2. ✤ Benci

1K 123 11
                                    


M o o n - 2021.

❄️ ≈ ✤

❝Semesta menghadirkan jarak di antara kita. Tapi dia lupa,antara kau dan aku tidak akan pernah ada jarak yang bisa bertahan.❞


Taehyung tengah duduk di sofa ruang tamu bersama keluarganya. Menikmati malam mereka sambil menonton televisi dan sesekali melemparkan lelucon.

"Ade apa enggak mau di rumah aja besok?"tanya sang ibu.

Semua perhatian langsung teralihkan pada Jungkook. Kim Jungkook, adik Taehyung. Yang hobi nya tidak bisa diam di rumah seharipun, yang usil dan yang paling di sayang.

"Aku udah ada janji sama Mingyu, Bun. Kan enggak boleh melanggar,"jawab Jungkook sambil memakan Apel di tangannya.

"Itu mah bisaannya kamu. Bilang aja kamu emang enggak betah di rumah,"kata Seokjin menimpali.

"Abang sok tau!"sahut Jungkook.

"Lagian kamu tuh punya tempat tinggal. Pulang cuma buat makan sama tidur, pagi sampe sore enggak ada. Kerjamu ngapain atuh dek? Pusing abang,"kata Seokjin sambil memijat kepalanya pusing.

Seokjin, Kim Seokjin. Kakak Taehyung. Mereka tiga bersaudara. Kim Seokjin, Kim Taehyung dan Kim Jungkook. Seokjin lebih sering mendebat Jungkook, sedangkan Taehyung lebih memilih diam dengan kebiasaan adiknya itu yang jarang di rumah.

"Udah, Bang. Biarin aja si ade, sampai dia sadar sendiri nanti,"kata Ayah melerai adu mulut Seokjin dan Jungkook.

"Tau, abang! Kak Taehyung aja gak pernah ribet sama urusanku,"ucap Jungkook.

"Hush, adek! Udah, udah."

"Ka Taehyung juga, apa enggak mau cari temen?"tanya Bunda Kim sambil menatap Taehyung lembut.

Taehyung menoleh ketika namanya di sebut. "Belum, Bun."

"Percaya sama ade deh, kak. Punya temen tuh seru, kalau kaka sedih dia bisa buat kaka tawa lagi,"kata Jungkook dengan senang.

Taehyung hanya mengangguk percaya pada perkataan Jungkook. Lagi pula itu benar, Jungkook memang selalu terlihat lebih senang ketika bersama dengan temannya.

"Enggak semua orang sama seperti temanmu di masa lalu, Taehyung,"kata Seokjin.

Taehyung lagi-lagi hanya mengangguk. Beberapa menit kemudian, dirinya teringat akan seseorang yang beberapa bulan lalu memperkenalkan dirinya dan bersedia menganggap Taehyung sebagai sahabatnya.

"Park Jimin."

"Park Jimin?"

Taehyung langsung duduk di samping sofa Bunda nya, dan menatap sang Bunda dengan sangat takjub.

"Kenapa, Taehyung?"tanya Bunda dengan bingung.

"Bunda, kaka ketemu orang waktu itu di taman."

"Iya, terus?"

"Dia sama kaya kaka, pernah di lukai sama sahabatnya sendiri. Kami berdua bicara, lalu dia memperkenalkan diri."

I'm here.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang