Jilid 5

29.4K 1.6K 15
                                    


“Jika kau tidak menginginkannya berikan dia padaku,” ucap Erick yang dibalas tatapan tajam dari Aksa.

Jelas-jelasdia cemburu. BatinErick.

“Besok malam aku akan ke New York selama 2 tahun, ini sangat bangus, setidaknya aku tidak perlu melihat wajahnya untuk waktu lama!” ujarAksa.

“Kau serius? Kau baru saja menikah!” tanya Erick tak habis pikir.

“Ya, kau baru saja menikah, mengapa pergi secepat itu?”

“Kalian tidak merasakan penghinaan yang aku rasakan! Kakak beradik itu berani sekali menghinaku!”

“Hadehh, turunkan sedikit egomu itu Aksa.”

“Berisik!”

Aksa sudah membulatkan tekadnya, besok malam ia akan terbang ke New York untuk masalah pekerjaan selama 2 tahun, meninggalkan Zeline sendiri.

♦♦♦

Kring, kring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kring, kring.

Suara dering jam di nakas membuat tidur Zeline terganggu. Ia pun membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk.

Zeline tidak sadar jika ia menangis semalaman dan tertidur di lantai, akibatnya sekarang badannya terasa pegal.

“Ternyata sudah pagi,” gumamnya.

Zeline mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari sosok pria yang telah resmi menjadi suaminya, namun ia sama sekali tak menemukannya dimana pun.

“Dia tidak pulang?”

Zeline pun segera berdiri dari tempatnya dan menyibakkan gorden mempersilakan cahaya matahari masuk.

“Hari yang cerah,” gumamnya. ”Semoga dengan ini kau akan bahagia Zenna,” lanjutnya.

Zeline mulai memejamkan matanya perlahan, merasakan embusan angin yang menerpa tubuhnya. Tak ingin membuang waktu lama, Zeline pun berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

30 menit kemudian...

Akhirnya Zeline selesai dengan acara mandinya dan mulai merapikan dirinya, memakai sedikit make up. Pasalnya ia menangis semalam, sudah pasti matanya akan terlihat sembab di pagi hari. Dan cara satu-satunya ada menutupinya dengan make up.

Setelah selesai, ia pun berjalan ke arah ranjang dan merapikan kopernya, karena hari ini ia akan pindah ke rumah suaminya.

Zeline masih fokus dengan pekerjaannya, tiba-tiba saja ponselnya berdering menunjukkan nama Ayahnya di layar.

Selembar Surat Kontrak || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang