menikah bulan depan

55 10 2
                                    

Yerin terus menatap keluar jendela mobilnya. Yerin dan kedua orang tuanya sedang di perjalanan menuju restauran untuk menemui keluarga Mark. Saat mobil berhenti di lampu merah, Yerin menatap intens ke sebuah taksi yang ada di sebelahnya. Karena kaca mobil taksi tersebut di turunkan, Yerin bisa melihat siapa yang ada di dalamnya.

"Mark, Yuqi. Kenapa Mark disini? Bukannya di restoran?" Yerin bertanya tanya dalam hati. Yerin menoleh menatap ayah dan ibunya takut takut mereka juga melihat Mark dengan perempuan lain. Untungnya sang ayah fokus menyetir dan ibunya sedang bermain ponsel. Yerin menghela nafas berat lalu memejamkan matanya, ia merasakan sesuatu pada hatinya.

________________________________________

Sesampainya di restoran, Yerin mengikuti ayah dan ibunya yang berjalan menghampiri sahabatnya. Mereka menyambut keluarga Yerin dengan baik.

"Duduklah" suruh nyonya Lee sembari tersenyum.

"Dimana Mark?" Tanya nyonya Jung, ibu Yerin.

"Maaf sekali, tapi Mark tidak bisa ikut. Katanya dia harus menemui klien malam ini" jawab nyonya Lee. "Yerin, maaf jika malam ini kami tidak bersama Mark" ucapnya.

"Tidak apa apa bi" ucap Yerin sedikit membungkuk.

"Apa kau dan Mark sudah dekat?" Tanya tuan Lee. Yerin tersenyum canggung.

"Kenapa kau menanyakan itu? Lihat dia jadi malu" ujar nyonya Lee kemudian tertawa kecil.

"Bagaimana kalau pernikahannya di percepat?" Ujar tuan Jung, ayah Yerin. Mendengar itu, Yerin sontak menoleh menatap sang ayah dengan heran.

"Ayah ...."

"Maaf kami lupa memberitahumu nak, sebenarnya kami sudah menentukan tanggal pernikahan kalian" ucap nyonya Jung. Yerin terkejut dengan penuturan sang ibu.

"Benar. Dan pernikahan itu akan jatuh pada bulan depan" tambah nyonya Lee.

"Bulan depan?" Tanya Yerin. Semua mengangguk.

"Terlalu lama ya?" Goda sang ibu.

"Bagaimana kalau Minggu depan?" Ujar tuan Lee.

"Ah itu sepertinya terlalu cepat paman" ucap Yerin.

"Bukannya lebih cepat lebih baik ya?" Tanya nyonya Lee. Semua tertawa kecuali Yerin yang saat ini sedang dilanda keraguan.

Setelah selesai menyantap makan malam, Yerin pamit lebih dulu dengan alasan ingin menjenguk temannya di rumah sakit.

Sedangkan di tempat lain, Yuqi dan Mark keduanya sedang duduk di koridor rumah sakit

"Mark terima kasih sudah mengantarkan ku kesini" ucap Yuqi.

"Yuqi" panggil Mark.

Yuqi menoleh. "Eum?"

"Apa kau tau apa yang terjadi padaku dan juga Lucas kalau dia tau yang sebenarnya?" Tanya Mark. "Aku melakukan ini karena aku masih menganggap mu sahabatku, aku khawatir karena aku tau kau hanya mempunyai Lucas dan aku disini" imbuhnya.

"Lalu apa maumu?" Tanya Yuqi.

"Berhenti menunjukkan perasaanmu, kalau bisa hapus saja semuanya" jawab Mark.

"Bagaimana kalau aku tidak melakukannya?" Tanya Yuqi. Mark menoleh, keduanya kini saling tatap. "Bagaimana jika aku tidak ingin melakukannya? Melupakanmu?" Tanya Yuqi lagi.

"Tinggalkan Lucas ... Dan juga aku" jawab Mark. "Jangan sakiti Lucas dengan cara kau menyukai pria lain" ujar Mark.

"Apa aku salah?" Tanya Yuqi.

"Menurutmu?" Tanya Mark. "Dan ya, aku akan menikah bulan depan" ucap Mark dan itu sukses membungkam mulut Yuqi. Mark bangkit dari duduknya. "Jangan memaksa keadaan lagi atau kau akan membuat semuanya menjadi semakin rumit" setelah mengatakan itu, Mark pergi meninggalkan Yuqi yang masih terdiam.

Mark keluar dari rumah sakit dan buru buru mencari taksi. Ia bergegas ke restauran untuk menemui orang tuanya dan juga Yerin. Sesampainya di restauran, Mark langsung menghampiri orang tuanya.

"Mark, kau disini?" Tanya nyonya Lee yang terkejut dengan kedatangan Mark. Mark menyadari tidak ada Yerin disana.

"Dimana Yerin?" Tanya Mark dengan nafas yang memburu.

"Dia pamit lebih dulu" jawab nyonya Lee.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya nyonya Jung.

"Tidak ada bi"jawab Mark. Ia menghela nafas berat. "Apa Yerin bilang akan kemana?" Tanyanya.

"Dia bilang akan kerumah sakit, tapi tidak mengatakan di rumah sakit mana" jawab nyonya Lee.

Mark membungkukkan tubuhnya. "Paman, bibi, maaf aku harus pergi sekarang" Mark langsung pergi dan keluar dari restoran meninggalkan dua pihak keluarga yang sedang kebingungan.

_______________________________________

Yerin melangkahkan kakinya menyusuri jalanan, sambil sesekali membenahi rambutnya yang terkena angin. Yerin membuang satu nafas beratnya, Yerin menghentikan langkahnya saat melihat seseorang di depannya.

"Annyeong" sapa Mark sambil mengangkat tangannya. Mark melangkah menghampiri Yerin.

"Mark, sedang apa disini?" Tanya Yerin bingung. Ia kemudian melihat ke belakang Mark. "Kau sendiri?" Tanyanya. Mark mengangguk.

"Aku tadi datang ke restoran biasa tapi kau tidak ada disana" ucap Mark. "Mereka bilang kau akan kerumah sakit" imbuhnya. Yerin yang sebenarnya sudah berbohong hanya bisa mengusap pipinya.

"Eung, aku baru saja keluar dari rumah sakit" ucap Yerin.

"Tidak ada rumah sakit di sekitar sini" tukas Mark. Yerin berdehem.

"Aku baru turun dari taksi" Yerin mencoba beralasan lagi.

"Aku tau kau berbohong" ujar Mark. Yerin menatap Mark bingung. "Kenapa kau pergi?" Tanya Mark.

"Lalu aku harus apa?" Tanya Yerin pasrah.

"Kau bilang akan menungguku" ujar Mark.

"Apa masih ada tempat untukku dihati mu?" Tanya Yerin. "Kau bahkan mencintai wanita lain" ucap Yerin.

"Kau tau?" Tanya Mark. Yerin mengangguk.

"Aku mendengar pembicaraan mu dengan Yuqi di depan universitas Dongguk hari itu, itu sebabnya aku membatalkan janji denganmu" jawab Yerin. "Bagaimana bisa aku berdiri diantara dua orang yang saling mencintai?" Ujarnya sembari tertawa kecil.

"Yerin, kau tau sakitnya di khianati oleh sahabatmu sendiri?" Tanya Mark. Yerin beralih menatap jalanan kota. "Aku tidak akan membuat Lucas merasakan apa yang pernah kau rasakan" ucapnya.

"Lalu?"

"Aku menerima perjodohan kita, ayo menikah" ajak Mark. Yerin seketika terdiam dan keduanya saling tatap. "Bantu aku menghapus perasaanku untuknya" ujar Mark. Cukup lama keduanya terdiam. Yerin tersenyum simpul lalu menganggukkan kepalanya, menyetujui ajakan Mark untuk menikah.

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang