서른 여섯 - Ponsel dan Arah

615 50 62
                                    

Nonu, Juseyo!-part tiga puluh enam-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nonu, Juseyo!
-part tiga puluh enam-

Dokter Yumi kembali melajutkan ceritanya kepribadian yang kedua. "David, dia yang paling muda diantara mereka berlima. Usianya masih sebelas tahun, lebih manja dan cerewet tapi dia penakut, mudah cemas bila menangkap sesuatu yang dia anggap 'bahaya' menurutnya."

Jisoo menghembuskan nafasnya menatap pintu kamarnya yang terbuka karena Mingyu baru saja meninggalkan tempat ini. Melirik kakinya yang sudah berbalur salap begitu juga dengan tangannya. Pekerjaan Mingyu berantakan sekali tapi lumayanlah efeknya.

"Nyonya, ingin sarapan apa?" tanya pelayan itu.

"Boleh aku memasak sarapanku sendiri?" tanya Jisoo. "Kurasa aman, Mingyu tampaknya tak ingin mengamuk lagi." ucap Jisoo agar pelayan itu mempertimbangkan permintaannya.

"Ya, mungkin kau boleh keluar untuk mendapatkan makananmu." angguk pelayan itu lalu membantu Jisoo berjalan. "Nyonya, bisa kau bersikap maklum kalau Tuan Mingyu tiba-tiba menanyakan namamu atau tidak mengingat wajahmu?" kata pelayan itu sopan.

Jisoo menatap pelayan itu sampai alisnya hampir menyatu. "Ada yang ingin kutanyakan, kenapa dia tak familiar ketika menatap wajahku? Apa aku asing dimatanya?" tanya Jisoo menunjuk pintu terbuka itu.

"Tidak tahu, mungkin karena Tuan Marshall lebih sering muncul jadi empat lainnya terkadang melupakan orang sekitarnya apa lagi yang jarang dia temui. Tuan Mingyu punya lima orang lain di tubuhnya, Nyonya. Maklumi saja kalau mereka tiba-tiba melupakan namamu, bersikap sewajarnya saja kalau yang lain muncul seperti sebelum kau tahu dia memiliki banyak kepribadian." jawab pelayan itu mengajak Jisoo ke dapur dengan hati-hati.

Jisoo merapatkan bibirnya lalu mengangguk mengiyakan.

Sampai di dapur Jisoo langsung bertemu peralatan sederhana tidak ramai tapi beruntung ada kulkas semoga saja ada isi. Memutar tubuhnya menatap barisan manusia berpakaian hitam yang mengikutinya sedari tadi.

"Ambilkan ayam dari kulkas." perintah Jisoo menunjuk kulkas.

Salah satu mereka langsung bergerak mendekati kulkas dan mengeluarkan daging ayam. Jisoo bersandar sambil melipat tangan, jari telunjuknya mengetuk dagu. Dia tak tau masak apa tapi dia ingin makan dengan kentang yang melimpah.

"Kentangnya tolong, lalu apa lagi, ya? Ada sayur tidak? Apapun yang bisa menemani olahan berkuah. Tak usah mie aku sedang tak ingin. Seledrinya juga, kalau brokoli cocok tidak ya? Tapi warnanya merusak hidanganku yang putih suci nanti." gumamnya. "Sudah, sudah itu saja. Terimakasih banyak, ya."

Jisoo langsung mencuci potongan ayamnya lalu mengupasi kentang dengan sabar hingga muncul suara ceria.

"Sedang apa? Woah ramai, ya." kata Mingyu mengulurkan tangannya untuk menggeser tubuh para babunya.

Nonu, Juseyo! | Wonshua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang