Jilid 48

15.3K 732 42
                                    

Tak ingin banyak berpikir, Zeline pun segera masuk ke dalam, tepatnya ke kamarnya. Percayalah ia sungguh malu sekarang. Bagaimana bisa dirinya malah terdiam karna Kecupan Aksa tadi?

"Pasti akan canggung bila bertemu besok, tapi, apa dia akan datang lagi?" -Batin Zeline.

Sungguh aneh rasanya memikirkan mantan suami yang bahkan sudah tidak ada hubungan lagi dengannya.

Di sisi si lain.....

Aksa yang baru saja sampai di rumah langsung memasuki kamarnya cepat dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi lalu keluar dengan keadaan telinga yang memerah, bagaimana bisa dia menajadi sememalukan ini?

"Bodoh Aksa, dan ini masih sama. Aku masih berdebar jika bersamanya." -Batin Aksa.

Aksa pun memutuskan untuk berjalan ke balkon dan mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia di sana, kembali menatap bulan malam ini yang begitu terang.

Perlahan ia menghela nafasnya sambil memijat keningnya. "Hahhh..."

Tok tok tok.

Sebuah ketukan sukses membuat lamunan Aksa buyar, ia pun segera bangkit dan berjalan ke arah pintu lalu membukanya.

"Mama?"

"Iya, ini Mama. Tadi Sterna telfon. Katanya Frea masih tidak enak soal pertunangan kalian. Dia merasa bersalah."

"Aksa tidak apa-apa Maa, kalau ini bisa menjadi saat-saat terakhir yang membahagiakan untuk Frea, aku ikhlas."

"Kamu ingin berbicara dengan Frea?"

Aksa menggeleng. "Katakan Aku sibuk." Jawabnya.

Mikeyla pun menghela nafasnya menatap keramik di bawahnya. Semenjak tepat enam minggu lalu saat Sterna meminta Aksa untuk menikahi Frea, satu minggu kemudian Aksa benar-benar bertunangan dengan Frea, lalu setelah itu dirinya meminta untuk kembali ke Indonesia.

"Apa mungkin kau ingin kembali karna ingin melihat dia sebelum kau memulai rumah tangga baru Aksa?" -Batin Mikeyla.

"Sudah ya Maa, aku lelah. Aku ingin tidur."

"Ah tunggu!"

"Ya?"

"Bagaimana dengan cucu-cucu Mama?"

"Mereka sudah tidur di rumahnya Maa."

"Kau sudah memberitahu mereka tentang pertunangan mu?"

"Belum, aku akan memberitahunya nanti. Sudah ya? Aku lelah Maa."

"B-baiklah, istirahat lah."

"Hmm.., selamat malam."

Ceklek.

Pintu pun di tutup. Memikirkan soal pertunangannya membuat moodnya kembali memburuk, Sterna yang mengira jika Aksa baru saja menceraikan Zeline karna alasan bosan, sesungguhnya ia salah, ketidak pulangannya selama lima tahun bukan karna bosan, melainkan tidak ingin mengganggu Zeline. Dan Aksa sudah bercerai dengan Zeline lima tahun lalu.

"Aku memang tidak bisa lepas dari karma." Gumamnya.

*****

Kini Aksa sudah berada tepat di depan pintu rumah Zeline, hari ini ia berniat mengajak Zefa dan Azef untuk jalan-jalan. Mengingat ini adalah hari minggu, hari yang pas untuk menghabiskan waktu bersama. Tanpa buang waktu, ia pun segera mengetok pintu di depannya.

Tok tok tok.

Tak lama kemudian, pintu pun terbuka.

Ceklek.

Selembar Surat Kontrak || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang