;tujuh

67 6 3
                                    

   Katanya, persahabatan antara cewek dan cowok itu tidak mungkin ada yang murni tanpa terselip rasa suka.

Hyunjin diketahui seluruh publik satu-satunya pihak yang baper akan pertemanan nya dengan Viola.

Mulut dengan sikapnya tak pernah sinkron. Beberapa kali cowok itu mengatakan suka terhadap sahabatnya sendiri saat mabuk. Iya, Viola sudah kenyang mendapati pernyataan cinta dari Hyunjin ketika cowok itu mabuk.

Hangyul dan teman - temannya adalah saksi dimana Hyunjin mencari ponselnya dengan menyebut nama cewek itu, selalu.

Balasan Viola? Lo mabok.

Melihat bagaimana Hyunjin yang selalu menebar pesona pada setiap cewek yang ditatapnya. Mengajaknya jalan dan membanjiri notifikasi mereka dengan kata - kata manis adalah kerjaan Hyunjin setiap hari.

Viola adalah sosok cewek yang mengedepankan akalnya, melihat bagaimana setiap hari Hyunjin berganti pacar, dari segi mana cewek itu bisa mempercayai ucapannya saat mabuk? Hanya berdasarkan teori ucapan orang kala mabuk adalah yang paling benar? Jelas - jelas dia mabuk, menurut Viola. Melantur.

Viola memang terkenal anti berpacaran dulu, tapi tentu saja jauh didalam lubuk hati cewek itu menginginkan memiliki sosok yang bisa dijadikannya pasangan kelak.

Siapa juga yang ingin sendiri sampai tua nanti? Yang jelas bukan Viola. Cewek itu haus akan perhatian yang membuatnya tidak mungkin betah sendirian. Sejauh ini dirinya merasa nyaman tidak berpacaran karna memiliki banyak teman disekitarnya.

Hyunjin menatap kesal kearah ponselnya. Viola yang dikenalnya tidak tertarik menjalani hubungan romantis, kini berpacaran dengan Jeno. Pasti kepalanya terbentur disuatu tempat, pikirnya.

"Makanya, nyatain perasaan pas sadar bukan mabok." ujar Hangyul yang kini tengah tersenyum sambil membuat gumpalan asap dari mulutnya.

Hyunjin bangkit dari posisinya, kunci motornya yang tergeletak diatas meja itu diambilnya, sebelum melangkah pergi tergesa-gesa.

Suara Hangyul terdengar dibiarkan berlalu seperti angin lewat olehnya.

Motornya itu segera dibawanya melaju dengan kecepatan kencang dijalanan.

Berbeda dengan Hyunjin diselimuti perasaan murung. Viola terlihat amat senang karna tawanya yang tidak kunjung selesai. Kedua matanya yang menyipit akibat tertawa itu sampai mengeluarkan air mata.

"Vi.. "

"Ahahahaha, bentar, bentar. Abis kamu lucu banget." ujar Viola tidak bisa berhenti tertawa akibat melihat Jeno bermain PlayStation.

Viola bergerak untuk memegang kedua tangan Jeno yang menggenggam stik ps nya. "yang gerak jari kamu aja, trus gantian jangan barengan."

"Tombol bulet ini buat konfirmasi item kamu, trus yang x ini buat perintah." jelas Viola dengan menunjukkan satu - satu tombolnya.

"Yang kayak tuas ini nih, bisa muter buat arah. Kayak pas kamu milih item mau geser - geser bisa pake ini, pas nanti main itu arahnya pake ini."

Viola sampai mencontohkan menggerakkannya pada Jeno.

Alasan cewek itu tertawa terbahak - bahak adalah karna Jeno yang ternyata tidak bisa main PlayStation. Viola masih tidak percaya ada cowok yang tidak bisa main ini. Bukankah aneh?

"Aku tau, tapi ngga pernah tertarik buat main. Cuma ngeliat haechan sama yang lain aja." ujar Jeno.

Memang benar ketika mereka kumpul ia adalah yang paling malas ikut bermain. Lagipula Jeno juga sering absen kumpul. Alasannya malas saja. Entah apa yang membuatnya serajin ini untuk ke rumah Viola yang jaraknya lebih jauh dibanding rumah teman - temannya.

Mungkin ini yang dinamakan kekuatan cinta. Apapun akan dilakukan.

"Mereka sering main kesini, kamu punya ps??" tanya Jeno, mereka yang dimaksud itu teman - teman cowok Viola.

Tidak salah, tidak benar juga. Alasan kenapa cewek itu punya PlayStation karna dirinya memang suka main game. Bukan hanya cowok yang boleh suka main ps, kan?

Sepupunya itu kebanyakan cowok, jadi kalau mereka berkumpul sudah pasti main ps. Makanya Viola yang suka rebahan ini punya PlayStation dirumahnya.

"Aku main ps dari sd. Sepupuku rata-rata cowok. Cewek - cewek jauh lebih tua. Nggak ngerti sama obrolan mereka selagi ngecat kuku waktu itu." ujar Viola, mengingat bagaimana bingungnya dia mendengar percakapan kedua kakak sepupunya yang sudah Sma.

Jeno tertawa mendengarnya, membayangkan bagaimana lucunya Viola kecil yang kebingungan.

"Ayo, mau main lagi ngga?" tanya Viola,

"Ajarin aku dulu." ujar Jeno entah kenapa sangat lucu dimata Viola, bagaimana cowok itu mengerucutkan bibirnya tanpa sadar.

"Yaudah. Kita masak mie dulu gimana? Aku laper." Viola bangkit dari posisinya dan langsung diikuti Jeno.

Seperti anak kecil yang takut kehilangan jejak Ibunya ditengah keramaian, Jeno mengikuti Viola berjalan ke dapur.

"Oh ya, kamu harus cobain resep mie kuah margarin dua cabeku." ucap Viola dengan tersenyum percaya diri.

"Kamu bisa masak?"

"Bisa! Air sama nasi goreng." jawaban Viola yang tidak terduga dan selalu bisa saja membuat Jeno tertawa.

Mungkin, menurut orang tidak lucu, tapi baginya lucu.

Yah, maklumi saja budak cinta.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] Pacar (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang