Eighth

3.1K 332 4
                                    

"Bagaimana ini Kakashi!?" Obito pucat pasi dan menatap Kakashi penuh harapan,

"Yaa, aku tidak bisa menolongmu kali ini Obito" Kakashi mengalihkan tatapannya,

"Kakashi" Obito menunduk, dia seperti tidak punya harapan hidup lagi.

"Ada apa memangnya?" Tanya Madara yang menyeruput teh dengan tenang,

"Naru-chan marah! Dan disaat seperti itu dia pasti akan mencari pelampiasan!!" Obito terlihat benar-benar panik,

"Apa susahnya menghadapi anak itu!?" Shisui tersenyum meremehkan,

"Kau tidak tahu!! Naru-chan saat marah itu....glek" Obito langsung berjongkok dan menutup kedua telinganya,

"Kalian jangan tanyakan hal sensitif pada Obito! adik pirang itu seperti binatang buas yang menyerang ketika emosinya sudah melebihi batas maksimal" jelas Kakashi,

"Anak itu?" Kagami mengangkat sebelah alisnya,

"Ya, dia hanya bisa dikendalikan oleh Mikoto-obachan"

Tap tap tap

Suara langkah kaki terdengar mengema diseluruh mansion. Terlihat Naruto dengan tatapan dingin menusuk dan setengah wajahnya yang tertutup oleh rambutnya, padahal baru tadi pagi Obito sedikit memotongnya.

"Naru-chan?" Obito tampak takut-takut menatap Naruto,

"Tidak apa-apa Obito-nii, aku sedang dalam keadaan baik saat ini" Naruto tersenyum manis. Tunggu sebentar....

EEEEEEHHH

Naruto terkekeh geli melihat semua orang yang memasang tampang bodoh. Sesaat kemudian wajahnya kembali menjadi datar, bocah pirang itu dengan santai mendatangi Madara,

"Jii-san!"

"Hn?"

"Aku malas sekolah, biarkan aku seperti dulu saja!"

"Tidak, kau akan tetap ke sekolah"

"Kalau begitu, aku mau sekolah tapi di rumah" Madara meletakan cangkirnya dan menatap tajam cucu bungsunya ini,

"Bukannya kau itu anak baik yang menuruti semua perkataan apapun yang ditunjukkan pa...."

"Itu khusus untuk ka-chan, kalau orang lain aku tidak peduli" Madara mengepalkan tangannya, dia benar-benar sangat geram dengan cucunya yang satu ini,

Dua pasang mata itu saling menatap tajam dengan aura tidak mengenakkan. Anggota keluarga lain hanya bisa diam, mereka tidak seberani Naruto untuk membantah sang kepala keluarga itu saat dia sudah diambang batas kesabaran.

"Jii-san, aku bukannya tidak mau datang ke sekolah. Tapi, tempat itu benar-benar sangat memuakkan! Penuh dengan penjilat dan anak-anak kaya yang manja, aku juga sangat peka terhadap sekitar! Jadi, aku tahu kalau ada perkelahian, pemerasan, pembullyan, dsb." Madara memejamkan matanya sejenak, dia lalu membukanya lagi dengan tatapan yang lebih baik dari sebelumnya. Hal itu juga dilakukan oleh Naruto.

"Jadi, selama ini hanya hal itu yang mengganggumu di tempat bernama 'sekolah' itu?"

"Ya, aku juga kesal dengan bakat alamiku yang sangat peka terhadap sekitar meski aku sudah mencoba untuk tidak peduli dan mengacuhkannya" Madara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, dia tampak berpikir keras,

"Kau akan tetap sekolah" Tegas Madara,

BRAAKK!!

Meja didekat Naruto sudah terbalik karena sekali tendangannya. Obito yang melihat itu langsung begidik ngeri dan langsung berlindung dibalik Kakashi.

Vacío [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang