Chapter 5 -Mengapa berbeda?-

6 2 0
                                    

Tidak ada alasan untuk tidak mencintaimu, kamu baik, kamu bertanggung jawab. Bukan aku yang gagal mendapatkanmu, tapi kamu yang belum mencintaiku.

Happy Reading guys ❤

Hal yang paling menyebalkan bagi Aulia adalah ketika ia pulang ke rumah ada mobil merah terparkir di halaman. Sudah pasti wanita itu ada di dalam saat ini.

"Halo, Lia, " sapa wanita itu, siapa lagi kalau bukan kekasih ayahnya, Bilqist.

Aulia berhenti dan menatap Bilqist yang duduk di sofa.

"Tante dapat kabar katanya kamu habis pulang dari klinik kemarin, kenapa? " tanya Bilqist.

"Bukan urusan, Tante, " jawab Aulia.

"Kamu kok gitu sih, tante itu khawatir sama kamu, " Bilqist mengambil bingkisan yang ada di sampingnya. "Ini Tante belikan kamu sesuatu, " ucap Bilqist dengan menyerah paperbag pada Aulia.

"Gak perlu, Tante. Lia bisa beli pakai uang Lia sendiri! " tanpa permisi Aulia segera pergi meninggalkan wanita itu, kesal atau tidak, Aulia tidak perduli.

Aulia hanya keluar kamar saat ia akan berangkat bekerja, cukup baginya menghindari Tante genit itu.

"Lia pergi kerja dulu ya, Yah!" pamitnya pada Ayahnya yang duduk di depan televisi.

"Ayah mau bicara sama kamu, " ucap Aditya menghentikan langkah anaknya.

"Kalau ini tentang Tante Bilqist, Lia gak mau denger. " Aulia melanjutkan langkahnya.

"Ayah dan Tante Bilqist akan segera bertunangan. "

Aulia kembali berhenti mendengar penuturan Ayahnya. Di tatapnya pria paruh baya itu dengan tatapan tak percaya, bagaimana mungkin ia melakukan itu di saat istrinya sedang butuh dukungan untuk sembuh.

"Sampai kapanpun, Lia gak akan pernah izinin Ayah nikah lagi! " ancam Aulia kemudian pergi bersama tangisannya.

Tidak ada yang menyangka hal ini akan terjadi. Selama hampir tiga tahun, Aulia berjuang sendiri untuk kesembuhan sang ibu. Aulia tidak lagi melihat kasih sayang seorang Ayah semenjak kenal dengan wanita perusak hubungan itu. Ia tidak akan mampu melawan, bahkan memberontak pun Ayahnya akan tetap melakukan hal yang memuaskan hatinya, tak pernah perduli Aulia suka atau tidak.

TINGG.. (Bell pintu)

"Lia, " panggil Reina yang baru masuk kedai kopi.

Segera di hapus air yang membasahi pipinya. Ia malu kepergok menangis di depan Tante kesayangannya.

"Ya, Tante, " jawab Aulia.

"Ini hari ke dua loh Tante lihat kamu sedih, dan sekarang sampai menangis. Kamu kenapa? " tanya Reina khawatir.

"Lia gak papa, Tante. "

"Kamu serius gak mau cerita ke Tante," tawar Reina.

"Gak papa, Tan. Ini masalah keluarga, " jawab Aulia.

"Ya udah Tante ngerti. Tante do'ain, apapun itu, semoga semuanya segera baik-baik saja, " ucap Reina.

"Iya, Tante. Aamiin, " Aulia mengaminkan doa dari Reina.

Keduanya bergantian melempar senyum manis masing-masing.

"Tante mau di buatkan pesanannya sekarang? " tanya Aulia.

MISI DAN TRAGEDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang