20. Fight My Way

309 24 2
                                    

Pagi ini El merasa kesibukannya bertambah banyak. Dimulai dari ia membua mata di pukul 06.00 telinganya tak sedetikpun berhenti bekerja untuk mendengar kicauan Jeffrey Kim. El jadi meragukan kesediaannya minggu lalu untuk mendukung Jeffrey Kim merintis usaha barunya. Tiba juga hari dimana Jeffrey akan bertemu seseorang yang siap memuluskan jalannya untuk mencapai kejayaan. Entah karena saking bersemangatnya atau saking groginya, berkali-kali Jeffrey selalu meneriakan nama El yang membuat El berkali-kali harus meluruskan ususnya dan makhluk kecil di kepalanya mengingatkan untuk bersikap maklum dengan kondisi Jeffrey.

"El kau yakin pakaian ini cocok untuk ku kenakan?" teriak Jeffrey dari dalam walk in closet.

El yang tengah memasak─yang seharusnya sudah selesai jika tidak di sela oleh mulut Jeffrey─segara mengecilkan tekanan listrik pada stove dan beranjak menghampiri Jeffrey.

"Keluarlah, coba kulihat." titah Yang Mulia Elizabeth yang tak lama kemudian Jeffrey keluar dengan tuxedo set yakni, kemeja putih, vest berwarna grey bermotif garis, serta celana bahan dengan motif dan warna yang serupa dengan vest yang di pakainya.

Mata elang El menilai penampilan Jeffrey from head to toe dan merasa semuanya normal oh─"singkirkan dasimu Jef. Jangan pakai dasi hitam menyedihkan itu." El masuk ke dalam walk in closet dan memindai aneka dasi yang di pajang di dalam kotak kaca beukuran 44 x 34. Tangannya mengambil sebuah dasi berwarna light grey lalu memasangkannya di kerah kemeja Jeffrey.

***

Sembari El membantu mengikatkan dasinya, Jeffrey jadi punya kesempatan memandang rupa El dari jarak kurang dari satu meter. Ia jadi punya penemuan baru terkait bentuk visual istrinya. Jeffrey baru tahu kalau El punya bulu mata yang lebat dan lentik. Jeffrey jadi merasa ingin tahu apakah bulu mata itu asli dari lahir atau karena mengalami pertumbuhan di setiap tahunnya. Lalu ia juga mempunyai dua lipatan kelopak mata yang jika dilakukan perbandingan antara El dengan wanita keturunan Korea lainnya maka El lah juaranya. Sayang sekali laki-laki di luar sana tidak seberuntung Jeffrey yang mendapatkan El sebagai istrinya.

"Sudah. Ambil jasmu dan lekaslah sarapan." ucapan El langsung membuatnya sadar bahwa ia terlalu larut dalam penemuannya.

El menyuguhkan semangkuk bulgogi dan segelas kopi hitam pekat untuk Jeffrey. Jeffrey yang mengetahui menu sarapan kali ini adalah daging lagsung merasa terharu dengan aksi El. Sebelumnya El pernah mewanti-wanti bahwa dia malas memasak daging di pagi hari karena akan memangkas waktunya untuk pergi bekerja. Dia juga sudah memberikan ultimatum untuk Jeffrey kalau dia tidak boleh memberikan ekspektasi tinggi untuk menu makanannya. Tapi lihatlah... El melumpuhkan Jeffrey dengan racikan tangannya. Demi semangkuk bulgogi itulah semangat Jeffrey jadi terpacu untuk bekerja lebih keras di bandingkan kuda agar kerjasama ini bisa berlanjut sesuai targetnya.

"Makanlah. Aku akan mandi."

"El─" panggil Jeffrey yang tanpa di komando oleh sarafnya, kakinya berhenti. "Gomawo." ucap Jeffrey tulus.

Jeffrey benar-benar menandaskan makanannya tanpa sisa dan segera bersiap untuk menuju medan perang. El pun yang sudah selesai mandi dan baru akan memulai sarapannya.

"El."

"Hmm..." jawabnya asal karena dia sudah lelah sepagian ini namanya di sebut lebih dari jumlah orang satu gedung apart memanggilnya.

Entah Jeffrey mendapatkan keberanian dari mana, tiba-tiba saja ia memeluk El tanpa persetujuan. El yang belum menyiapkan mentalnya malah terkejut dan hanya mampu berdiam diri sambil mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Sudah. Sekarang aku sudah siap." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Jeffrey pun berlalu tanpa bertanggung jawab pada tubuh El yang mendadak berubah menjadi patung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang