;sembilan

80 4 1
                                    

   "JIIINN!!!" teriak Viola histeris ketika melihat kehadiran cowok tersebut.

Berbanding dengan Hyunjin yang terlihat malas untuk masuk sekolah itu segera meletakkan tasnya diatas meja untuk menjadi alas kepalanya. Melanjutkan tidurnya yang dirasa belum cukup dirumah.

Viola sudah duduk dibangku depan Hyunjin, menepuk-nepuk pundak cowok itu agar bangun. "jiiinnn, ih, masa tidur sih??!!"

Hyunjin mengangkat wajahnya dan betapa terkejut dirinya ketika mendapati senyum Viola yang jarang sekali diperlihatkan. Senyum manis yang hanya membuat kurva melengkung, tanpa menampilkan deretan giginya.

Jantungnya, tidak siap. Wajah itu kembali disembunyikannya, membuat Viola kesal bukan main.

Apa - apaan sih, Hyunjin ini. Tidak ingin mendengar cerita Viola.

"Hyunjin.. " panggil Viola dengan nada lembutnya.

Oh, tolong hentikan Viola.

"Jin.. " Jari - jari Viola bermain diatas kepala Hyunjin, menyisirnya, mengelusnya.

Hyunjin enggan bangun. Ia menikmati setiap gerakan jari - jari Viola. Entah sampai kapan Hyunjin tidak ingin membiarkan ini berhenti terlalu cepat.

Tapi, sepertinya ia tidak begitu beruntung. Karna tiba - tiba saja jari Viola sudah berhenti bermain diatas kepala Hyunjin membuatnya mau tidak mau mengangkat wajahnya yang disembunyikan di tumpukan kedua tangannya.

Salah satu alisnya naik melihat Jeno. Tangannya yang memberhentikan aktivitas Viola. Kepalanya mengadah keatas, sebelum tubuhnya bergerak bangkit dari posisinya, kaki bangkunya ditendang oleh Hyunjin.

Viola hanya menatap Hyunjin, bingung.

"Lo ngapain disini?" tanya Hyunjin,

Jeno menautkan tangannya dengan tangan Viola, mengangkatnya tinggi - tinggi untuk Hyunjin lihat. "Nyamperin pacar gue." ucapnya dengan nada tidak mau kalah.

Salah satu sudut bibirnya tartarik, mengulas senyum miring. Pacar? Hyunjin kesal mendengarnya.

Bug!

"HYUNJIN!" teriak Viola terkejut ketika Hyunjin tiba-tiba memukul wajah Jeno.

Salah satu tangan Hyunjin menarik kerah Jeno. "Jawab, siapa yang kasih lo dare atau taruhan ini?! Jawab!!!" ucap Hyunjin penuh emosi dengan tangannya yang lain siap menonjok cowok itu lagi.

"HYUNJIN STOP!" ujar Viola yang sudah bangkit dari posisinya dan hendak memisahkan pacar dan sahabatnya itu.

Jeno bukannya takut malah memamerkan senyuman miringnya yang mana membuat Hyunjin emosi dan hendak kembali memukulnya. Sebelum, akhirnya Viola lebih dulu menendang tulang kering cowok itu sampai membuatnya mundur.

"Hyunjin. Stop." ucap Viola penuh penekanan dengan menunjuknya.

Hyunjin meringis merasakan nyeri pada tulang keringnya. Melihat Viola kini menatapnya marah dan melindungi Jeno membuatnya semakin kesal dan langsung melenggang pergi darisana. Terlebih menyadari orang - orang sudah banyak yang menatap kearahnya.

Jelas, siapa juga yang membuat keributan di pagi hari?

Viola tidak peduli dengan Hyunjin yang pergi keluar dari kelas, cewek itu lebih peduli pada luka Jeno.

Salah satu tangannya yang menangkup wajah Jeno, berpindah menggandeng tangan cowok itu."Ayo ke uks." ucapnya, sebelum menarik cowok itu keluar dari kerumunan.

Hyunjin benar - benar diluar akal.

Viola tidak mengerti apa masalah sahabatnya satu itu sampai menonjok Jeno tanpa berpikir seperti ini. Kalau dia melapor pasti Hyunjin akan kena hukuman. Scors? Mungkin. Padahal absennya sudah mulai membaik.

"No, maaf yah.. " ucap Viola merasa benar - benar bersalah akan wajah mulus Jeno yang sekarang memar.

Cowok itu malah tersenyum, "bukan salah kamu." ujarnya dengan mengelus tangan Viola yang masih digenggamnya.

"Iya, tapi hyunjin itu sahabat aku. Salah aku juga kenapa dia bisa nonjok kamu. Padahal dia belum denger cerita aku, malah udah nuduh kamu."

"Its, okay." ucap Jeno yang justru menenangkan Viola.

Jeno meringis kala kapas yang dibasahi alcohol itu menyentuh lukanya membuat Viola menggigit bibirnya. "Ish. Kalo ketemu hyunjin nanti aku toyor kepalanya. Mabok itu anak kayaknya." ujar Viola yang mana membuat Jeno mengambil salah satu tangannya lagi yang memegang kapas.

Kedua tangannya itu digenggam oleh Jeno, "vi, jauhin hyunjin yah?" ucapnya membuat Viola terkejut hingga kedua matanya melebar.

"Aku ngga suka liat kamu bagi kasih sayang ke cowok lain."

"Tangan kamu, cuma boleh nyentuh rambut aku, wajah aku. Gandeng tangan aku dan peluk aku. Ngga boleh ke cowok lain. Aku gasuka berbagi." ucap Jeno.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] Pacar (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang