Extra Chapter (1)

25 2 11
                                    

    Kedua orang itu tertawa didalam mobil perihal jokes ringan yang dilontarkan dari salah satu mereka.

Viola, cewek yang baru saja melontarkan jokes nya itu tertawa lepas akan ucapannya sendiri. Namun, selain candaan yang didapat cewek itu memang lumayan lucu, Jeno tertawa juga karena cewek itu.

"Okay. Bentar." ucap Viola menyalakan ponselnya untuk mengecek kembali catatan sang mama yang harus dibelinya.

Kedua pasangan muda itu hendak belanja di supermarket terdekat. Membelikan bahan-bahan untuk penyimpanan satu bulan titipan mama Viola yang tengah sibuk didapur karna pesanan kuenya lumayan banyak menyebabkan ibu satu anak itu tidak bisa pergi.

Setelah memarkirkan mobilnya keduanya itu langsung masuk dengan mendorong sebuah troli yang kebetulan diambilnya dari depan.

"Kemana dulu??" tanya Jeno, menarik lengan Viola yang hampir menabrak orang karna matanya terus menatap ponselnya.

"Eh, ke.... kemana dulu yah?" ujarnya malah balik bertanya membuat Jeno sontak tertawa.

"Boleh aku liat listnya??" pinta cowok itu dan langsung diserahkan ponsel Viola padanya.

"Hmm.. "

"Oh, my god." Jeno langsung mengangkat pandangannya ketika mendengar pacarnya itu berseru,

"Kita harus beli itu." ucapnya dengan menunjuk donat kentang yang ditaburi gula putih.

Jeno lagi-lagi tertawa, melihat cewek itu berlebihan responnya hanya melihat donat kentang.

"Sumpah, aku pengen banget dari kemarin."

"Iyah, nanti kita beli." ucap Jeno yang mengusap kepala cewek itu sebelum ditariknya untuk memulai misi belanja mereka.

Siapa sangka Jeno akan berperan penting sore ini? Viola berubah menjadi anak kecil membuat Jeno seperti membawa anak bukan pacar, karna cewek itu selalu teralihkan pada barang-barang yang tidak ada didalam list belanjaan.

"Noooo, lucu banget." entah itu sudah keberapa kalinya Viola mengomentari barang yang mencuri atensinya ketika dilewati.

Viola mengerjap kedua matanya, ketika Jeno memberhentikan langkahnya yang mana membuatnya yang ditarik cowok itu ikut berhenti.

"Sinih,"

"Hah-"

"Jenoooo!!" cewek itu terkejut ketika tubuhnya diangkat dan dimasukkan kedalam troli. Yang benar saja? Dia ini bukan anak kecil lagi.

"Nah, daripada nanti kamu ilang, susah nyarinya." ujar Jeno disertai tawanya yang ringan.

"Ihh emang aku anak kecil??"

"Iyah. Nggak sadar??"

"Ihhh, jeno maluuu."

"Ya, jangan diliatin. Biarin aja."

"Astaga." Viola menghela napasnya ketika cowok itu sudah mulai mendorong trolinya kembali.

Akhirnya mereka menjalankan misi mereka supermarket itu dengan mendapatkan perhatian banyak orang. Jelas. Namun, Viola lama-lama sepertinya malah nyaman tidak harus berjalan, hanya saja membiarkan tubuhnya sementara untuk timpa barang-barang.

Tidak lama, Jeno yang terlalu pintar itu dapat menyelesaikan misi mereka dalam sekejap. Viola curiga cowok itu mantan pegawai disini. Habisnya ketika cewek itu menyebutkan barangnya Jeno seperti tahu bisa mendapatkannya dimana.

Viola juga tidak rewel karna terdistraksi seperti sebelumnya selama ditroli. Cewek itu membantu pacarnya dengan memegang ponselnya untuk melihat notes yang dibuat sang mama dan menandainya jika barang tersebut sudah masuk troli.

[2] Pacar (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang