El merasa heran dengan Jeffrey. Sudah dua hari mereka disini tapi tak sekalipun El lihat Jeffrey menikmati liburannya, yang ada dia asik berkutat dengan laptop dan handphonenya. El saja sudah menghabiskan banyak waktu untuk benar-benar berlibur seperti mengunjungi pulau Kabakan untuk mencoba pengalaman snorkling. Dia juga bergaya seperti Spongebop yang bermain dengan ubur-ubur tapi jelas ubur-ubur di Danau Kabakan adalah salah satu yang berjenis tawar yang tidak mempunyai sengat. Akan sangat meresahkan kalau El terkena sengat meski itu hanya sekali. El tidak perlu risau jika dia akan belang sepulang dari sini karena dia benar-benar menikmati apa itu definisi liburan. Biasanya dia akan menomorsekiankan liburan karena butiknya tak pernah sepi orderan.
Saat dia tiba di Jakarta nanti mungkin pegawainya akan merasa keheranan dengan perubahan tone kulitnya yang sedikit kusam. Setelah dua hari yang menyenangkan itu kini saatnya El akan bersantai ria sambil mengepak pakaiannya karena besok pagi ia akan terbang ke Jakarta. Memikirkan ia akan melewati perjalanan yang panjang sudah membuatnya tak bersemangat. Andai saja ia punya karpet ajaib seperti Alladin atau kekuatan teleportasi. Dia tentu tidak perlu merasakan penderitaan selama di perjalanan.
"El... El..." El menghela nafas berat karena tahu Jeffrey memanggilnya pasti karena ada maunya. Hidup berdamping selama tiga hari bersama Jeffrey sudah cukup membuat El menilai sikap dan kebiasaan Jeffrey. Jeffrey yang setiap pagi minta di buatkan susu, minta di siapkan pakaian, lalu minta di buatkan kopi kalau dia ingin lembur. Jadi intinya dia memanggil El hanya jika dia butuh. Kalau tidak dia sudah bersemedi bersama laptopnya.
"Aku di sini." Teriak El
"El, ayo kita ke Labuan." Ajaknya dengan semangat.
"Memangnya ada apa?"
"Aku lihat di tripadvisor di sana sangat indah. Kau tahu kan aku belum sempat menikmati keindahan pulau ini."
Salah sendiri terlalu sibuk mengumpulkan uang, cemooh El yang hanya tersampaikan lewat hati saja.
"Ini hari terakhir kita Jef harusnya kita bersantai saja sambil lihat sunset di belakang. Kau tidak lupa kan kita besok ambil penerbangan pagi?"
"Ayolah, aku tidak mau rugi mumpung kita masih di sini."
"Jef, yang benar saja matahari hari ini sedang terik-teriknya. Oh My! Lihatlah suhunya sudah mencapai 31°C." El masih mencoba menggagalkan rencana Jeffrey.
"Tenanglah aku akan ku belikan skincare Korea." Memang pantas jika Jeffrey adalah seorang bos restoran karena nyatanya dia sangat ahli di bidang negosiasi. El yang awalnya tak ingin keluar akhirnya luluh juga oleh berbagai macam bujukan yang di lontarkan Jeffrey.
Disinilah ia berada. Dia hamparan lautan luas yang airnya sangat jernih sampai El merasa ia bukan berada di atas air laut melainkan ada di sebuah akuarium raksasa. Perahu yang mereka tumpangi juga seolah mengapung kalau terlihat dari jauh. Sungguh baru kali ini El merasa tidak menyesal telah mengiyakan ajakan Jeffrey Kim dan rela melawan sinar UV kalau pemandangan yang di dapat begitu indah.
"Apa kau ingin berenang kesana?" tanya Jeffrey sambil menunjuk ke arah para pengunjung yang sedang bergerombol. Mereka sudah tiba di sini dari 20 menit yang lalu tapi keduanya asik membidik panorama dengan lensa milik Jeffrey. El bahkan baru tahu kalau selain jago berbisnis, Jeffrey juga sangat ahli dalam dunia fotografi. Hasilnya boleh di bandingkan dengan fotografer sekelas Mario.
"Tidak, terimakasih. Aku disini saja." Tolaknya halus karena tak ingin membuat kulitnya semakin kusam. Meski Jeffrey telah menjanjikan akan membelikannya skincare yang bisa memulihkan kulitnya menjadi seperti semula tetap saja El sudah cukup menjadi anak pantai. Dia sudah cukup puas berenang dan diving kemarin. Jadi dia tidak ingin menambah pengalaman lagi.
Alih-alih berpamitan pada El, Jeffrey justru langsung menceburkan diri dari perahu yang di tumpangi mereka yang mana membuat El menjerit kaget karena tiba-tiba saja perahunya bergoyang akhibat ulah Jeffrey. El hampir saja terpesona karena kelihaian Jeffrey yang lain yaitu berenang dengan cepat. El hampir saja mengira bahwa Jeffrey siluman ikan yang mempunyai dua alat pernafasan yakni insang dan paru-paru. Belum ada 20 menit saja dia bisa menyusul rombongan perenang yang lain yang akan mengunjungi danau cermin. Menurut penjaga perahu spot disana merupakan best recommended untuk para pelancong.
***
"Pernah mengalami adegan seperti ini?" tanya Jeffrey saat keduanya tengah berada di balkon cottage sambil menyaksikan guratan senja pada langit Derawan sembari mengantarkan kepulangan sang surya ke ufuk barat.
"Pernah─dalam anganku." El mengakhiri kalimatnya dengan tertawa garing. Tak ayal kadang dia membayangkan dia melakukan salah satu adegan maha terkenal yang scenenya selalu menjadi langganan di tiap film dan drama romantis dan inilah salah satunya. Melihat sunset dengan orang terkasih. Sayang saja El belum bisa mewujudkan angan itu dengan sempurna karena bukan orang terkasih yang saat ini mendampinginya melainkan Jeffrey Kim. Kalau boleh El bilang dia itu strange with benefit mungkin.
"Berbanggalah setelah ini coz it's really happen."
"Aku tidak tahu harus kecewa atau senang karena bukan Park Bo Geum yang ada di sampingku saat ini."
Jeffrey mendengus mendengarnya. "Kau ini tidak konsisten sekali. Waktu itu bilang Song Jong Ki lalu setelahnya Park Bo Geum apa besok akan berubah lagi jadi Won Bin?"
"Memang kenapa? Setiap lelaki tampan itu berhak mendapat pujian lagipula mereka itu milik bersama. Ku yakin banyak wanita di luar sana yang tak bisa memilih yang mana yang harus mereka puja"
"Apa-apaan itu. Berarti aku juga termasuk?"
El mengernyit heran dengan tingkat peraya diri Jeffrey. "Sudah ku bilang kau harus operasi plastik dulu jika ingin ku akui tampan."
Lalu keduanya terdiam karena matahari sudah akan pulang dan langit sedang cantik-cantiknya di liputi warna jingga. Baik El maupun Jeffrey sama-sama terpesona dengan peristiwa alam tersebut. Bagi mereka yang sama-sama sibuk meniti karir mereka hampir tidak pernah memiliki pengalaman seperti ini, merasa tenang hanya karena melihat sunset.
"El, apa yang akan kita lakukan?" tanya Jeffrey yang matanya masih tak bisa berpaling dari sang senja.
"Apa?" tanya El tak mengerti maksud pertanyaan Jeffrey.
"Kita. Apa yang akan kita lakukan setelah ini? jujur aku masih tidak tahu apapun. Banyak sekali bayangan-bayangan di otaku dan aku hampir gila memikirkannya."
"Jangan bayangkan─" El memberanikan diri untuk memandang bola mata hitam Jeffrey. "─jangan bayangkan apapun. Cukup jalani saja."
Entah kenapa Jeffrey tiba-tiba merasa mendapatkan dorongan keyakinan begitu menatap mata El. Seolah dia bisa mempercayakan rumah tangga mereka pada El. "kau benar. Aku hanya perlu mejalani peranku kan?"
"Ayo masuk besok kita harus berangkat pagi sekali." Ajak El menjadi yang pertama masuk ke dalam rumah singgah mereka selama di Derawan.
Jeffrey masih bediam diri di balkon sambil menikmati sisa senja yang tak lama lagi akan segera berubah menjadi langit malam. Dia menghela nafas dalam-dalam dan mencoba mengeluarkan segala kegelisahan yang membelenggu hatinya. Karena terlalu sibuk memantau restorannya dia jadi tidak memikirkan apapun tentang rumah tangganya tapi hari ini mengingatkannya akan sesuatu. Bahwa besok pagi adalah awal kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya ia jalani. Ia tidak tahu akan seperti apa nantinya dan ia sama sekali tak punya gambaran apapun. Ia hanya berharap apapun itu tidak akan terlalu berat untuk di jalani.
"Jef, kenapa masih disana. Kau harus mengepak barangmu!" teriak El dari dalam cottage yang membuat Jeffrey mau tidak mau harus menurutinya dan bergegas masuk.
Hi, we meet again on weekend. Sepertinya mulai bulan ini aku tidak pernah bisa konsisten untuk update cerita-ceritaku karena satu dan lain hal (alesan). Ku usahakan seminggu sekali akan tetap update tapi tidak janji.
Maaf karena chapter ini terlalu sedikit untuk itu aku akan double update nanti malam atau besok senin. Oh... kalian diperbolehkan untuk merevisi bahasa penulisanku kalau memang rancu, error grammatical and so on. I really thankfull of that.
Last, see you in the next chapter and happy sunday. Hopes you got a great sunday ever.
Luvv
L. Amour
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married
ChickLitElizabeth Young tidak pernah mendengar sebelumnya bahwa manusia akan berubah bentuk menjadi aneh apabila dia belum menikah diatas usia 30 tahun. (Elizabeth Young, 29 tahun, designer dan co-founder Æ boutique) Jeffrey Kim sedang dalam masa golden ach...