

"Yerin-ah" panggil sang ayah. Yerin yang sedang mengunyah hanya menoleh menatap sang ayah. "Kau telan dulu makananmu" ucap sang ayah saat melihat pipi Yerin yang sudah mengembang karena mulutnya yang sudah di penuhi makanan. Yerin mengunyah dengan cepat dan langsung menelannya.

"Bagaimana dengan pembicaraan kita waktu itu?" Tanya sang ayah. Yerin sedikit berfikir.

"Pembicaraan apa?" Tanya Yerin. "Ohoho soal S2 ku ya?" Tanya Yerin antusias. Ayah dan ibunya saling menatap.

"Bukan" jawab sang ibu.

"Lalu?" Tanya Yerin.

"Soal perjodohan" jawab sang ayah. Yerin langsung terdiam dan seketika senyumnya menghilang.

"Yerin-ah, kau bisa tetap kuliah walaupun sudah menikah" ucap sang ibu.

"Perjodohan lagi?" Tanya Yerin yang sudah muak dengan kata itu. "Bagaimana bisa kalian melakukan ini padaku? Kalian menggunakan aku untuk kepentingan bisnis kalian" imbuhnya. Ia kemudian menghela nafas.

"Perjodohan ini sudah ada bahkan sebelum kau lahir" sahut sang ibu. "Dia laki laki yang baik dan juga sopan, dia juga berasal dari keluarga terpandang, apa yang membuatmu menolak menikah dengannya?" Tanya sang ibu.

"Karena aku sudah punya pacar" jawab Yerin.

"Mingyu bukan pria baik baik" ujar sang ayah.

"Bagaimana ayah tau? Ayah bahkan tidak pernah bicara padanya" ucap Yerin kesal. "Ibu juga begitu, ibu bilang dia tidak seperti yang kita lihat. Aku bahkan tidak pernah melihatnya marah" imbuhnya. Yerin kemudian bangkit dari duduknya. "Aku sudah kenyang" ucapnya. setelah itu Yerin mengambil tasnya dan bergegas pergi.

Di dalam mobil, Yerin terus menggerutu kesal karena orang tuanya yang terus membahas tentang perjodohan. Ia kemudian memasang ear phone nya kemudian menghubungi seseorang.

"Halo"

"Kakak sibuk?" Tanya Yerin.

"Sedikit, kenapa?" Tanya Mingyu.

"Tidak ada, aku hanya rindu" jawab Yerin. "Hari ini setelah pulang kuliah aku akan mengajak Sin Bi makan diluar" ucap Yerin.

"Wah, begitu? Kalian ingin bersenang senang tanpa aku" ucap Mingyu. Yerin tertawa.

"Kakak juga akan ikut kan?" Tanya Yerin.

"O, baiklah. Setelah mengajar, kakak akan menyusul kalian" ucap Mingyu. "Kakak matikan ya, sampai jumpa" ucapnya. Setelah itu sambungan terputus. Yerin kembali melajukan mobilnya.

__________________________

Mark duduk di sebuah cafe dan menikmati jus semangka kesukaannya. Matanya terfokus pada seorang wanita yang tidak asing dimatanya. Tapi kemudian seseorang duduk di depannya dan mengalihkan pandangannya.

"Sudah menunggu lama?" Tanya Lucas yang baru datang entah darimana.

"Belum" jawab Mark. "Aku hampir berakar disini" imbuhnya. Lucas hanya tertawa mendengar ucapan sahabatnya. Mark kemudian memesan minuman untuk Lucas. Mark sedikit bergeser dan kembali memperhatikan tiga orang yang sedang duduk di meja yang lumayan jauh dari posisi duduknya saat ini. Lucas yang menyadari itu langsung menoleh ke belakang lalu kembali menatap Mark.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Lucas. Mark buru buru mengalihkan pandangannya.

"Tidak ada" jawab Mark. Lucas kembali menikmati minumannya.

"Wah pria itu benar benar hebat" celetuk Lucas. Mark langsung menoleh kesana kemari.

"Siapa yang kau maksud?" Tanya Mark.

"Pria yang sedang bersama dengan dua wanita di belakangku" jawab Lucas. Mark langsung mengerti.

"Hebat apanya?" Tanya Mark heran. "Kau mengenal mereka?" Tanya Mark lagi.

"Tidak" jawab Lucas.

"Lalu?"

"Pria itu adalah dosen di universitas tempat ku belajar dulu" jawab Lucas.

"Wah, benarkah?" Tanya Mark. Lucas mengangguk. "Itu yang kau maksud hebat?" Tanya Mark.

"Bukan, siapapun bisa jadi dosen" jawab Lucas. "Wanita dengan poni itu adalah pacarnya, dan wanita tanpa poni yang ada di depannya itu adalah selingkuhannya. Yang lebih hebatnya lagi kedua wanita itu adalah sahabat baik" ucap Lucas.

"Darimana kau tau?" Tanya Mark.

(Jangan heran, aslinya Mark ama Lucas itu emang suka ngeghibah:v).

"Hubungan mereka cukup terkenal di kalangan mahasiswa di kampusku dulu" jawab Lucas. "Tapi beberapa hari yang lalu, aku memergoki dosen itu dan wanita tanpa poni itu masuk kedalam sebuah apartemen" ucap Lucas.

"Lalu kau ikut masuk bersama mereka?" Tanya Mark.

"Yang benar saja" ucap Lucas kesal. Mark tertawa kecil.

"Lalu apa yang terjadi?" Tanya Mark.

"Kau fikir aku membekali mereka dengan kamera, begitu?" Tanya Lucas sewot.

"Aku kira kau tau banyak" ucap Mark.

"Aku kasihan dengan wanita berponi itu, apa rasanya di khianati kekasih dan sahabat" ucap Lucas. Mark hanya mengedikkan bahunya dan kembali menikmati jus kesukaannya. "Semangka lagi?" Tanya Lucas saat melihat jus yang di minum Mark.

"Kenapa dengan semangka?"

________________________________________

"Kakak akan kemana setelah ini?" Tanya Yerin. Kini Yerin, Mingyu, dan Sin Bi sudah berada di teras cafe. Ketiganya baru keluar dari dalam cafe setelah menyantap beberapa makanan.

"Kembali ke kampus, masih ada pekerjaan yang belum kakak selesaikan tadi" jawab Mingyu. Yerin mengangguk mengerti.

"Sin Bi-ah kau ingin pergi ke suatu tempat?" Tanya Yerin. Sin Bi menggeleng.

"Aku ingin kembali ke rumah saja, aku sedikit tidak enak badan" jawab Sin Bi.

"Baiklah, ayo aku antar" ucap Yerin.

"Tidak, tidak usah. Aku akan pulang naik taksi saja" ucap Sin Bi menolak tawaran dari sahabatnya.

"Kenapa tidak?" Tanya Yerin.

"Kau juga pasti lelah, apalagi mendekati hari kelulusan mu, banyak yang harus kau persiapkan" jawab Sin Bi. Yerin menghela nafas. Memang benar yang dikatakan Sin Bi. Bahkan setelah ini Yerin harus ke perpustakaan untuk mencari beberapa buku.

"Bagaimana kalau bersama kak Mingyu? Kampusnya juga searah dengan rumahmu" ucap Yerin.

"Apa tidak apa apa?" Tanya Sin Bi.

"Tentu, kak Mingyu tolong antar Sin Bi sekalian ya" ucap Yerin. Mingyu mengangguk. Yerin terus melihat sahabat dan kekasihnya berjalan menuju mobil sambil tersenyum. Setelah itu, ia pun masuk ke mobil dan melajukannya menuju ke perpustakaan.

Setelah dari perpustakaan, Yerin langsung bergegas pulang kerumah karena hari mulai gelap. Sesampainya dirumah, Yerin langsung di panggil oleh sang ibu.

"Ada apa Bu?" Tanya Yerin yang sudah duduk di sofa.

"Bersiaplah" ucap sang ibu. Yerin mengernyitkan dahinya.

"Untuk apa?" Tanya Yerin.

"Kita akan bertemu dengan seseorang"

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang