Setelah pertemuan terakhir mereka─di butik milik El─tidak ada lagi pembicaraan antara keduanya sampai hari ini, D-day yang kurang tiga hari. El yang tengah merajuk malas menghubungi Jeffrey dan lebih memilih menyibukan diri dengan pekerjaannya sebelum ia tinggal pergi ke Kalimantan. Beruntung ia punya ibu dan calon ibu mertua yang baik makanya El tidak perlu pusing memikirkan rentetan acara pernikahannya kelak. Bahkan seluruh rangkaian persiapan, ibunya dan ibu Jeffrey lah yang paling banyak berkontribusi sementara ia hanya menyumbang pakaian dan aksesoris serta menyiapkan mentalnya sedari dini. Jeffrey sendiri kalau boleh El katakan sangat berperan penting sebagai sponsor utama acara pernikahannya. El tidak tahu kalau menikah dengan Jeffrey berarti harus menerima menghabiskan uang Jeffrey. Berawal ayahnya yang ingin ikut menyumbang untuk pesta pernikahan anak bungsunya tapi tidak di perbolehkan oleh Jeffrey. Jadi bisa di pastikan bahwa seluruh biaya pernikahan murni dari kantong Jeffrey─kecuali sandang mereka.
Sudah selayaknya yang pernah di katakan Jeffrey bahwa ia akan menyibukan diri dengan bekerja untuk mengganti uang yang sudah ia keluarkan untuk pesta penikahan mereka, jadilah ketika ibunya ataupun ibu Jeffrey membutuhkannya untuk menanyakan referensi souvenir atau kartu undangan Jeffrey tidak pernah bisa di hubungi─yang mana hal itu sempat membuat ibunya kawatir kalau kalau Jeffrey berniat kabur.
Berbeda dengan Jeffrey yang kian sibuk, semakin mendekati hari pernikahan justru El merasa semakin stres. Dia banyak memikirkan dan membayangkan tentang gambaran rumah tangganya kelak. Banyak sekali pertanyaan yang membelenggu otak cantiknya seperti, apakah ia bisa membina keluarga bahagia dengan bersuamikan Jeffrey Kim?, Apakah ia bisa menjadi ibu yang baik? Apa mereka akan cepat-cepat punya anak?, Bagaimana kalau suatu saat nanti Jeffrey bertemu dengan wanita yang menjadi cinta sejatinya? Atau mungkin malah dia yang bertemu lelaki yang lebih menarik dan lebih tajir dari Jeffrey Kim? Siapkah dia untuk melalui proses melahirkan?. Semua pertanyaan itu membuat El menjadi hobi begadang dan kurang tidur. Dia sudah berusaha untuk bersikap tenang─dan memerintahkan sarafnya untuk tidak bekerja terlalu keras─tapi tetap tidak bisa. Seolah olah dia perlu Maleficient untuk membuatnya menerima sihir tidur.
"Rora, aku mau tanya." Tanya El pada kakaknya yang sedang bermain pasir bersama anak laki-lakinya. Ia dan keluarganya memang sudah tiba lebih dulu, tepatnya kemarin siang ia mendarat di salah satu resort dekat pantai Maratua. El tidak pernah tahu kalau Derawan yang selama ini hanya bisa di pandanginya lewat akun instagram wonderful Indonesia ternyata membutuhkan waktu perjalanan yang tidak singkat. Belum cukup menunggangi pesawat selama 3 jam─sampai harus transit dulu di Balikpapan karena jumlah penumpang yang sedikit─dia harus kembali meneruskan perjalanan menggunakan mobil untuk mencapai pelabuhan Tengkayu selama 1 jam dengan jalanan yang tidak bisa El deskripsikan karena kalau mengingatnya El selalu punya keinginan untuk mengumpat. Tidak berakhir sampai di situ, mereka kembali harus meneruskan perjalanan menggunakan rute air untuk sampai di resort ini selama 3 jam. Sudah seperti rute Jakarta-Singapura. Memang diakui kalau pemandangannya bisa di katakan worth it untuk sebuah perjalanan yang panjang tapi tetap saja El merasa tersiksa dengan rute yang mereka ambil.
"Kenapa?" seketika ucapan Rora menyadarkannya.
"Menikah itu bagaimana?"
"Ya tidak gimana-gimana."
El berdecak kesal dengan jawaban kakaknya. "itu tidak menjawab apapun Rora." Dia bahkan tidak tahan untuk tidak merotasikan bola matanya.
"Apa yang sebenarnya ingin hatimu ungkapkan?"
"Aku... aku takut. Kau tahu, tidak sepertimu dan Sam yang menikah dengan normal. Kami menikah karena kecelakaan yang berujung panjang. Aku... entahlah, aku terlalu pusing memikirkannya."
Rora yang merasa bahwa adiknya butuh konsultan─dari seseorang yang sudah menjadi pakar berumah tangga─langsung mengkode suaminya untuk mengawasi anak mereka yang masih asik bermain pasir pantai. "Hei... hei... tenanglah. Semua tidak akan seburuk yang kau bayangkan. Saat ini kau mungkin menikah bukan karena landasan yang kuat, terlebih cinta, tapi siapa yang tahu justru suatu saat nanti alasan itulah yang mempertahankan rumah tangga kalian. Kau tidak perlu repot memikirkannya. Yang perlu kau lakukan adalah menjalaninya dengan tenang. Jangan pikirkan masa depan El, kau jelas bukan penyihir. Seperti katamu kan, tomorrow is mistery so you must trust youself to do it."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Married
ChickLitElizabeth Young tidak pernah mendengar sebelumnya bahwa manusia akan berubah bentuk menjadi aneh apabila dia belum menikah diatas usia 30 tahun. (Elizabeth Young, 29 tahun, designer dan co-founder Æ boutique) Jeffrey Kim sedang dalam masa golden ach...