5. ✤ Peduli

605 89 2
                                    

Apapun itu, tolong tetap bertahan disini untukku.

🌕 - 🌕

"Taehyung engga mau cerita sama Bunda?"

Taehyung langsung menoleh ke sampingnya yang diisi presensi dari Bunda nya yang tengah memasak.

"Cerita apa?"

"Kemarin Taehyung dari mana aja?"

"Ohh, aku kan habis ketemu Jimin."

"Apa katanya pas kamu ketemu?"

"Dia marah karena Taehyung lupa nemuin dia. Harusnya sehabis ketemu aku langsung pergi ke tempatnya."

"Lagi marahan dong?"

"Enggak, udah baikkan kok,"jawabnya.

"Terus Taehyung mau ke sana lagi?"

Taehyung mengangguk sambil meminum air di gelasnya.

"Nih, Bunda nyiapin makanan. Nanti bagi Jimin, dari Bunda."

Bunda Kim memberi kotak makan pada Taehyung dan tidak lupa botol minum yang berisi air dingin. Taehyung tidak tau kenapa bundanya menyuruh dia untuk membawa botol juga.

"Yauda aku berangkat."

"Hati-hati."

ι'м
             нєяє.

Jimin terdiam sambil duduk diam di ranjang kamarnya, suara musik yang terputar dari radio membuat suara di kamarnya yang sepi.

Sembari mendengarkan lagu yang terputar, ingatan Jimin pun kembali terulang pada masa-masa di mana ia merasa bahwa dunia begitu menyenangkan.

Bermain bersama teman-temannya, pergi bersama keluarga, bercanda, tertawa dan segalanya bersama. Semuanya nyata tapi bagi Jimin saat ini, itu semua hanya khayalan semata.

Sebab saat ini ia hanya Park Jimin yang kesepian, dan berteman dengan kesendirian. Jimin tidak tau apa masalah besar jika dia menjadi seperti ini? Karena sejujurnya Jimin pun tidak mau menjadi berbeda.

"Ibu mencintaimu. Kau anak yang paling ibu sayangi."

"Jimin mau apa? Nanti ibu belikan semua yang Jimin mau."

Jimin menutup matanya rapat-rapat dan mengepalkan tangannya, dadanya bergemuruh. Rasanya sangat sesak dan sakit bersamaan ketika serpihan ingatan masa lalu itu kembali lagi.

"Aku hanya ingin mati, Bu,"katanya dengan rahang mengeras.

"Maaf, tapi kita harus berpisah Jimin. Nanti ibu akan sering mengunjungimu disini."

adalah perkataan yang sangat Jimin ingat dan juga di benci. Itu adalah kebohongan yang paling menyakitkan, sebab itu Jimin sangat membenci kebohongan.

Sekejap dunianya berubah begitu saja. Jimin bukan lagi jimin yang dulu, yang ceria, mudah tersenyum dan juga penuh kasih sayang. Kini Jimin berubah, seperti di rubah oleh keadaannya.

I'm here.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang