"Kau mau jadi apa, Jimin?"
"Aku? Aku ingin menjadi bintang satu-satunya untuk langit."
"Kau kan sudah menjadi bintang satu-satunya untukku,"sahut Taehyung membuat Jimin tersenyum kecil.
"Taehyung, aku ingin menulis."
"Tiba-tiba banget?"tanya Taehyung bingung
Jimin mengangguk. Sebenarnya dia tiba-tiba ingin membuat surat kecil untuk Taehyung.
"Aku beli buku kecil sebentar,"kata Taehyung.
"Cari yang kertasnya sedikit warna kuning atau cokelat."
"Ribet banget sih."
"Biarin!"
Akhirnya Taehyung pergi untuk membeli permintaan Jimin itu.
Jimin menarik nafasnya dengan begitu kuat, mencoba untuk meredakan rasa sakit yang tiba-tiba menyerangnya tanpa aba-aba.
"Tahan, aku mohon."
Tarik, buang. Hanya seperti itu yang Jimin lakukan untuk menghilangkan rasa sakit yang seperti mengambil secara paksa nafasnya.
Jimin takut. Takut jika ia pergi tanpa ada Taehyung di sisi nya. Jimin tidak mau hal itu terjadi.
"Maaf lama, soalnya tadi beli di toko seberang sana,"kata Taehyung.
"Tidak apa-apa. Maaf merepotkan."
Jimin mengambil buku serta pulpennya dan mulai menulis banyak kata di sana. Sedangkan Taehyung hanya duduk di sofa sembari menatap wajah Jimin yang tengah serius sekali dengan kegiatannya.
"Menulis apa sih? Kok serius?"tanya Taehyung penasaran.
"Hal bahagia dalam hidup,"jawab Jimin seadanya.
"Tapi—"
"Diam atau keluar?"ancam Jimin.
Tentu saja diam. Taehyung memilih diam. Dan memutuskan untuk memejamkan matanya sembari mungkin akan terlelap nanti karena sudah malam juga.
"Taehyung pasti akan menangis membaca ini,"gumam Jimin dengan tersenyum.
Membayangkan bagaimana wajah sedih Taehyung ketika membaca surat yang ia buat ini.
"Taehyung, kalau makhluk Bumi jahat. Ingat,ya. Kamu punya aku, aku si Bintang yang hebat ini. Sudah siap untuk memukul mereka yang jahat padamu, Taehyung." Kata Jimin pada malam itu dengan memandang wajah damai Taehyung yang terlelap.
ι'м
нєяє"Sudah selesai."
Taehyung menatap Jimin dengan bangga. Karena Jimin sudah selesai makan, minum dan bersih-bersih untuk pulang.
"Kalau begini kan enak, tidak perlu mengeluarkan tenaga lain untuk berdebat dulu,"kata Taehyung pada Jimin.
"Kau yang mengajak berdebat duluan, bukan aku!"
"Lihat, kau yang memulai."
"Siapa yang menyindir duluan?!"
"Nyenyenye."
"Oh iya, Jimin."
"Hm?"
"Selamat hari persahabatan,"kata Taehyung.
Jimin sedikit mengangkat satu alisnya bingung. "Memangnya hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here.
Fiksi Penggemar❝Hidup adalah tentang bertahan,dan kehilangan. Lalu dimana bisa aku temukan letak kebahagiaan?❞ ―Moon,2021.