Selembar Surat Kontrak || TERBIT

Jilid 10

Seketika Zeline pun merutuki kebodohannya, bagaimana bisa ia berkata begitu? Bukankah itu artinya sama saja ia memberitahu tentang hubungannya yang sedang tidak baik-baik saja?

“Jawab Mama jujur, Zeline Alvaro Zachary,” ucap Mikeyla menekan kata ‘Alvaro Zachary’. Zeline sudah tidak bisa menipu mereka lagi kali ini, semuanya sudah berakhir.

“Maa. S-sebenarnya Aksa pergi.”

“Apa?! Ke mana?” tanya Mikeyla.

“New York,” jawab Zeline.

“Dan kau membiarkannya?”

“Aku tidak bisa menahannya.”

“Zeline ... mengapa kau begitu sabar?”

“Tidak Maa, aku benar-benar tidak apa-apa.”

“Cukup! Sejak kapan dia pergi?”

Zeline kembali diam, ia sungguh tidak tahu harus menjawab apa sekarang.

“Jawab Zeline!”

“H-hari ke 2 pernikahan kita.” Cicit Zeline.

Mendengar itu Mikeyla pun langsung kembali menangis, ia bahkan tidak tahu jika pernikahan anaknya akan menjadi berantakan seperti ini.

“Mama? Sudahlah Maa, Zeline bisa memaklumi Aksa, lagipula Zeline juga butuh waktu untuk sendiri dan tidak bisa menerima pernikahan ini dengan terburu-buru.”

“Kau yakin?” tanya Mikeyla.

“Aku sangat yakin,” ucap Zeline lembut.

Mikeyla pun tersenyum penuh arti ke arah Zeline, ia akhirnya mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menelepon putra kesayangannya, Aksa.

“Hallo Ma? Ada apa?”

“Papamu terkena serangan jantung, cepatlah pulang. Mama akan menunggumu dalam waktu 12 jam.”

“M-Mama sudah tahu?”

“Mama sudah tahu semuanya.”

“Maafkan Aksa Ma, baiklah Aksa segera pulang.”

Tutt, tuttt...

Tanpa membalas ucapan Aksa, Mikeyla justru langsung mematikan ponselnya sepihak.

Oh ya ampun, apa itu artinya dia akan segera kembali? Batin Zeline.

***

Di sisi lain...

“Siapkan pesawat pribadi, kita akan segera pulang,” ujar Aksa.

“Baik Tuan.”

Alvaro pun segera keluar dari ruangan, meninggalkan Aksa dengan perasaan kesalnya.

Sepertinya mood Tuan sedang tidak baik. Batin Alvaro.

Setelah Alvaro hilang di balik pintu, Aksa langsung mengacak-acak tumpukan berkas di depannya dengan kesal.