11. Fuzzy Sea Shore

198 25 2
                                    

Kini El merasa lega setelah mengganti pakaiannya dengan sesuatu yang lebih nyaman. Waktu sudah banyak berlalu ketika ia melewati serangkaian acara bersih-bersih. Tidak hanya membutuhkan puluhan kapas untuk merontokkan kandungan senyawa pada make up tapi juga perlu bermili-mili shampoo serta sabun untuk menetralkan keindahan tubuhnya menjadi bare face. Juga sudah beberapa menit terlalui sejak suaminya memergoki tubuh sucinya. Sungguh membayangkan kejadian itu benar-benar memalukan. Kini mungkin ia tak punya wajah lagi untuk sekedar bertatap muka dengan Jeffrey Kim. Kenapa juga sih dari awal Jeffrey menjadi sumber yang membuatnya mempermalukan diri sendiri?

Keadaan Jeffrey sendiri tak jauh berbeda dengan El dimana dia juga tengah menyesali keputusannya ke kamar di saat waktu yang tidak tepat. Karena yang menjadi masalah adalah dia jadi punya pemikiran kotor─yang sayangnya─tidak bisa terealisasikan menjadi nyata karena baik El maupun dirinya belum membicarakan masalah ini. Menyedihkan sekali bukan? Dia sudah menikah dan sudah mengantongi ijin resmi membobol pertahanan El tapi tentu tidak semudah itu. Demi mengalihkan otak kotornya dia kembali berbaur dengan teman dan saudaranya meski dia sudah sangat lelah dan ingin berendam air hangat tapi di tahannya sekuat tenaga. Kini setelah semua teman dan saudarannya pamit untuk menempati kamar masing-masing untuk beristirahat tinggalah ia sendiri berteman sepi. Deburan ombaklah yang menjadi penghibur kala hatinya gundah menentukan apakah kini sudah saat yang tepat untuk ia kembali ke kamarnya.

Dengan berjudi pada nasib ia tekadkan untuk pergi kembali ke kamarnya. Kenapa aku harus bingung begini. Itu kan memang kamarku. Aku yang menyewa tempatnya, sugestinya. Akhirnya Jeffrey langsung melesat menuju kamar mandi begitu ia masuk ke kamar─meski ia harus berdiam diri sebentar di pintu masuk untuk kembali membangun tekadnya. Baru dua menit ia menghabiskan watu di kamar mandi barulah ia sadar bahwa ia tidak membawa apapun. Dengan terpaksa dan setengah tidak enak dia berteriak, "El, tolong siapkan bajuku."

El tadinya ingin besikap pura-pura tidur dan pura-pura tidak mendengar apapun tapi kemudian sisi hatinya merasa iba dan kasihan. Andai saja ayah ibunya tidak mendidiknya menjadi wanita baik-baik pasti El tidak akan punya perasaan seperti itu. Akhirnya ia bangkit dan memenuhi titah sang suami.

Setengah jam kemudian baru Jeffrey keluar hanya menggunakan sehelai handuk yang ia lilitkan di pinggang. Tubuh atasnya ia biarkan naked dan menyombongkan hasil dari kunjungannya berenang dan ngegym. Dia menelisik ruangan guna mencari pakaian yang sudah di siapkan El dan sudut matanya menemukan itu ada di sofa. Lekas ia menyerobot karena sudah tidak nyaman membiarkan tubuh bagian atasnya terbuka, apalagi jika ketahuan El. Ia pun berbalik ke arah kamar mandi untuk sekedar mengganti baju tapi apa daya rencana hanya tinggal rencana karena yang terjadi adalah dia terpeleset oleh genangan air yang asalnya dari tetesan rambutnya. Untungnya adalah dia tidak terkantuk sesuatu yang keras seperti lantai atau benda keras lainnya─dia malah terjerembab di kasurnya─tapi buntungnya dia malah menindih tubuh El yang terlihat tenang dalam tidur.

El sebenarnya belum benar-benar tertidur─dan sedang mencari ketenangannya─tapi kemudian sirna saat tubuhnya merasakan beban. Lalu ketika ia membuka mata ia justru berhadapan dengan wajah Jeffrey yang tidak mempunyai jarak dengan wajahnya. Yang terjadi adalah keduanya sama-sama melakukan freezing syndrom hingga beberapa sekon kemudian mata masing-masing saling membola, melotot lebar, serta jantung yang berirama bagai tabuhan perkusi. Jeffrey tanpa sadar memjukan tubuhnya menjadi sangat sangat dekat dengan wajah El dan hendak meraih salah satu organ El atas dorongan motoriknya. Otak besarnya merasa tergoda oleh bibir istri sahnya. Baru kali ini─pengalaman petama─ia mengamati bentuk bibir El secara detail. El tidak mempunyai bentuk bibir seperti layaknya wanita Korea yang tipis. Justru punyanya cenderung tebal dan bervolume dan tentu akan terasa penuh dalam kulumannya. Jeffrey yakin seandainya itu terjadi adik kecilnya bisa saja terpuaskan hanya dengan lips service.

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang