3rd POV
Snape dan Elda menjadi lebih dekat setiap harinya. Oleh sebab itu, Eve tiba-tiba berperan sebagai pendengar yang selalu setia mendengarkan cerita Elda. Sebenarnya Eve memiliki kesibukan belakangan ini, namun ia selalu menyempatkan waktunya untuk menemani Elda.
Walaupun hubungan Elda dan Snape mulai ada kemajuan, Elda tak pernah melupakan Lupin. Ketika Eve sedang sibuk di malam hari, Elda akan menyelinap keluar dari kamarnya dan pergi mencari Lupin.
Jika Lupin sedang tidak berpatroli, mereka akan menghabiskan waktu dengan bercanda ria serta berbagi cerita di ruang kelas PTIH. Jika Lupin sedang berpatroli, tidak jarang Elda tidak mengikutinya. Sempat beberapa kali Elda berpatroli bersama Lupin, bahkan ada beberapa lukisan yang beranggapan bahwa mereka adalah pasangan. Tapi jika mereka kedapatan oleh Snape, Elda akan dikurangi poinnya dan diperintahkan untuk kembali ke kamarnya.
Walaupun Elda dan Snape bertambah dekat, mereka belum saling memanggil nama depan. Mereka berdua juga tidak terikat hubungan apa-apa. Mereka hanya terlihat lebih dekat dari sebelumnya.
Elda sempat bertanya pada Snape mengenai perkataan Snape–she is mine–malam itu dan seperti yang sudah Elda duga, Snape berlindung di balik kalimat 'no comment'-nya.
"Hubungan kalian sudah jelas?" tanya Eve. Elda menggeleng sebagai jawaban. "Astaga, Elda. Kau harus membuat hubungan kalian jelas. Jika begini terus, tidak akan ada kemajuan." Elda menghela napas lalu berkata, "Aku tak ingin membuatnya risih. Biarkan saja hubungan ini berkembang seiring waktu, Eve."
Eve menolak dan tetap pada pendiriannya. Eve berkata, "Setidaknya singgung saja dalam percakapan kalian dan lihat responnya. Jika memungkinkan, tanyakan saja, namun jika tidak memungkinkan, singgung saja lagi di lain hari."
"Baiklah."
Senyum merekah di wajah Eve. "Aku masih ada urusan lain, Elda. Aku menunggu kabar baik darimu!" Eve melambaikan tangannya dan pergi dari tempatnya.
"Sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencarinya. Dia pasti berada di kelas Ramuan!" Elda bermonolog.
[♡♡♡]
Pintu kelas Ramuan terbuka dan menampakkan seorang pria berjanggut dan berambut putih. Snape hanya menaikkan bola matanya untuk melihat siapa yang mendatanginya.
"Apa yang kau lakukan di sini, Albus?" tanya Snape yang sudah mengembalikan posisi bola matanya. Dumbledore tak menjawab dan tak begerak dari posisinya. Snape yang merasa dicueki akhirnya berinisiatif untuk mendongakkan kepalanya. "Apa yang kau lakukan di sana?"
"Tadi kau bertanya, 'Apa yang kau lakukan di sini?' dan sekarang kau bertanya, 'Apa yang kau lakukan di sana?'. Jadi, aku harus jawab yang mana?"
Snape beranjak dari kursinya dan berjalan mendekat ke arah Dumbledore.
"Aku sedang serius, Albus. Apa yang kau lakukan di ruang kelas Ramuan?" Dumbledore melirik ke kiri dan ke kanan lalu menatap Snape. "Kau pikir aku sedang bercanda, Severus?"
"Apa yang kau ingin bicarakan denganku, Albus?" Snape memasang ekspresi datarnya. "Mengenai siswi Hufflepuff itu." Snape tahu persis siapa yang dimaksud oleh Dumbledore. "Ada apa dengannya?"
"Aku mendengar rumor bahwa kau dekat dengannya, Severus. Apa kau tahu statusmu di sekolah ini?" Dumbledore menatap Snape dengan tatapan yang tak bisa diartikan oleh Snape. "Seorang profesor Ramuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN'T STOP LOVING YOU ✅
Fiksi PenggemarAmor animi arbitrio sumitur, non ponitur-kita memilih untuk mencintai seseorang, tetapi kita tidak memilih untuk berhenti mencintai. Itulah ungkapan yang selalu diyakini oleh seorang gadis berusia belasan tahun. Gadis tersebut merasa ia memiliki kel...