12. ✤ Masa lalu

547 76 2
                                    

Jimin, sudah satu Minggu.
Apa tidak kasihan dengan Taehyung yang lama menunggu?

Jimin, katanya tidak mau membuat Taehyung kecewa?
Jadi tolong beri janji pada Taehyung untuk tidak kemana-mana.

Taehyung masih setia duduk menemani Jimin yang terbaring lemah. Entah kapan ia akan terbangun untuk menyapa Taehyung yang mulai kesepian.

Di genggamnya tangan Jimin yang dingin. Berharap tangan itu tidak akan terlepaskan darinya.

Bagaimana cara menjabarkan rasa takut yang Taehyung rasakan saat ini? Bagaimana cara mengekspresikan segalanya pada yang lain? Taehyung tidak tau bagaimana caranya.

"Jimin.."

Dokter bilang Jimin baik-baik saja dan hanya perlu istirahat. Tapi istirahat yang Jimin lakukan terlalu lama untuk Taehyung. Taehyung takut.

"Jimin, bangun."

"Taehyung.."

Taehyung mengangkat kepalanya, dan menatap Jimin yang tiba-tiba matanya terbuka. Jimin melirik sekitarnya.

"Aku di sini,"kata Taehyung.

Jimin mengehentikan pandangannya pada Taehyung. Memancarkan senyumannya yang sudah di rindukan oleh Taehyung.

"Taehyung, maaf,"ucapnya parau.

"Tidak perlu minta maaf, Jimin."

"Kau harusnya melawan,Tae. Kita pernah membicarakan hal itu sebelumnya. Kenapa kau tidak melawan sama sekali? Aku tidak akan melembut dengan dekapanmu jika seperti itu, Kim Taehyung."

Jimin sejatinya hanya manusia lemah. Sangat lemah dengan kehilangan. Dan dirinya hampir saja kembali kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi karena dirinya sendiri.

"Taehyung, jangan pergi."

Dengan cepat Taehyung menganggukkan kepalanya dengan serius. "Aku tidak akan meninggalkanmu Jimin."

ι'м
нєяє

Jimin merasa aneh.
Bukan pada Taehyung, Jimin merasa aneh pada dirinya sendiri.

Sebab saat ini Jimin merasa dirinya sangat takut jika Taehyung pergi dari hidupnya. Padahal saat ini Taehyung tepat duduk di sebelahnya tengah bercerita hal-hal lucu.

"Taehyung."

"Iya?"

"Apa enak punya keluarga yang lengkap?"

Senyuman Taehyung luntur beberapa detik. Namun kembali ia ukir senyum itu.

"Kau bisa menganggap keluargaku seperti keluargamu sendiri, Jimin."

"Sebenernya setiap keluarga punya hal-hal yang berbeda. Kami juga enggak selalu harmonis kaya yang keliatannya, kami sering bertengkar juga."

"Tapi Ayah bilang, 'Kalian itu keluarga, kalau sampai kalian berpencar, gimana nanti Ayah sama Bunda? Mau di gimanain perasaan Ayah sama Bunda?' Ayah selalu bilang itu."

"Taehyung, punya Bunda yang kaya Bundamu pasti enak ya."

"Anggap aja bundaku itu ya Bundamu."
"Oh iya Jimin. Kata Namjoon Hyung, kemarin kau itu sedang bermimpi indah. Makanya tidak bangun-bangun, kau mimpi apa?"

"Aku memang mimpi indah,"katanya.

"Mimpi apa?"

"Aku mendapat kebebasanku, Tae. Di sana,"katanya menunjuk langit penuh awan.

Raut wajah Taehyung yang awalnya sangat antusias berubah menjadi sedih. Apa maksudnya mimpi Jimin seperti itu?

"Kau tau? Awan itu sangat empuk seperti kasur. Di sana sangat sejuk, aku juga punya banyak teman dan mendapatkan banyak bahagia di sana,"katanya bercerita dengan tersenyum senang.

I'm here.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang