Ninteen

1.5K 182 26
                                    

"Naruto 'kan?" Minato menatap remaja didepannya dengan penuh seksama, dia tidak mungkin salah orang, dua orang itu saling bertatapan,

"Bukan, kau mungkin salah orang tuan, namaku Rev" senyuman lembut terbentuk diwajahnya, untuk beberapa saat dia telah berhasil menukar jiwanya, Rev sendiri tidak akan tahu bagaimana Naruto akan menghadapi pria bajingan ini,

"Ah, tapi aku yakin se...."

"Kau salah orang, bagaimana mungkin ada seorang berambut pirang di keluarga Uchiha?" Rev masih mempertahankan senyumannya, tentu dia juga menahan dirinya agar tidak sampai memukul wajah orang yang tengah berdiri didepannya ini,

"Lalu bagaimana kau menjelaskan mata merahmu?!"

"Kenapa kau begitu peduli?! Aku muak dengan hanya melihat wajahmu saja!!" Senyuman itu langsung menghilang, tergantikan dengan wajah penuh ketidaksukaan dan rasa terganggu yang jelas, "bukannya kau tidak mengakui anak itu?! Kenapa sekarang kau mencarinya?!!"

"Aku hanya....."

"Tuan, lebih baik kau segera pergi saja sebelum tanganku lepas kendali dan memukul wajahmu" datar Rev, Minato seketika langsung terdiam, dia akhirnya sedikit menjauh dari Rev,

"Kalau begitu, aku permisi dulu" Rev memejamkan matanya dan mata merah kebiruan itu kembali muncul, jiwa Naruto telah kembali ke tubuhnya,

"Kerja bagus, Rev" Naruto tertawa kecil,

"Bukan masalah, aku memang sangat kesal pada orang itu"

"Hahaha, kau terlalu jujur"

"Diam! Sifatmu sudah keluar dari karaktermu disini" suara Rev terdengar kesal,

"Ha'i ha'i" Naruto terkekeh kecil, cukup menyenangkan berdebat dengan Rev.

"Darimana saja kau?" Naruto menatap kearah Kakashi dan Obito yang berada didepan rumah, mereka memberikan senyuman lebar padanya,

"Hanya jalan-jalan, lain kali ayo pergi bersama" Naruto tersenyum lembut dan masuk kedalam rumah bersama dengan kedua kakaknya itu,

"Naru, mana yang lebih kau sukai? Aku atau Kakashi?" Obito tertawa,

"Tentu saja......Shiroi-ani dayo" jawab Naruto dengan santainya,

"Hahaha, tentu saja" Kakashi tertawa penuh kemenangan,

"Itu tidak adil!! Seharusnya aku yang menjadi favoritmu Naru!!" Obito mengembungkan pipinya kesal,

"Berhenti bertingkah seperti anak-anak, Obito" Kakashi memukul kepala saudaranya itu,

"Ittai yo!!"

Kediaman Namikaze,

"Tadaima" Minato memasuki rumahnya,

"Okaeri anata" Kushina langsung menyambut Minato dengan senyuman, dia juga membantunya melepas jas dan mengambil tas kantornya,

"Kau ingin langsung makan atau mandi dulu?"

"Aku akan mandi saja dulu" Minato menuju kelantai atas untuk segera mandi,

"Tou-san sudah pulang?" Menma muncul dari balik pintu kamarnya,

"Menma sebaiknya kau tidak meminta apapun dari ayahmu, dia terlihat sangat lelah tadi" Kushina menasehati putranya, sebelum dia nanti mengatakan hal yang tidak-tidak didepan Minato,

"Baiklah" jawab Menma dengan malas dan berjalan pergi menuju ke meja makan.

Tiga anggota keluarga Namikaze berkumpul bersama di tengah ruang makan, keheningan tercipta begitu lama dan hanya terdengar suara detingan piring dan garpu yang saling beradu,

"Menma, Naruto itu berada dikelas yang sama denganmu bukan?" Minato menatap Menma uang menyantap makanannya dengan tenang,

Anak berambut merah itu berhenti makan sejenak dan berbalik menatap sang ayah, Menma  mengangkat satu alisnya dengan tanda tanya, "kenapa memangnya?!"

"Seperti apa dia? Ciri-ciri penampilannya" ucap Minato dengan nada yang pelan, tapi ditengah suasana rumah yang sepi, itu terdengar sangat jelas,

"Oooh, ayah kenapa kau jadi tertarik dengannya?! Kenapa kau mau mengurusi Uchiha cac..."

"MENMA!" Minato langsung meninggikan suaranya memanggil anak semata wayang itu,

"Kenapa sih!? Ayah saja tidak terlalu mengurusi ku!! Lalu kenapa kau malah bertanya tentang anak orang lain!" Menma balas berteriak karena kesal,

"KALIAN!!!" Minato dan Menma berbalik menatap Kushina yang saat ini terlihat seperti jelmaan iblis, "selesaikan makan lalu bicara!!" Dua orang itu langsung mengangguk dan segera menyelesaikan acara makan mereka sebelum Kushina mengamuk nantinya.


Kediaman Uchiha,

"Heeem???" Naruto sedikit memiringkan kepalanya menatap bingung kearah pria berambut hitam pantat ayam yang duduk diatas tempat tidurnya, "apa yang kau lakukan disini, aniki?"

"Bukan apa-apa, aku hanya ingin tidur disini, kamarku sangat panas" Sasuke langsung berbaring merebahkan tubuhnya,

"Bagaimana tidak panas, dilihat sesaat saja kamarmu itu terlihat menyesakkan, apalagi semua hampir berwarna hitam atau warna gelap lainnya" Naruto mengerutkan keningnya dan duduk didepan meja belajarnya,

"Apa yang sedang kau lakukan?" Sasuke menatap adiknya itu dari atas tempat tidur, sangat nyaman disini, warna cerah menyenangkan, apa dia perlu merubah warna kamarnya juga? Mungkin biru terdengar lebih baik,

"Tugas sekolah, aku tidak mau repot menjadi pembicaraan guru karena tidak mengerjakan tugas" datar Naruto,

"Peduli sekali kau tentang pendapat orang lain, sedikit santailah dan beristirahat, Naruto" pemuda berambut pirang itu hanya sedikit mengangguk lalu melanjutkan pekerjaannya,

"Kau benar-benar keras kepala"

"Dan kau kenapa jadi sendiri cerewet sekali"

Keduanya lalu sama-sama diam, Sasuke lalu lebih dulu tertidur di tempat tidur Naruto,

"Akan kuseret dia pergi nanti" dingin Naruto menatap Sasuke yang tertidur begitu pulas, "tidak masalah 'kan?!"

Pagi harinya,.......

"Eh?!" Sasuke tampak kebingungan, dia menoleh ke kanan dan ke kiri,

"Bagaimana aku bisa ada disini!?" Tubuh Sasuke terbalik kebawah dan tergantung di pagar pembatas lantai 2, dia benar-benar tergantung hanya dengan selimut yang mengikat kedua kakinya,

"Pufft, apa yang kau lakukan disana Sasuke? Mencoba atraksi" Shisui terkekeh geli,

"Jangan lakukan itu ditengah rumah seperti ini, lagipula siapa yang akan bereaksi?!" Itachi melepas ikatan sprei itu dari pagar dan membuat Sasuke terjatuh di atas sofa yang berada tepat dibawahnya,

"Entah kenapa aku merasa harus membalas dendam setelah ini" Itachi dan Shisui hanya menatap Sasuke dengan sebelah alis terangkat,

"Siapa?!"










Pendek ya?

Maaf, cuma segini aja dan Terimakasih banyak masih ada yang ngikuti cerita ini

Sampai jumpa di bab selanjutnya yang entah kapan mau update😁👍

Vacío [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang