Jilid 21

24.1K 1.3K 42
                                    


"Apa?" Tanya Aksa.

"A-aku hanya bertanya." Jawabnya cepat.

"Anak ya?" Gumamnya sambil melihat ke atas. "Menurut ku mereka sangat menyebalkan dan meresahkan." Lanjutnya.

Deg.

Seketika Zeline terdiam, entah apa, tapi seperti ada sebuah jarum yang menusuk tepat di hatinya. Niatnya untuk memberitahu Aksa akan kehamilannya sirna sudah ketika mendengar kalimat itu dari Aksa.

"Tapi, sepertinya akan berbeda jika itu anakku sendiri." Timpalnya lagi.

Mendengar itu, seketika Zeline membulatkan matanya sempurna, ekspresi murung itu seketika berubah menjadi terkejut. Dan hal itu di sadari oleh Aksa.

"Kenapa? Kau ingin punya anak dariku hmm?" Tanya Aksa dengan senyum menggoda.

Blusshh.

Seketika pipi Zeline bersemu merah semerah tomat karna mendengar perkataan Aksa. Bagaimana bisa dia senarsis ini?

"J-jangan banyak berpikir! Aku hanya bertanya saja." Ucap Zeline sambil mengalihkan tatapannya.

"Oh ya? Tapi sepertinya tidak buruk jika kau memiliki anak denganku, aku yakin dia akan cantik dan tampan serta memiliki otak cerdas."

"Cih, dari mana kepercayaan diri itu muncul?" Tanya Zeline.

"Kau tidak percaya akan kemampuan mu sendiri?"

"T-tentu saja aku percaya! Tapi aku t-tidak mau mempunyai a-nak denganmu."

"Wow, kau wanita pertama yang menolak untuk memiliki anak denganku."

"Hey! Kau lihat kakakku bukan? Dia juga tidak ingin menikahi mu! Jadi bukan cuma aku yang menolak mu!"

"Kau benar, entah kenapa aku merasa keluarga mu aneh. Jelas-jelas aku ini pria idaman. Bagaimana bisa kalian tidak ingin menikah denganku?" Pikir Aksa.

"Itu karna kau itu jelek!" Jawab Zeline tepat di depan wajah Aksa.

Setelah mengatakan itu, Seketika Zeline pun segera bangkit dan berlari pergi dari sana meninggalkan Aksa yang masih terdiam dengan posisi duduknya.

"Hey?! Kau!" Kesal Aksa.

"Hahahaha." Zeline pun tertawa melihat ekspresi kesal di wajah Aksa. Sungguh lucu menurutnya.

Sedangkan Aksa tampak tertegun melihat Zeline yang tengah tertawa sambil menatapnya. Sungguh cantik. Mengapa Aksa baru menyadarinya?

"Kau akan di sini? Apa kau ingin menggoda para suster dengan wajahmu itu? Tidak ingin pulang?"

"Siapa bilang, aku ingin pulang."

"Baiklah, Nyonya Zeline akan memberikan sebuah kehormatan bagimu untuk mengantarnya pulang." Ucap Zeline berlagak sombong.

"Lihat, sekarang kau sudah bertingkah seperti seorang putri."

"Aku memang putri! Sebelum aku menikah denganmu."

"Kalau begitu sekarang kau adalah ratu."

"Tapi posisi itu akan hilang sebentar lagi." Ucap Zeline.

"Aku tidak akan membiarkannya." -Batin Aksa.

"Kau terlalu yakin."

"Apa dia tidak ingin menceraikan ku?" -Batin Zeline.

"Cih, ayo pulang."

Mereka pun akhirnya pulang bersama dengan Aksa yang mengantar Zeline sampai ke rumah. Sepanjang perjalanan mereka tak henti-hentinya mengobrol dan bercanda ria namun sesekali mereka akan bertengkar karna hal kecil. Tapi itu sangat lucu menurutnya.

Selembar Surat Kontrak || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang