3. ✤ Menyebalkan

802 109 5
                                    

M o o n- 2021.

❄️ ≈ ✤

❝Katanya hidup perlu perjuangan,tapi di hidupku tidak ada yang bisa diperjuangkan.❞



"Sebenarnya tidak boleh melukai diri sendiri."

"Aku tau itu."

"Jadi kenapa kau tetap melakukannya?"

Jimin menatap Taehyung yang tengah memakaikan perban di tangannya. Lelaki itu sangat telaten mulai dari membersihkan ruangan Jimin, membersihkan darah di tangan Jimin hingga memasangkan perban.

"Taehyung, aku benci persahabatan dan kau tau itu. Bodohnya aku yang langsung percaya bahwa kau berbeda dengan mereka."

"Emangnya aku sama seperti mereka itu?"

"Tentu saja. Kau pembohong, persis seperti mereka. Aku benci itu."

"Aishh Jimin. Gimana bisa kau langsung membulatkan diriku begitu? Tolong ingat ini, aku hanya lupa. Setelah ingat bahwa aku bertemu denganmu, aku langsung ke sini kok." Taehyung begitu geram dengan Jimin yang masih saja menyalahkannya, padahal Taehyung sungguh lupa dan itu manusiawi.

"Yayaya, beralibi itu mudah,"kata Jimin.

"Itu terserahmu mau percaya atau tidak, yang penting aku tidak berbohong dan bukan pembohong seperti apa yang kau katakan."

Taehyung bangkit dari duduknya dan menaruh kotak P3k itu ke tempat semulanya, lalu pergi mengambilkan segelas air untuk Jimin.

"Jangan berlagak peduli padaku!"kata Jimin sambil menatap tangan Taehyung yang menyodorkan segelas air.

"Minum saja apa susahnya, sih?"

"Ini pasti salah satu rencanamu agar aku bisa berbaik hati setelah kau bohongi!"kata Jimin dengan sok tau.

"Hah? Ya Tuhan, bahkan aku enggak berpikir ke situ sama sekali Jimin. Minum saja cepat."

"No! Pasti air itu udah bercampur sama racun,"kata Jimin lagi dengan tangannya yang sudah ia lipat di dada.

Jimin mengalihkan pandangannya dengan sombong, sambil tertawa remeh. "Kau pikir aku bodoh? Aku ini pintar, mengalahkan Kim Namjoon."

Taehyung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu menghela napas lelah. Sebenarnya Taehyung bukan seseorang yang penyabar, tapi selama ini dia begitu tenang dengan semua masalah.

Tapi masalah kali ini berbeda, ini Park Jimin yang begitu mengesalkan. "Kalau tidak mau yasudah. Perkara minum saja di ribetkan."

Lalu Taehyung baru saja membalik tubuhnya yang hendak keluar ingin menemui Hoseok, tapi suara Jimin menghentikannya.

"Tidak sopan."

"Hah? Bagaimana?"tanya Taehyung membalikkan tubuhnya.

"Kau itu tidak sopan! Pertama, tidak ada orang yang boleh masuk ke ruanganku kecuali Hoseok hyung. Tapi kau asal masuk aja, itu tidak sopan!"kesal Jimin.

"Kedua, aku kan sudah menunggumu berbulan-bulan. Tapi tidak ada ungkapan Terimakasih darimu, huh, dasar sinting!"

Taehyung pikir Park Jimin itu lembut, sangat butuh pelindung. Tapi hari ini Taehyung tau bahwa dirinya salah besar, Jimin nyatanya sangat menyebalkan.

"Hei aku sehat, tidak sinting!"sahut Taehyung.

"Oh ya? Kenapa tidak berterimakasih kalau begitu? Aku yang gila saja tau terimakasih,"sindirnya dengan wajah angkuh.

"Terimakasih Park Jimin."

"Bungkuk'an tubuhmu setengah agar lebih sopan,"suruh nya.

"Hey jangan mengatur!"

"Kau ini pemarah sekali, sih! Lebih baik kau juga bergabung denganku disini, supaya tidak membahayakan orang di luar sana."

"Ya itu karena kau menyebalkan tau!"
"Geram betul lah saya!"

Taehyung langsung pergi dengan gerutuannya sepanjang jalan. Jimin hanya tersenyum sambil menatap punggung Taehyung yang mulai pergi menjauh.

"Hey, Aku hanya ingin kau merasa tidak kaku,"kata Jimin pelan.

Sementara itu Taehyung berjalan dengan mulai tenang, mulutnya tertutup tidak seperti awalnya yang terus meracau kesal. Dirinya berniat mencari keberadaan Hoseok yang katanya perawat Jimin.

"Taehyung!" Taehyung menoleh dan mendapati Hoseok yang tengah tersenyum padanya.

"Aku sudah membereskan semuanya. Tadinya ingin menemani Jimin, tapi dia sangat mengesalkan,"kata Taehyung bercerita.

"Ohh, jadi kau ingin pulang?"

"Aku pikir begitu,"jawabnya sambil mengangguk.

"Kupikir Jimin sudah mengajakmu untuk ikut Stargazing malam ini, ternyata tidak, ya?"

"Tapi Jimin tidak bilang apapun padaku, dia hanya menyebalkan."

"Apa dia suka Bintang?"tanya Taehyung.

Hoseok mengangguk, membenarkan pertanyaan Taehyung. "Kalau tidak hujan, Jimin pasti keluar untuk menatap bintang. Untuk Healing katanya."

Sebenarnya juga dulu Taehyung sering melakukan hal yang sama seperti Jimin. Taehyung suka mengamati langit beserta isinya bersama dengan Seokjin, lalu Seokjin menjelaskan berbagai hal yang tidak di ketahui Taehyung perihal Bintang-Bintang dan semacamnya.

Hanya saja, sekarang Seokjin menjadi lebih sibuk. Jadi Taehyung tidak lagi melakukan hal itu sejak beberapa tahun lalu.

"Coba saja ajak dia. Jimin mungkin hanya tidak ingin kau terlihat kaku ketika bersamanya,"kata Hoseok.

"Apa perlu menyebalkan seperti itu? Aku kesal tau!"

"Haha iyaiya. Ya sudah sana, ajak Jimin."

Taehyung pergi kembali menuju ruangan Jimin. Ruangannya sangat sepi dan masih tetap sangat dingin. Taehyung melihat Jimin yang tertidur dengan sangat nyenyak.

"Ya Tuhan, wajahnya sangat polos tapi sifatnya begitu menyebalkan,"gumamnya.

Ia beranjak untuk mengecilkan Ac, lalu membaringkan tubuhnya di kasur besar milik Jimin yang sangat empuk dan nyaman.

"Rasanya kamarku tidak ada apa-apa nya di bandingkan ruangan nyaman ini,aku akan sering datang nanti, hahaha, "katanya lagi.

Akhirnya Taehyung tertidur karena sangat mengantuk. Niatnya hanya ingin rebahan sembari menunggu Jimin bangun, lalu mengajaknya untuk menatap Bintang malam ini, tapi dia juga ikut tertidur.


Published
|24 April,2021.

I'm here.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang