bukan Dilan

1.1K 129 20
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA YEOROBUN, UNTUK DUKUNG AUTHOR LEBIH SEMANGAT LAGI NULISNYA 🙇💕

Eits jangan lupa teken ⭐ dulu sebelum membaca!! Hanya 1 detik gak lebih. Gratis pula 🌚

Ava tunggu komen banyak dari kalian :')

AWAS AWAS TYPO BERTEBARAN!!

---------------selamat membaca---------------

Pagi yang cerah ini, di Bandung. Namaku Yeri. Yeri Putri Arini.

Aku sudah lama tinggal di Bandung. Hmmm, sekitar 3 tahun aku di Bandung.

Dulu aku tidak suka pindah ke Bandung, karna terlihat suasananya sangat desa sekali. Tapi setelah pindah ke Bandung dugaanku ternyata salah besar.

Pohon-pohon yang masih tumbuh tegak, kokoh, dengan daun daun yang lebat. Udara yang bersih tidak ada polusi. Dan yang paling penting tidak ada macet disini.

Seperti hari-hari biasanya aku berangkat naik angkot. Kenapa naik angkot? Jawabannya kerja papa beda arah sama sekolah. Tapi jarak rumah ke sekolah lumayan dekat.

Angkot akan berhenti di depan komplek sekolah, tidak sampai masuk kedalam sekolah. Jadi perkiraan aku akan jalan 200m lagi.

"Selamat pagi geulis." Ucap salah satu lelaki yang terkenal bad boy seantero sekolah.

Jengah setiap pagi, siang, sore, malam digombalin mulu. Jangan harap sini bakal luluh sama situ.

Ganteng sih tapi sayang bad boy. Kan aku sukanya yang alim alim.

"Hmm, kebiasaan nih kalo disapa orang ganteng gak mau bales." Ujarnya sekali lagi lalu mematikan mesin motor yang ditumpanginya.

"Ngapain dimatiin motornya?" Tanyaku menghadap kearahnya sedang menjalankan motornya dengan kaki, tetapi masih menumpangi motor tuanya.

"Nemenin kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nemenin kamu." Ucapnya tersenyum kearahku. Aku menatapnya jengah, memutar bola mataku malas meladeninya.

"Udah sana nanti telat." Ujarnya mengusirnya halus.

"Gak mau, maunya disamping kamu terus."

"Udah deh kook sana cepet." Amukku pelan. Siapa yang gak bosen coba digombalin mulu tiap hari.

"Iya iya, aku ramal nanti kita ketemu dikantin." Katanya mulai menyalakan mesin motornya.

Aku menghentikan langkahku lalu menghadap kearahnya. "Gak usah ramal ramal kaya cenayang. Dan nanti aku gak ke kantin tapi ke perpus. Bay maksimal." Ujarku lalu mengibaskan rambut hitam legam nan panjang itu dengan tangan kiri dan bergegas meninggalkannya.

Mulai kudengar mesin motor yang menyala lalu menghampiriku perlahan.

"Berarti yang tadi TYPO maapin ya HAHAHA." Ujarnya menekan kata typo lalu meninggalkanku dengan selingan tawanya.

Short Story JungriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang