스물 셋 - Gun and Slap

572 55 62
                                    

Nonu, Juseyo!-part dua puluh tiga-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nonu, Juseyo!
-part dua puluh tiga-

Jisoo menatap kosong televisi yang menyala. Bibirnya mengerucut sesekali memandangi jam yang menggantung. Tiga bebe dalam perutnya bergerak lasak meminta usapannya.

Jisoo mengusap perutnya naik-turun. Bunyi kunyahan kimchi dari Bohyuk tak membuatnya berselera sama sekali.

"Hah ..." desahnya bosan menunggu Wonwoo pulang.

Bohyuk menoleh pada Jisoo. "Tenanglah, bentar lagi juga sampai." kata adik iparnya itu sambil menjilati jarinya.

Sudah satu jam setelah Wonwoo meneleponnya menjanjikan cepat pulang tapi Wonwoo belum tiba. Merapatkan bibirnya lalu menopang badannya untuk berdiri.

Mengusap dadanya yang terasa sesak sambil berjalan ke arah pintu. Perasaannya tak setenang saat menelepon suaminya.

"Mau kemana??!" tahan Bohyuk meninggalkan kimchinya sebentar.

Jisoo menatap Bohyuk sedih. "Hyeongmu belum sampai, Hyeok-ie," lirihnya meremas tangan Bohyuk yang menopangnya.

"Tapi hyeong pasti pulang. Jangan menunggu diluar, nanti kau sakit." kata Bohyuk ikut sesak melihat air mata Noona Soo-nya.

Tanpa diminta air mata Jisoo luruh. Dilepasnya tangan Bohyuk lalu melanjutkan lagi langkahnya untuk membuka pintu. Bohyuk menghela napas panjang, tiba-tiba dia mengkhawatirkan hyeongnya.

"Noona ...," panggil Bohyuk tak tega melihat kakak iparnya menangis menatap gerbang besi rumahnya.

"Hyeok-ie, ma-mau antar Noona Soo ke kantor hyeongmu?" tanya Jisoo dengan napasnya yang tidak lagi teratur. Wajah Jisoo sudah berlumur air mata.

Melihat air mata Jisoo, buru-buru dia mengalihkan matanya. Efek airmata Jisoo seakan tertular, matanya mulai mengilat basah. Membungkuk 90° dengan menopang lututnya. Kepalanya mengangguk, "lima belas menit hyeong belum sampai, kita pergi."

Air mata Jisoo semakin deras. Dia meremas jarinya yang bertautan, "gomawo, Hyeok-ie."

Bohyuk terkekeh untuk mengusir air matanya. "Kau minta pesawat jet juga tak apa. Aku menyayangimu seperti kakak perempuanku. 11 tahun kau ditengah-tengah keluarga kami, kata terimakasih rasanya terlalu formal."

Jisoo tersenyum manis namun berbeda dengan dadanya yang tak kunjung reda dari rasa sesak.

Jisoo menyeka air matanya. Menatap Bohyuk yang tampak tenang menatap pagar yang sama.

"Ayok kita jemput hyeongku," kata Bohyuk menatap kakak iparnya. Berusaha tersenyum agar Jisoo lebih tenang.

Jisoo terkekeh lirih.

"Uljimaa ..." rengek Bohyuk melihat mata Jisoo sudah ditumpuk air mata lagi. "Aku ambilkan jaketmu?" tawar Bohyuk mengipasi wajah Jisoo yang sudah merah ingin menangis.

Nonu, Juseyo! | Wonshua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang