Mark tidak ingin dijodohkan

68 12 0
                                    

Yerin berjalan menuju kelasnya. Tiba tiba seseorang memanggilnya.

"Yerin-ah, kau akan ikut kan?" Tanya salah seorang temannya.

"Ikut kemana?" Tanya Yerin.

"Besok malam salah satu teman kita akan mengadakan pesta"

"Sepertinya aku tidak bisa ikut, kalian bersenang senanglah" ucap Yerin.

"Ini akan menjadi kali terakhir sebelum kita lulus, bagaimana kau bisa menolaknya? Ayolah"

"Baiklah nanti akan ku hubungi lagi" ucap Yerin.

"Ok ok, aku harap kau akan ikut, sampai jumpa di kelas" setelah itu temannya berlalu meninggalkan Yerin. Yerin menghela nafas, ia pun kembali berjalan menuju kelasnya.

                                          

Seperti biasa kalau tidak ada kegiatan lain, setelah pulang kuliah Yerin akan langsung pulang kerumah. Hari ini Yerin sedang tidak ingin naik mobil. Ia memilih menaiki bus umum dan menunggu di halte seperti teman teman yang lain. Tidak lama kemudian sampailah Yerin di halte dekat rumahnya. Yerin berjalan kaki dan sesekali melihat pesan grup yang masuk di ponselnya. Tiba tiba langkahnya terhenti karena seorang pria menghalanginya. Yerin yang terkejut langsung mundur beberapa langkah.

"Yerin-ah, aku ingin bicara denganmu" ucap Mingyu. Yerin berniat untuk pergi tapi ia terkejut saat tangannya di cekal.

"Lepaskan tanganmu" ucap Yerin sembari berusaha melepaskan tangan Mingyu di lengannya.

"Kita harus bicara" ucap Mingyu. Yerin tertawa sinis.

"Aku bahkan tidak ingin melihat wajahmu" ucap Yerin ketus.

"Dengar, kita tidak akan berakhir semudah itu" ucap Mingyu dengan percaya dirinya.

"Apa kau sudah kehilangan akal?" Tanya Yerin. "Pergilah, jangan pernah muncul. Karena setiap kali melihatmu itu akan mengingatkan ku pada dua orang paling menjijikan" imbuhnya.

"Siapa yang kau maksud menjijikan?" Tanya Mingyu.

"Apa perlu ku beritahu?" Tanya Yerin. "Lepas. Aku muak melihat wajahmu" ucap Yerin yang sudah berhasil melepaskan lengannya dari cekalan pria brengsek itu. Ia berjalan melewati Mingyu. Namun seketika ia terhuyung ke belakang saat Mingyu menarik tangannya.

"Sekarang ikut aku" ucap Mingyu. Mingyu menarik paksa Yerin yang terus memberontak.

"Berhenti disitu!" Yerin dan Mingyu sontak menoleh ke belakang.

"Mark" gumam Yerin. Ia berlari kearah Mark hingga membuat pegangan Mingyu terlepas. Yerin langsung bersembunyi di belakang Mark.

"Ini bukan urusanmu, sekarang pergilah" ucap Mingyu. "Yerin ikut aku" ajaknya.

"Atas dasar apa Yerin harus ikut denganmu?" Tanya Mark.

"Yerin, kita harus bicara" ucap Mingyu yang mencoba mengabaikan Mark.

"Yerin tidak akan mau bicara lagi denganmu" ucap Mark. Kali ini Mingyu menghela nafas kasar.

"Siapa kau?" Tanya Mingyu kesal.

"Aku dan Yerin akan segera menikah" ucap Mark. Yerin langsung mendongak dengan mata yang sudah membulat.

"Aku bertanya siapa kau?" Tanya Mingyu.

"Siapapun aku tidak ada urusannya denganmu, berhenti mengganggu Yerin. Aku tidak suka jika wanitaku di ganggu pria lain" ucap Mark. Setelah itu Mark langsung menarik Yerin dan membawanya masuk ke mobil.

Di dalam mobil, Yerin terus menatap Mark seperti tatapan meminta penjelasan.

"Jangan khawatir, aku hanya ingin membantumu tadi" ucap Mark. "tidak mungkin juga kita menikah" imbuhnya. Mendengar itu entah kenapa membuat Yerin sedikit kecewa. Ia kemudian memalingkan wajahnya.

"Bagaimana jika kita benar benar menikah?" Tanya Yerin tanpa menatap Mark.

"Entahlah, kedengarannya itu mustahil" jawab Mark.

"Bagaimana jika aku menyetujui perjodohan kita?" Tanya Yerin.

"Pernikahan bukan untuk main main, aku tidak ingin akhirnya kita menyesal" jawab Mark yang masih fokus menyetir. Mendengar itu, Yerin tidak lagi melontarkan pertanyaan perihal perjodohan. Mendengar jawaban Mark sudah membuatnya cukup mengerti bahwa Mark benar benar tidak menginginkan perjodohan itu.

Sesampainya di depan rumah, Yerin langsung turun setelah mengucapkan terima kasih. Yerin bergegas masuk ke dalam rumah, entah kenapa mood nya menjadi sangat buruk hari ini.

Second LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang