Yerin sedang duduk di depan meja riasnya. Ia sedang memilih lip cream yang cocok di bibirnya saat ini. Tiba tiba ponselnya berdering.
"Yoboseyo"
"Yerin-ah kau akan menjemput ku hari ini kan?" Tanya Sin Bi. "Aku akan menunggumu di bandara" imbuhnya.
"Kau jadi pulang hari ini?" Tanya Yerin.
"O ... Aku mengambil cuti beberapa hari" jawab Sin Bi.
"Baiklah aku akan mengajak Mingyu juga nanti" ucap Yerin. "Sampai jumpa, daa" Yerin memutuskan sambungan teleponnya. Ia kemudian bersiap siap dan bergegas pergi.
Beberapa jam kemudian...
Yerin turun dari mobil dan berjalan menuju tempat penjemputan. Yerin berjalan dengan santai tapi tiba tiba ia menoleh dan berhenti saat mendengar suara riuh. Ia melihat dua orang sedang bertengkar, namun yang menarik perhatiannya adalah seorang pria yang sedang membersihkan kemejanya yang sepertinya terkena kopi karena ulah orang tersebut. Yerin kembali berjalan dan menunggu sahabatnya.
Mark berjalan dengan tergesa gesa di dalam bandara. Ia lupa hari ini ibunya kembali dari Kanada dan meminta ia untuk menjemputnya. Ia melihat dua orang wanita sedang bertengkar di depannya namun dengan acuh ia melewatinya. Tiba tiba salah satu dari mereka berbalik dan langsung menabrak Mark yang berada tepat di belakangnya. Yang lebih menyedihkan, kopi yang di pegang wanita itu lolos begitu saja membasahi kemeja yang dipakai oleh Mark.
"Maafkan aku, dia ... Dia mendorongku" ucap wanita yang menabrak Mark dengan menunjuk seseorang yang sedang bertengkar dengannya tadi.
"Ya! Apa maksudmu aku yang mendorongmu?!"
"Tidak mungkin aku menabraknya kalau bukan kau yang mendorongku!!"
Mark yang bingung hanya menggaruk kepalanya. Ia kemudian mengambil sapu tangannya dan membersihkan kemejanya setelah itu ia langsung pergi dari sana.
Yerin sudah hampir tiga jam berdiri disana. Awalnya ramai yang sedang menunggu tapi kemudian hanya tersisa dua orang. Yerin menoleh dan melihat siapa yang sedang menunggu sama seperti dirinya. Yerin ingat betul wajah pria itu. Pria yang kemejanya terkena kopi tadi. Sejenak ia ingin mengabaikannya tapi tiba tiba ia mendekat sedikit.
"Kau perlu tisu?" Tanya Yerin. Pria itu menoleh kemudian tersenyum.
"Tidak, terima kasih. Aku sudah membersihkannya tadi"
"Kau menunggu seseorang?" Tanya Yerin. Pria itu mengangguk.
"Ibuku" jawab pria itu. Yerin kemudian mengangguk anggukan kepalanya.
Beberapa menit kemudian, muncul seorang wanita paruh baya dari dalam.
"Mark!!" Panggil wanita itu. Yerin menoleh dan melihat pria yang di sebelahnya melambaikan tangannya sambil tersenyum.
"Namanya Mark?" Batin Yerin. Yerin melihat bagaimana wanita itu memeluk Mark dengan sayang. Pria yang bernama Mark itu menoleh.
"Kau tidak apa apa sendirian?" Tanya Mark pada Yerin. Yerin yang masih memandangi Mark langsung kalap.
"Tidak apa apa, temanku akan segera sampai" jawab Yerin. Mark menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu, aku akan pergi" ucap Mark sedikit membungkuk. Mark dan ibunya kemudian berjalan keluar dari bandara. Yerin sedikit membungkuk karena ibu dari pria itu terus tersenyum padanya. Pandangan Yerin tak luput dari Mark yang sudah menjauh.
"Kenapa dia begitu sopan?" Gumam Yerin. Ia kemudian menoleh saat seseorang memanggil namanya.
"Yerin-ah!!" Teriak Sin Bi. Sin Bi langsung masuk kedalam pelukan Yerin. "Maaf kan aku membuatmu lama menunggu" ucap Sin Bi. Yerin menggeleng lalu tersenyum.
"Tidak juga" ucapnya. "Ayo pulang" ajak Yerin. Keduanya berjalan beriringan.
"Kau bilang akan mengajak kak Mingyu" ucap Sin Bi.
"Aku sudah meneleponnya tadi, dia bilang ada urusan penting jadi tidak bisa ikut" ucap Yerin. Sin Bi hanya mengangguk-angguk an kepalanya. Sin Bi kemudian memeluk lengan Yerin.
"Aku sangat merindukanmu" rengek Sin Bi. Yerin hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya.
______________________________
"Bagaimana keadaan disana, bu?" Tanya Mark. Kini mereka sedang di perjalanan menuju pulang kerumah."Masih seperti biasa, hanya sedikit yang berbeda" jawab sang ibu kemudian tertawa.
"Wah, pasti ibu bersenang senang disana" ucap Mark.
"Iya, ibu sampai tidak ingin pulang kesini" ucap sang ibu.
"Kalau sampai ibu tidak kembali aku akan menjemput ibu kesana" celetuk Mark. Sang ibu mengacak rambut Mark dan mereka tertawa bersama.
"Mark" panggil sang ibu.
"Eum"
"Bagaimana dengan perjodohan yang ibu dan ayah bicarakan kemarin?" Tanya sang ibu. Mark menghela nafas.
"Bagaimana aku bisa menikah dengan wanita yang wajahnya saja aku tidak tau seperti apa" jawab Mark yang tetap fokus menyetir.
"Kau membicarakan soal fisik?" Tanya sang ibu.
"Tidak, bukan begitu" jawab Mark. "Ibu dan ayah melakukan ini hanya untuk memperkuat relasi bisnis kalian, bukan?" Tanya Mark. "Ibu, aku sama sekali tidak tertarik dengan perjodohan itu" imbuhnya. Sang ibu hanya menghela nafas.
"Wanita yang tadi, kau tau siapa dia?" Tanya sang ibu. Mark menggeleng. "Dia putri dari tuan Jung pendiri sekaligus pemilik universitas Dongguk" ucap sang ibu.
"Universitas tempatku dulu?" Tanya Mark. "Wah, itu hebat" ucap Mark yang sepertinya tidak tertarik dengan pembicaraan itu.
"Dia yang akan di jodohkan denganmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead
FanfictionMenceritakan kisah cinta yang rumit yang terjadi di kalangan orang dewasa. Mark Lee, seorang CEO muda, mencintai sahabat yang juga adalah pacar sahabatnya sendiri. Jung Yerin harus mengalami kehancuran setelah mengetahui bahwa sahabat dan pacarnya b...