Naruto duduk dengan tenang sambil membaca buku di taman yang ada di rumah itu, benar-benar sangat tenang dan damai, rasanya Naruto ingin terus disana menikmati ketenangan ini, matanya mulai terpejam karena rasa kantuk yang menghampirinya.
Bruk!!
Netra biru Naruto terbuka lagi, tapi dimana dirinya ini? Tubuhnya rasanya juga sangat sakit, apa dia barusan dilempar? Atau dibanting?
"Kau sudah bangun?" Naruto tersentak dan langsung duduk, dilihatnya para tuan muda dan kakeknya,
"Eh?" Rasanya Naruto jadi orang bodoh seketika, bagaimana dirinya bisa lengah sampai tidak sadar dan dibawa ke ruangan tengah rumah ini,
Puk
"Aku yang membawamu kemari, kalau orang lain pasti sudah kau bunuh dulu!" Ucap Kakashi sambil memukul kepala Naruto dengan buku yang dibawanya,
"Kakashi-nii?" Kakashi tersenyum dan menyipitkan matanya,
"Tunggu, bagaimana bisa?"
"Mudah saja, kau lengah sesaat tadi, jadi aku memanfaatkan itu untuk membawamu kemari" jelas Kakashi,
"Jangan lakukan itu lain kali, kau membuatku jadi bersikap siaga terus mulai sekarang!!" Tatapan Naruto menajam,
"Yare-yare, baiklah"
"Perhatian!" Semuanya langsung fokus menatap Madara, begitu juga Naruto, walau tatapannya terkesan malas menanggapi,
"Sasuke dan Naruto, mulai besok kalian akan sekolah dan satu kelas, tidak ada penolakan atau bantahan!!"
"Tidak mau!" Tegas Naruto, dia langsung berdiri,
"Apa kau tidak dengar kalimat akhir kakek?"
"Dengar, tapi aku tidak mau tahu!"
PLAK!!
Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Naruto, semua orang bahkan langsung berdiri karena terkejut. Itachi yang biasanya paling tidak peduli, dia baru saja menampar Naruto dengan sangat keras, bahkan bekas kemerahan bisa terlihat jelas,
"Heh, kau menamparku!?" Naruto terkekeh, rambutnya yang panjang menutupi matanya. Itachi hanya diam dan menatap datar Naruto,
"Siapa kau berani melakukan hal ini padaku!!" Naruto mengangkat wajahnya, hal yang tak terduga terlihat oleh orang-orang itu, mata merah yang berkilat marah,
"Kalau bukan karena kau adalah anak ka-chan, ku pastikan kalau kepalamu terpisah dari tubuhmu saat ini juga!" Naruto memejamkan matanya, dia berjalan pergi dari ruangan itu, entah kenapa emosinya bisa meledak sampai seperti ini.
"Me.. menakutkan sekali!" Obito langsung lemas dan duduk di sofa,
"Kau takut dengannya?" Shisui mengangkat sebelah alisnya,
"Tentu saja, Naru-chan yang kukenal itu murah senyum dengan mata biru shappire nya yang teduh dan damai, barusan tadi matanya berwarna merah, bahkan lebih merah dari kakek"
"Menarik" gumam Madara,
"Anak itu punya mata merah juga?" Itachi mengerutkan keningnya, rasanya sedikit aneh juga menampar anak itu,
"Cih, mengganggu saja!" Padahal Sasuke sudah berencana protes pada kakeknya itu, tapi si pirang itu malah marah-marah tak jelas dan itu karena kakaknya sendiri, menyebalkan sekali!
"Obito, apa sebelumnya kau benar-benar tidak tahu tentang matanya itu!?" Selidik Madara,
"Emm, pernah sekilas aku melihat matanya berubah warna menjadi merah saat dia marah atau kesal, baru-baru ini sebenarnya aku juga melihat itu" jawab Obito sambil mengambil cemilan yang ada didepannya,
"Aku pernah melihat yang lebih jelas, bahkan kedua-dua matanya" ucap Kakashi,
"Begitu dingin dan menusuk, Naruto jadi terlihat seperti malaikat kematian" tambahnya lagi,
"Menakutkan sekali" gumam Obito,
"Anak itu punya banyak rahasia juga ternyata" Shisui tersenyum sinis,
"Besok Sasuke dan Naruto tetap akan pergi ke sekolah, tidak ada bantahan!" Madara meletakan dua buah bag besar,
"Ini perlengkapan mereka, Kakashi kau antar punya Naruto ke kamarnya!"
"Ha'i, jii-sama" Kakashi mengambil bag milik Naruto dan segera menuju ke kamar anak itu, do'akan Kakashi agar dia tidak kena amuk Naruto nanti.
Jangan lupa vote dan komen!! Biar Nis tambah semangat!!💪💪😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Vacío [Slow Up]
AksiSama sekali nggak ada unsur Yaoi dan author bukan Fujo, jangan salah paham!! Suatu kesalahan terjadi antara Mikoto dan Minato. Hal ini menyebabkan banyak pihak terluka, meski itu adalah sebuah ketidaksengajaan. Di sini, Uchiha Naruto yang merupakan...