Short Story Jungri

Orang Ketiga

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA YEOROBUN, UNTUK DUKUNG AVA LEBIH SEMANGAT LAGI NULISNYA 🙇💕

Eits jangan lupa teken ⭐ dulu sebelum membaca!!

Gomawo yang udah vote dan comment 😍💕

AWAS AWAS TYPO BERTEBARAN!!

---------------selamat membaca---------------

Yeri POV

Mimpi indahku mau tak mau harus terganggu dengan sinar matahari yang muncul di sela-sela gorden kamarku. Apalagi alarm yang sangat berisik tepat disamping telingaku. Setelah mematikan alarm aku segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Perkenalkan namaku Yeri. Yeri Silviana Husain. Husain di ambil dari nama ayah dan turun temurun di keluargaku. Misalnya nama ayah, Husain putra Wijaya. Dan Wijaya itu nama kakekku dari ayah.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk Sekolah Menengah Atas di Indonesia. Sebelumnya aku sekolah di Belanda ikut nenek dari bunda disana. Ketahuilah kalau di Belanda lebih enak daripada disini. Karna apa? Karna kemauanku disana selalu terpenuhi oleh nenek dan kakekku tersayang hehehe.

Aku berada di Belanda sejak umur 10 tahun dan sekarang umurku sudah menginjak 17 tahun. 7 tahun sudah aku meninggalkan Indonesia. Sebetulnya aku tidak ingin kembali ke Indonesia tetapi karna aku melanggar aturan di Belanda akhirnya aku ditendang kembali ke Indonesia oleh nenek.

"Good Morning." Sapaku pada ayah, bunda, dan kakak perempuan ku yang berada di dapur. "Good Morning too sayang." Jawab ayah mencium keningku. Lalu bunda dan kakak perempuan ku hanya tersenyum menggelengkan kepalanya saja. "Bunda.... Kakak jawab dong. Sombong banget sih." Ujarku sedikit malas lalu duduk dihadapan ayah.

"Udah terwakili sama ayah kan tadi." Ucap kakak mencium kepalaku lalu duduk disamping ku. "Good Morning too sayang." Sapa balik bunda menata makanan dimeja.

Ayah berdeham membuat semua yang fokus pada makanan teralihkan menatap ayah. "Yeri selama kamu berada disini ayah gak mau ada kabar kamu berbuat hal yang aneh-aneh apalagi minum minuman keras dan lain sebagainya. Eunha bakal ngawasin kamu selama berada di sekolah." Kata ayah menatapku serius.

"Ayah aku gak bakal gitu lagi, janji. Biarin kak Eunha lakuin kegiatannya di sekolah. Jangan buat kak Eunha seolah-olah jadi bodyguard ku. Ya kan kak?" Ucapku lalu mengedipkan satu mataku kearah kak Eunha, kakak kandungku. "Oke ayah kasih kamu sedikit kebebasan. Tapi kalau ayah denger kabar gak enak yang berasal dari kamu.......... Ayah kirim kamu ke pakdhe Yono."

Tubuhku tiba-tiba merinding setelah mendengar nama pakdhe Yono terucap. Bagaimana tidak jika pakdhe Yono itu orangnya jahat pake banget, suka ngatur-ngatur seenaknya, bentak-bentak walau lakuin kesalahan sekecil biji kurma. Dan satu lagi rumahnya terpencil dekat kuburan dan hutan-hutan. Aku mengangguk dengan cepat lalu segera menghabiskan makananku.

.
.

Setelah aku dan kak Eunha turun dari mobil, kami sama-sama berjalan menuju aula. Hari ini hari pertama aku mengikuti MOS di sekolah baruku, dan kebetulan juga kak Eunha adalah OSIS yang nantinya ikut membina MOS ini.

"Kakak gak mau denger ada laporan dari kamu di hari pertama sekolah loh Yer." Ingat kak Eunha. "Iya kak, kakak tenang aja. Aku bisa jaga diri sendiri." Ucapku lalu meninggalkan kak Eunha dibelakang.

Wajar semua orang menghawatirkan ku. Selain aku lama tinggal di luar negeri, dulunya aku juga sangat nakal sekali. Seperti memukul kakak kelas saat aku masih duduk di bangku kelas 2 SD. Aku memukulnya bukan tanpa alasan, salahkan saja dia selalu meminta uang pada sahabatku yang saat itu kondisi ekonominya tidak stabil. Sejak saat itu ayah langsung melempar ku ke negara kincir angin itu.