"Apa yang kalian lakukan di sini?" Suara seseorang menginterupsi percakapan kami.
Aku berbalik dan memasang senyum-tak-bersalah. "Hai, Professor Lupin," kataku seraya melambaikan tangan. "Remus, Darling." Aku mengerutkan dahi lalu tertawa.
"Sejak kapan kalian berpacaran?" Mendengar pertanyaan tersebut, tawaku semakin tak terkontrol.
"We're just bestfriend, Eve." "Yeah, we're just bestfriend," timpal Remus.
Eve memukul bahuku dan berbisik, "Kenapa kau tak pernah memberitahuku? Bilang-bilang dong kalau berteman sama Professor Lupin, aku juga mau." "Kau mau berteman dengannya?" bisikku lalu menaikkan kedua alisku. "Pastilah. Siapa sih yang mau melewatkan laki-laki tampan seperti itu?"
"Remus! Eve ingin berkenalan denganmu! Ia ingin menjadi temanmu dan ia mengakui kau tampan!"
"Heh!" Eve memukul bahuku lebih keras dari sebelumnya. "Aku tak mengatakan hal itu. Aku hanya ingin berteman," pekik Eve. Aku mengarahkan pandanganku ke Remus dan menyilangkan kedua tanganku. "Don't believe her," kataku tanpa suara. Remus membalasnya dengan kekehan.
"Time to go." Remus membalikkan badannya menuju pintu keluar. Ia berjalan sekitar beberapa langkah lalu berhenti dan berkata, "You skipped my class, Elda. I'll double your detention." Ia pun menghilang dari hadapanku.
Aku melihat kembali ke arah Eve yang sudah menatapku. Tatapannya cukup membunuh karena kugoda.
"Ayolah, Eve. Aku hanya bercanda, tapi siapa tahu kalian jodoh." Aku tertawa lalu berjalan keluar. Kudengar derap kaki Eve yang mencoba mengejarku. Ia sekarang berjalan disampingku. "Tunggu pembalasanku, Elda Delaney!"
[♡♡♡]
Aku berlari secepat mungkin menuju pintu. Aku membuka pintu besar itu. Hampir seluruh manusia yang ada di sana melihat ke arahku. "Sorry." Aku langsung bergegas menuju ke meja Hufflepuff. Aku duduk di sebelah Eve. "Late again, Ms. Delay?" Eve memberatkan suaranya–mencoba mengikuti gaya bicara Snape–untuk menggodaku. Aku hanya membalasnya dengan tatapan membunuh.
"Kenapa kau bisa terlambat lagi?" Eve bertanya dengan mulut penuh makanan. "Kunyah dulu makananmu baru bicara." Eve mengunyah dan tak lupa menelan makanannya. "Kenapa bisa?" "Entahlah. Tidur seperti kegiatan favoritku belakangan ini." Aku melempar batangan coklat ke dalam mulutku— coklat pemberian Remus. "Darimana kau–" "Profesor Lupin."
"Berbagi itu indah, Elda." Aku melirik sekilas ke Eve lalu mengembalikan pandanganku ke coklat. "Sepertinya aku tak ingin menjadi 'indah' malam ini." Aku lanjut mengunyah coklat tersebut diikuti senyuman. Eve memasang ekspresi cemberut. "Pelit!" "Biarin," kataku diikuti juluran lidah.
"Detention time, Ms. Delaney." Aku berbalik dan mendapati Remus. "Okey dokey, Profesor." Aku berdiri dari kursi tersebut dan bergerak menjauh sedikit dari meja. "Eat. You'll feel better." Aku melempar coklat batangan yang sudah kubelah. Eve menangkapnya dan langsung memakannya. "Kutunggu kau di kamar, Elda." Aku hanya terkekeh dan bergegas mengekor Remus.
Setelah keluar dari Great Hall, aku mempercepat langkahku untuk menyamakan posisiku dengan Remus. "Apa yang akan kulakukan untuk detensi kali ini, Remus?"
"Lupin, please." Remus menoleh ke arahku. "You don't want others to hear it, do you?" "I'm sorry, Profesor." Remus hanya tertawa kecil.
[♡♡♡]
Aku memasuki ruang kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam (P.T.I.H.). "Jadi, apa yang akan kulakukan hari ini, Profesor?" Aku duduk di bangku paling depan. Ruangan ini merupakan salah satu ruangan favoritku. Aku bahkan sempat bermimpi ingin menjadi Profesor yang mengajar di kelas ini. "Menulis esai berlembar-lembar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN'T STOP LOVING YOU ✅
Fiksi PenggemarAmor animi arbitrio sumitur, non ponitur-kita memilih untuk mencintai seseorang, tetapi kita tidak memilih untuk berhenti mencintai. Itulah ungkapan yang selalu diyakini oleh seorang gadis berusia belasan tahun. Gadis tersebut merasa ia memiliki kel...