"Jimin di mana?"
Pertanyaan pertama dari Taehyung setelah ia baru siuman. Sebab yang ingin ia lihat hadir nya adalah Jimin.
"Jimin sedang jalan-jalan sebentar sama Jungkook. Taehyung sama kami dulu, ya,"kata Bunda Kim berucap dengan lembut sembari mengelus kepala Taehyung.
"Tapi aku mau ngobrol sama Jimin. Bisa telpon Jimin ga?"
"Dia udah mencelakai kamu loh, Taehyung. Jangan di cari,"kata Seokjin.
Taehyung menatap Seokjin lama. "Kak Seokjin ngomong sesuatu sama Jimin?"
"Iya,"sahutnya cepat.
"Apa?"
"Ngomong yang seharusnya memang dia harus tau. Kalau dia tuh enggak baik ada di sisi kamu."
"Aku enggak izinin kak Seokjin buat ngomong hal gitu ke Jimin,"kata Taehyung kesal.
"Karena kamu ga berani, jadi biar kaka yang kasih tau ke Jimin."
"Kaka ga berhak atas itu. Aku seneng temanan sama Jimin, terlepas dengan apapun yang terjadi saat ini. Dia tetep teman taehyung!"
Taehyung berusaha untuk bangkit dari posisi rebahannya saat ini. Namun sangat sulit dan sangat sakit. Dengan cepat Bunda kim menahan anaknya untuk tetap pada posisi awalnya.
"Taehyung mau apa?"tanyanya lembut.
"Taehyung mau pergi cari Jimin. Taehyung mau pergi dari sini, enggak mau lihat kak Seokjin lagi,"katanya setengah menahan sesak di dadanya.
"Jimin kan sama Jungkook, aman kok,"jawab Bunda Kim.
"Kalau gitu, Taehyung enggak mau lihat kehadiran kak Seokjin lagi, gamau."
"Taehyung,"panggil sang ayah.
"Jangan begitu. Seokjin tetap kakakmu, harus sopan."
"Kak Seokjin yang enggak sopan karena udah ikut campur urusan taehyung, ayah."
"Kak Seokjin enggak tau gimana susahnya dapet seseorang yang kaya Jimin buat taehyung. Kak Seokjin enggak bisa lihat aku bahagia, Ayah. Taehyung benci sama kak Seokjin,"ucapnya sambil menangis.
Bunda Kim mengenggam tangan hangat Taehyung, menatap wajah putranya yang kini penuh dengan air mata itu.
"Jimin bukan orang jahat, Ayah.."
"Jimin itu teman taehyung. Dia enggak akan sengaja buat celakai taehyung."
Suasana seketika hening, hanya diisi oleh isakkan dari Taehyung yang begitu menyakitkan. Semuanya hanya bisa diam tanpa berniat untuk menjawab.
"Taehyung, maaf."
ι'м
нєяє"Jungkook, aku mau minum."
"Aku belikan dulu ya, kak Jimin jangan ke mana-mana."
Jungkook beranjak dari tempat mereka duduk saat ini untuk pergi ke kantin di seberang sana.
Tiba-tiba Jimin memegangi pelipisnya yang sakit sekali.
"Argh, sakit."
Jimin menengadahkan kepalanya sambil menggigit bibir bawahnya untuk sekadar meredakan rasa sakit, namun tidak berguna.
Rasanya Jimin ingin berteriak karena rasanya sangat sakit sekali. Tubuhnya mulai tidak bisa seimbang, pun pandangnya mulai kabur perlahan-lahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm here.
Fanfiction❝Hidup adalah tentang bertahan,dan kehilangan. Lalu dimana bisa aku temukan letak kebahagiaan?❞ ―Moon,2021.