[7]

445 85 7
                                    

3rd POV

"Apa yang kau lakukan padanya, Severus?" tanya Dumbledore dari belakang Snape. Snape berbalik dengan tatapan kosongnya. "Albus? Apa yang kau lakukan di dekat sini?"

Dumbledore sedikit menunduk lalu berkata, "Memberitahumu sesuatu." Snape hanya memasang wajah datar, walaupun ia penasaran dengan tingkah Dumbledore.

"Kau tak sadar dengan perasaanmu, Severus." Dumbledore mengecilkan suaranya agar tak di dengar oleh orang lain. "Kau mulai tertarik dengan gadis itu."

"Aku tak tertarik dengannya."

Dumbledore menangkap campuran dingin dan marah yang tersirat di dalam suara Snape. Dumbledore hanya tersenyum dan memamerkan mata berkilaunya.

"Kau bahkan tak sadar dengan emosimu."

[♡♡♡]

"Ada dendam apa Snape pada diriku?" Elda bermonolog sembari membersihkan debu-debu yang menempel di meja. "Aku tak melakukan apa-apa, tapi ia memberiku detensi." Elda menghembuskan nafasnya kasar sembari memutar bola matanya ke segala arah.

Kelihatannya ia hanya melihat-lihat, tetapi kenyataannya ia sedang memperkirakan berapa lama waktu yang ia butuhkan agar ruangan ini menjadi bersih.

Apakah aku dapat menyelesaikannya sebelum Snape datang?

"I'm not sure." Elda berbicara dengan batinnya seolah-olah batinnya berwujud makhluk hidup.

Snape akan menambah hukumanmu, Elda.

"Can you please shut up for awhile, Pikiran? I need to finish this ASAP."

Elda menampar pelan pipinya–beberapa kali–untuk menyadarkan dirinya bahwa ia sejak tadi berbicara sendiri seperti orang gila. Elda menghentikan dirinya sebelum ia semakin menjadi. Jika ia terus berkutat dengan permainan peran ini, ia tak dapat menyelesaikan kegiatan bersih-bersih tersebut sebelum Snape datang.

Elda bosan membersihkan debu di atas meja, sehingga ia berpindah ke rak-rak yang berisi botol-botol ramuan. Ia berencana untuk merapikannya, tetapi disela oleh suara pintu terbuka. Jantung Elda berdetak cepat karena ia tahu persis pintu itu dibuka oleh seseorang.

Elda berbalik serta menunduk dan berkata, "I'm really sorry, Sir. I haven't finished yet. Please don't–"

"What's wrong, Elda?" Manusia tersebut berjalan mendekat ke Elda.

Elda terkejut dan secara tak sadar ia mendongak. Elda mengerutkan keningnya karena ia sedang kebingungan.

Bagaimana bisa Remus berdiri di hadapanku? batin Elda dengan bola mata yang menatap kosong ke depan.

Lupin melambaikan tangannya pelan di depan mata Elda. Ia melakukannya karena Elda tak bergeming dan hanya menatapnya kosong.

"Elda?" panggil Lupin.

"Yeah?" Elda sedikit tersentak. "What, Remus?"

"What's wrong with you?" Lupin menatap Elda dari atas sampai bawah. "When I came in, you said 'sorry'. Like ... why? Why did you say sorry?" tanya Lupin sembari menaikkan kedua alisnya.

"Snape gave me detention and I don't even have any chance to ask why he did that." Elda memutar bola matanya dan memasang tatapan kesal. "Dia juga mengancamku dengan tambahan hukuman jika aku tak menyelesaikannya sebelum ia datang. Aku bahkan tak tahu detensi ini didasari oleh kesalahan apa." Elda menjelaskan panjang-lebar dan terkesan seperti mengomel.

"Sudah, sudah." Lupin menepuk pelan pucuk kepala Elda. "Let's clean this together," usul Lupin dengan senyuman khasnya. "Is that okay? Aku takut Snape akan bertambah kesal jika melihatmu membantuku."

I CAN'T STOP LOVING YOU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang