Jangan tanyakan bagaimana keadaan Taehyung saat ini. Sebab entah sudah yang ke berapa kalinya dia jatuh pingsan.Jungkook mengajak Taehyung untuk pulang, namun pemuda itu ingin tetap di sana menemani Jimin untuk terakhir kalinya.
Dan kini, setelah semua selesai dan Jimin sudah di makam-kan. Taehyung masih setia berdiri mematung menatap papan nama Jimin tanpa bicara sepatah kata pun.
"Taehyung, ayo pulang. Semua orang udah pulang,"kata Seokjin memegang bahu Taehyung.
Terlihat bahwa Taehyung terkejut saat bahunya di pegang. Pemuda itu ternyata tengah melamun.
"Aku mau di sini."
"Besok kita dateng lagi. Sekarang Taehyung istirahat dulu, Taehyung juga lelah,"kata Ayah Kim.
"Aku mau di sini."
"Kak..."
"Tolong, Jungkook."
"Sekarang lagi terik banget kak, panas. Nanti sore kita ke sini lagi, ya?"bujuk Jungkook.
"Lalu kenapa? Jimin pun selalu ada bersamaku di saat bahagia dan luka."
"Kak..."
"Ade, biar Ayah aja."
Ayah Kim memegang bahu Taehyung yang lemas, memaksa putranya itu untuk menatap kedua netra miliknya.
"Taehyung lemah?"
"Ayo di jawab pertanyaan Ayah.""Taehyung lemah,"jawab Taehyung lirih.
"Kenapa jadi lemah?"tanyanya dengan tegas.
"Taehyung kehilangan Jimin, Ayah."
"Sudah terlanjur lemah, kenapa nggak nangis? Taehyung, nangis."
"Nangis, Taehyung!"
"Ayah, Taehyung udah nangis. Taehyung lelah menangis.."
"Anak ayah itu anak yang hebat, anak baik." Segera Ayah Taehyung memeluknya, mengusap punggung Taehyung yang perlahan-lahan bergetar hebat.
Dengan menatap rumah Jimin, Taehyung akhirnya menangis lagi. Tangisan kali ini yang benar-benar hebat, seakan-akan ia tengah mengeluarkan segala bebannya.
Jimin, selamat tinggal.
I'm Here
Tok tok tok
"Kak Taehyung, aku mau kasih sesuatu."
"Masuk."
Hal pertama yang Jungkook lihat adalah punggung Taehyung. Pemuda itu tengah menghadap jendela dan membelakanginya.
"Kak Taehyung lagi apa?"tanya Jungkook menghampiri.
"Lihat langit. Kenapa?"
"Enggak papa. Ini aku mau kasih ini, aku temuin di rumah sakit. Tapi lupa kasih ke kak Taehyung waktu itu."
Taehyung menerima surat dari Jungkook. Awalnya ia bingung, namun akhirnya ia hanya menganggukkan kepalanya dan menerima surat itu.
Jungkook pergi, menyadari bahwa kakaknya ingin sendirian. Pintu tertutup rapat, kembali Taehyung pejamkan matanya untuk mencari kedamaian.
Sungguh,Jimin. Taehyung trauma akan kehilangan sahabat, dan kini ia tengah melawan trauma nya sendirian.
"Jimiin,"ringisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here.
Fanfiction❝Hidup adalah tentang bertahan,dan kehilangan. Lalu dimana bisa aku temukan letak kebahagiaan?❞ ―Moon,2021.