스물 아홉 - Still Alive, Boom!

635 57 58
                                    

Nonu, Juseyo!-part dua puluh sembilan-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nonu, Juseyo!
-part dua puluh sembilan-

"Ini perasaan Noona aja atau gimana? Dua hari ini kalian bolak-balik gantian jaga Noona Soo di rumah." celetuk Jisoo memandangi punggung Bohyuk.

Bohyuk, ibu mertuanya, Jeonghan, Minghao Jihoon, dan Seungkwan yang sedari tadi diskusi harus berhenti sejenak. Tatapan mereka menangkap Jisoo yang kesusahan membawa perutnya.

Jisoo masih belum mereka beritahu kalau Wonwoo sudah mereka temukan. Ini sudah dua hari sejak Wonwoo ditemukan Chan. Masalahnya, tak ada tanda-tanda Wonwoo siuman maka dari itu mereka menahan berita ini dulu.

"Kan biasanya juga begitu," kata Bohyuk.

Jisoo menatap mereka santai sedangkan yang ditatap sudah kaku berdiri. "Iya, tapi kelihatannya kalian lagi sibuk sampai berjaga aja pakai jadwal. Seungcheol, Hansol, Mingyu, Soonyoung dan lainnya juga mulai sibuk. Soo-ie memang mau Nonu pulang tapi kalian juga istirahat sesekali." ucap Jisoo panjang lebar.

"Kalau mau pergi lagi, makan siang dulu. Kalian terlalu sering berkumpul disini memangnya suami kalian tak kalian beri makan?" tambah Jisoo dengan wajah pucatnya setia.

"Kalian bisa memasak di dapur Soo-ie sesuka hati. Maaf, ya, Soo-ie dah susah buat bergerak buat masakin kalian. Paling tidak kalian harus makan, kalian buat Soo-ie semakin bersalah, lebih baik kalian tak usah bantu cari Nonu kalau akhirnya sakit." oceh Jisoo melap setitik air matanya.

Jisoo membalikkan badannya untuk ke kamar. Dadanya berburu sempit, rasa dukanya masih sama, rasa cemasnya menggunung semakin tinggi. Hampir empat hari Wonwoo belum kembali, pikirannya sudah sibuk bercabang kemana-mana.

Melihat kepergian Jisoo, mereka saling tatap. Tidak enak rasanya membiarkan Jisoo tidak tahu kalau Wonwoo sudah ditemukan. Perempuan itu diam-diam menangis kalau semua orang sudah tidur. Jisoo paling suka bila tengah malah tiba, dia pergi ke kamar rooftop. Mereka sudah hapal kalau kesana artinya Jisoo hanya menangis karena rindu dan rasa takutnya yang menyumpal.

"Aku yakin sebentar lagi Wonwoo siuman." ucap Jihoon memahami tatapan sedih Jeonghan melihat keadaan Jisoo yang menyedihkan. Beruntung Jisoo tak rewel soal makanan jadi kebutuhan tubuhnya juga bayinya terpenuhi.

Jeonghan tersenyum tipis, dia juga harus yakin kalau Wonwoo segera siuman.

"Sudah, ya, aku pulang dulu." kata Jihoon mengambil tasnya.

"Kalau ada apa-apa hubungi kami. Suami kalian itu kalau tidak ditanyai mana ingat memberi kabar keadaan Wonwoo." repet Seungkwan ikut mengambil tas.

"Suamimu lebih parah," jawab Jeonghan malas.

Seungkwan berdecak kesal. Memang suaminya secuek itu, pesannya dibaca saja syukur. Lebih kesal rasanya ketika Hansol membalas pesannya yang sudah kadaluarsa. Jadi, mengharapkan Hansol sama saja sia-sia, tidak akan ada inisiatifnya memberi kabar.

Nonu, Juseyo! | Wonshua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang